Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Kemenangan Sia Sia Yang Bersejarah Bagi Kamerun


Jakarta – Piala Dunia 2022 benar benar penuh kejutan, setidaknya hingga babak penyisihan Grup berakhir. Dua tim unggulan sama sama takluk dari lawan lawannya di laga penutupan. Setelah Portugal dikandaskan Korea Selatan, kini gilitan tim paling difavoritkan menjadi juara, Brasil yang ditekuk KAmerun dengan skor tipis 0-1. Ironisnya kemenangan bersejarah Kamerun atas Brasil itu tidak merubah posisi kedua tim. Brasil tetap lolos sebagai juara grup dan Kamerun tetap tereleminasi karena kalah poin dari Swiss.

Kandidat terkuat juara Piala Dunia 2022 harus tumbang di Grup G. Brasil harus mengakui keunggulan  Kamerun dengan skor 0-1 di Lusail Iconic Stadium, Sabtu (3/12/2022) dini hari WIB. Babak pertama dan babak kedua berjalan sangat sengit. Kamerun dan Brasil sama-sama melakukan jual beli serangan. Kedua tim sama-sama ingin menang. Akan tetapi, kualitas penyelesaian yang kurang baik dan penampilan apik kiper kedua tim jadi penentu laga ini sulit terjadi gol. Saat laga tampak akan berakhir imbang tanpa gol, Vincent Aboubakar muncul sebagai pahlawan. Golnya di menit ke-90+3 memastikan Kamerun menang. Aboubakar kemudian mendapat kartu kuning kedua akibat selebrasi buka baju.

Brasil sejak awal laga memeragakan permainan-permainan melalui dua sisi sayap. Para pemain sayap Brasil seperti Antony dan Gabriel Martinelli diberikan keleluasaan bermain-main dengan bola. Fred melepaskan umpan silang menggantung ke kerumunan yang ada di kotak penalti. Martinelli melompat dan menjangkaunya tanpa hambatan, serta mengarahkannya ke tiang jauh. Upayanya tersebut secara spektakuler diselamatkan oleh kiper Devis Epassy. Kamerun giliran mengancam gawang Brasil di menit ke-20. Pergerakan Eric Maxim Choupo-Moting berhasil lepas di sisi sayap dan mengirimkan umpan silang. Vincent Aboubakar yang ada di tengah, menyambutnya dengan baik. Akan tetapi, kali ini giliran kiper Ederson yang tampil unjuk gigi.

Foto: facebook

Brasil mendominasi penguasaan bola selama 30 menit pertama di atas 65 persen. Serangannya difokuskan di sisi sayap yang kemudian divariasikan dengan berbagai macam skema. Namun, belum ada yang berbuah manis. Brasil kembali memiliki peluang di menit ke 45+1, lagi-lagi dari Martinelli. Aksi individunya mengecoh tiga pemain Kamerun di tepi kotak penalti diakhiri dengan tendangan melengkung. Epassy bereaksi cepat mengamankannya. Skor imbang tanpa gol bertahan hingga jeda.

Memasuki babak kedua, kedua tim tetap tampil terbuka dan sama-sama ingin menang, terutama Kamerun yang wajib menang untuk bisa lolos. Serangan demi serangan selama 10 menit pertama masih terus terjadi. Sayangnya, upaya-upaya dari Kamerun lebih banyak tidak menemui sasaran yang memudahkan Ederson dalam bertugas. Barulah di menit ke-55, Brasil melakukan rotasi yang cukup besar. Tiga pemain sekaligus dimasukkan. Setelah serangan beruntun dari Brasil itu, intensitas permainan sempat berkurang. Walaupun masih bermain terbuka, energi yang terkuras memaksa serangan kedua tim jadi tidak lagi berkualitas.

Barulah di menit ke-78 tembakan tepat sasaran kembali terjadi. Kali ini Kamerun melalui tendangan spekulasi Toko Ekambi mencoba mengancam gawang Brasil. Tendangannya terlalu lemah untuk bisa diselamatkan Ederson. Epassy benar-benar jadi mimpi buruk bagi Brasil. Penampilannya di bawah mistar gawang menggagalkan setiap peluang terbaik sampai kurang baik Brasil. Sampai akhirnya, Kamerun berhasil menciptakan gol di menit ke-90+3. Berawal dari pergerakan di sayap kanan, Jerome Mbekeli melakukan early cross yang kemudian disambut sundulan Aboubakar. Ederson mati langkah untuk melakukan penyelamatan. Skor 1-0 membawa Kamerun angkat koper dengan bangga karena menaglahkan tim terbaik di dunia.

(Yp/timKB)

Sumber foto: facebook