Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Atraksi Untuk Sebuah Konten


Jakarta – Pertarungan dua atlet dari aliran beladiri yang berbeda adalah hal yang tidak asing lagi bagi para pengemar olahraga beladiri. Sejak  tahun 70an petinju Muhammad Ali sudah pernah bertarung melawan pegulat dan pesumo dari Jepang di atas ring. Sedangkan beberapa tahun yang lalu petinju Floyd Maywheather Jr bertarung melawan Juara MMA UFC Conor McGregor. Pertarungan antar dua olahraga beladiri yang berbeda memang memerlukan aturan khusus yang disepakati bersama karena perbedaan aturan.

Biasanya pertarungan antar dua petarung dalam bentuk pertarungan eksebisi dengan tujuan utama adalah memberikan tontonan yang menghibur dan disukai lebih banyak orang yang menyukai para jagoan dari olahraga masing masing. Pertarungan ini juga dipakai sebagai promosi agar lebih dikenal banyak orang.

Pada hari Senin 7 Juni 2021mendatang akan digelar pertarungan eksebisi antara Floyd Maywheather Jr dengan Paul Logan. Yang menjadi kontroversial dari pertarungan ini adalah seorang petinju juara dunia akan bertarung melawan seorang Youtuber ternama yang memilki jutaan subcribers dan followers di sosial medianya. Sang petinju memang terkenal sebagai salah satu atlet yang pandai dalam mengumpulkan uang dengan bayaran termahal di dunia. Kemewahan selalu ditunjukkan dalam kesehariannya. Namun sebagai petinju profesional diapun memiliki rekor yang luar biasa, menjadi Juara Dunia kelas menengah dengan rekor tak terkalahkan serta mengalahkan petinju petinju hebat seperti Oscar De La Hoya, Shane Mosley dan Manny PacMan Paquiao.

Sementara sang Youtuber Paul Logan, pertarungan bertajuk “Bragging Rights” yang akan diadakan di Hard Rocks Stadium, Miami Gardens, Florida adalah murni sebagai konten bagi sosial medianya. Dengan imbalan bayaran yang tidak kecil Floyd Maywheather Jr menerima tantangan pertarungan eksebisi ini. Acara ini sebenarnya tidaklah layak disebut sebagai sebuah pertarungan, tidak hanya karena kemampuan yang tidak seimbang antara seorang Juara Dunia tinju profesional melawan seorang yang tidak memiliki kemampuan  beladiri profesional. Pertandingan ini lebih pantas disebut pertunjukkan Televisi yang murni sebagai hiburan dan sebuah konten untuk sosial media. Jauh dari sebuah tontonan olahraga apalagi pertarungan antar jagoan beladiri.

(Yp/teamKB)