Jakarta – Setelah hampir semua agenda turnamen olahraga, termasuk sepakbola mengalami pendjawalan ulang akibat pandemi yang mulai melanda dunia tahun lalu, kini muncul wacana untuk mengadakan Piala Dunia seuiap du atahun sekali.
Piala Dunia yang diadakan empat tahun sekali dianggap terlalu lama dan membutuhkan banyak waktu dan menghabiskan terlalu banyak energi untuk menyelenggarakan kualifikasi yang butuh waktu lebih dari tiga tahun. Untuk itu muncul wacana untuk mengadakan Piala Dunia setiap dua tahun sekali tanpa mengadakan kualifikasi. Sebagai gantinya peringkat FIFA yang menjadi acuan sebuah negara bisa mengikuti putaran final Piala Dunia.
Salah satu pengagas wacana tersut adalah mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger. Arsene Wenger mengungkapkan ide tersebut dengan kapasitasnya sebagai Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA. Menurutnya akan ada tontonan yang lebih menarik, sementara pemain bakal menjalani kompeisi lebih simpel karena tanpa kualifikasi.
Langsung saja wacana ini disambut dengan pro dan kontra dari berbagai pihak. Sebagian menyetujui namun banyak juga yang menentangnya. Salah satu alasan yang diajukan pihak yang menentang usulan tersebut adalah menurunnya kesakralan Piala Dunia yang sudah menjadi tradisi lebih dari setengah abad diselenggarakan selama 4 tahun sekali.
Penyelengaraan Piala Dunia yang terlalu sering akan membuat bosan para penikmat bola, karena diantara setiap penyelengaraan Piala Dunia sudah ada Turnamen Piala Eropa dan Copa America. Menjadikan Piala Dunia dua tahun sekali berarti membuat setiap tahun akan ada turnamen besar yang diadakan. Diyakini Turnamen besar yang diadakan setiap tahun akan membuat bosan para penggemar dan membuat tidak ada lagi turnamen yang ditunggu tunggu setiap empat tahun sekali.
(bP/teamKB)
Fotocover: trtworld.com
Berita lainya
Hasil Hari Kedua Indonesia Masters 2025
Jadwal Pertandingan Pekan Ke-20 Liga 1 BRI
Jadwal Matchweek Ke-7 Liga Europa Dini Hari Nanti