Jakarta – Bagi masyarakat Indonesia khususnya Jakarta di tahun 1973, digemparkan dengan kedatangan Juara Tinju Kelas Berat paling terkenal sedunia saat itu, Muhammad Ali. Berita akan datangnya Muhammad Ali ke Jakarta sangat dinantikan, karena pada masa itu sangat jarang seorang yang sangat terkenal di dunia hadir di Jakarta/Indonesia. Muhammad Ali akan melakukan pertandingan melawan Rudi Lubbers di Gelora Senayan Jakarta.
Pertandingan Ali vs Lubbers sendiri adalah pertandingan non gelar, pertandingan ini hanyalah pertandingan pemanasan bagi Muhammad Ali sebelum pertandingan ulangnya melawan musuh bebuyutannya Joe Frazier. Sedangkan Lubbers adalah petinju Belanda yang bertanding di lingkup tinju Eropa. Walaupun hanya pertarungan non gelar tetapi tidak mengurangi animo masyarakat Jakarta yang tidak ingin melewatkan kesempatan langka menonton Muhammad Ali secara langsung. Tiket ludes terjual hanya beberapa waktu setelah mulai dijual. Bahkan di tangan para calo harga tiket bisa berlipat kali dan itupun masih diburu oleh para calon penonton. Tidak kurang 35 ribu penonton memadati arena pertandingan dengan membeli tiket yang tidak murah harganya untuk saat itu.
Selain nama besar Muhammad Ali, calon lawannya yang berasal dari Belanda membuat antusias publik semakin tinggi. Sentimen sejarah membuat Publik ingin melihat petinju Belanda itu dihajar habis habisan oleh Muhammad Ali. Bila dilihat dari peringkat maka Muhammad Ali jauh lebih diunggulkan, bahkan Ali sesumbar akan menjatuhkan lawannya sebelum ronde ke 5. Namun di atas ring Rudi Lubbers memberikan perlawan hebat, sehingga lebih dari ronde ke lima pertandingan masih berjalan seru. Pertandingan baru berakhir di ronde ke 12 dengan kemenangan TKO yang oleh Muhammad Ali. Penontonpun bersorak sorai menyambut kemenangan Muhammad Ali.
Sosok Ali bagi warga Jakarta akan selalu dikenang sebagai petinju kelas dunia yang sangat rendah hati. Ali dengan senang menemui para penggemarnya di luar acara resmi bahkan berjalan jalan di kota Jakarta dan sempat naik becak, alat transportasi rakyat Jakarta saat itu. Muhammad Ali akan selalu mendapatkan tempat di hati warga Jakarta tidak hanya yang hidup di saat itu tapi juga oleh penggemarnya yang terbuai oleh nama besar, gaya bertinjunya yang unik dan kehidupannya yang flamboyan serta kerendahan hatinya.
(Yp/teamKB)
Berita lainya
Menanti Gelar Juara Dari Jonatan Christie Dan Fajar/Rian
Madison Keys Juarai Grand Slam Pertamanya
Werder Bremen Imbangi Dortmund 2-2