Jakarta – Olimpiade seharusnya menjadi ajang yang menjunjung tinggi sportifitas dan ajang persahabatan yang setara tanpa mengenal perbedaan apapun juga. Namun sangat disayangkan masih saja ada masalah lain di luar olahraga yang mewarnai Olimpiade Tokyo 2020 ini. Masalah tersebut menyangkut perbedaan status dan politik yang ada diantara atlet peserta.
Kasus politik pertama yang terbawa dalam Olimpiade Tokyo 2020 adalah mundurnya seorang atlet judo Aljazair yang menolak bertanding melawan pejudo asal Israel.
Fethi Nourine memutuskan mundur dari Olimpiade Tokyo 2020 pada Jumat (23/7/2021). Sebab, undian membuatnya berpotensi berjumpa dengan atlet Israel.
Nourine, yang turun di nomor -73 kilogram putra, berpotensi menghadapi Tohar Butbul. Namun, Nourine memutuskan mundur sebelum pertandingan dilaksanakan, lantaran menolak melawan lawan asal Israel.
Sementara di judo, ini bukan kali pertama ada atlet negara lain menolak tanding melawan Israel. Iran bahkan kena sanksi larangan bertanding, yang hukumannya baru akan gugur pada 2023, setelah ada atletnya yang sengaja mengalah agar tak menghadapi lawan asal Israel.
Sementara di Olimpiade Rio 2016, judoka Mesir Islam El Shebaby juga dipulangkan karena menolak bersalaman dengan Or Sasson, yang mengalahkannya.
Sementara kasus kedua menimpa atlet anggota kontingen Taiwan. Dua atlet asal Taiwan berhasil meraih perak dan perunggu.Perak didapatkan dari cabang judo nomor 60 kg putra atas nama Yang Yung-Wei dan perunggu dari cabang taekwondo nomor 57 kg wanita atas nama Lo Chia-ling.
Namun kedua atlet itu harus menerima kenyataan bahwa bendera negaranya tidak dikibarkan saat acara penyerahan medali. Nama Taiwanpun tidak disebut dan muncul di acara yang penuh emosional tersebut.
Ternyata IOC hanya mengenal satu negara China sebagai peserta Olimpiade. Taiwan dianggap sebagai bagian dari Cina, sehingga disebut sebagai CinaTaipei. Demikian pula dengan bendera yang dikibarkan hanya sebuah bendera berlambangkan logo olimpiade.
Semoga hal hal ini tidak terjadi pada Olimpiade mendatang. Bila IOC mengakui dan mengijinkan kontingen yang berisikan para pengungsi mengikuti Olimpiade maka diskriminasi dan masalah di luar olahraga tidak perlu lagi terbawa dalam Olimpiade.
(Yp/teamKB)
Berita lainya
Penantian Panjang Franco Morbidelli
Prediksi Kereta Tua Kroasia Melawan Prancis
Prediksi Belanda Kontra Spanyol