Jakarta – Di era 80an yang dianggap sebagai era keemasan NBA, banyak nama pebasket terkenal yang muncul dan menjadi bintang di NBA. Namun dari sekian banyak pemain bintang di era itu ada satu nama yang sangat lekat dengan NBA dan menjadi ikon kompetisi basket terbaik di dunia itu. Dia adalah Earvin “Magic” Johnson , pebasket dengan posisi point guard dari tim Los Angeles Lakers yang masuk dalam daftar 50 Pemain Terhebat dalam Sejarah NBA pada tahun 1996.
Di masa itu orang selalu mengidentikkan NBA dengan Magic Johnson, begitu pula sebaliknya orang mengenal Magic Johnson sebagai pemain NBA. Magic Johnson mempunyai peran penting mengenalkan NBA lebih mendunia hingga sangat akrab di telinga para penggemar olahraga khususnya bola basket.
Lahir di Lansing, Michigan pada tanggal 14 Agustus 1959, Earvin memperlihatkan kecintaannya akan bola basket sedari kecil. Semasa SMA di Everett High School, Earvin mendapatkan julukan “Magic” dari Fred Stabley, Jr., penulis olahraga dari Lansing State Journal yang menyaksikannya mencetak 36 angka, 18 rebound dan 16 umpan dalam satu permainan. Di tahun terakhirnya di SMA, tim bola basket sekolahnya membukukan rekor 27 kali menang dan hanya 1 kali kalah.
Selepas SMA, dengan banyak universitas menawarkan beasiswa kepadanya, Earvin memilih Michigan State University, universitas yang lebih dekat, terutama setelah pelatih tim basket universitas tersebut menjanjikan posisi point guard padanya. awalnya Earvin berniat menyerlesaikan studinya, ilmu komunikasi, karena ingin menjadi komentator televisi dan tidak berminat berkarir sebagai pebasket professional .
Setelah dua tahun kuliah, dengan rata-rata mencetak 17 angka, 7,6 rebound dan 7,9 umpan dalam satu permainan, dan mengantongi gelar Most Outstanding Player dari kejuaraan basket antar universitas tahun 1979, Earvin akhirnya masuk dalam daftar pemain Asosiasi Bola Basket Nasional (National Basketball Association, NBA)
Earvin dipilih oleh Los Angeles Lakers dan membukukan rata-rata 18 angka, 7,7 rebound, dan 7,3 umpan dalam satu permainan selama musim permainan tahun 1979. Prestasinya ini membuatnya terpilih untuk masuk dalam tim Pemain Pemula Terbaik NBA. Di final 1980 ketika Lakers berhadapan dengan Philadelphia 76ers, pelatih Lakers menempatkan pemain setinggi 2,06 meter di posisi center di Permainan ke 6 dimana Earvin mencetak 42 angka, 15 rebound, 7 umpan, dan 3 steal. Earvin pun menjadi satu-satunya pemain pemula yang mendapatkan perhargaan Most Valuable Player Final NBA.
Setelah hasil kesehatan yang diambilnya sebelum musim pertandingan 1991-1992 menunjukkan bahwa ia mengidap HIV positif HIV, Earvin segera mengadakan konferensi pers dimana ia mengumumkan untuk pensiun. Pengumuman Earvin ini menjadi berita utama di penjuru Amerika Serika dan di tahun 2004 termasuk dalam 7 momen ESPN paling berkesan selama 25 tahun.
Pengumuman pensiun Earvin tidak menghentikan para penggemar bola basket untuk dalam memilihnya sebagai salah satu pemain di Permainan Pemain Bintang NBA (All-Star Game) tahun 1992. Walaupun beberapa pemain All-Star lain tidak menyetujui keberadaan Earvin di lapangan, namun setelah mengakhiri pertandingan dengan mencetak tiga angka yang meyebabkan tim Barat yang dibelanya menang 153-113, semua pemain dari kedua tim menyelamati Earvin. Earvin memperoleh gelar MVP di pertandingan ini setelah mencetak 25 angka, 9 umpan, dan 5 rebound.
Peraih 3 kali gelar MVP ini pun dipilih sebagai anggota tim basket untuk membela Amerika Serikat di Olimpiade 1992.
(bP/teamKB)
Fototitle: cnnindonesia.com
Berita lainya
Kemenangan Arab Saudi Dan Jepang Jaga Asa Indonesia
Empat Wakil Indonesia Di 8 Besar Swiss Open 2025
Jepang Jadi Negara Pertama Yang Lolos Ke Piala Dunia 2026