Jakarta – Dua tim yang diperkuat para pemain yang lahir dan besar di luar negara yang bersangkutan akan bertemu di semifinal Piala Dunia 2022. Dua tim tersebut adalah Prancis dan Maroko. Hampir tidak ada ataupun hanya beberapa pemain saja yang asli kelahiran Prancis dan Maroko atau asli orang Prancis dan Maroko di kedua timnas tersebut. Keduanya didominasi para pemain yang lahir dan besar ataupun pemain naturalisasi yang memilih membela Prancis dan Maroko.
Prancis masih berpeluang mempertahankan gelar Piala Dunia dengan menembus semifinal di Qatar. Les Bleus kini sedang fokus untuk melawan Maroko. Namun, kisah sukses Prancis sebagai salah satu kandidat juara di Piala Dunia 2022 tak bisa dilepaskan dari pengaruh para imigran. Mereka kerap berkontribusi ketika dimainkan. Maklum, Piala Dunia 2022 kembali menegaskan hegemoni Prancis dalam sepak bola. Sebagai juara bertahan, pasukan Didier Deschamps kembali lolos ke semifinal. Mereka kini berpeluang menjadi tim pertama yang mempertahankan gelar setelah terakhir kali dilakukan Brasil pada Piala Dunia 1962.
Tak bisa dibantah, peran para imigran telah sukses menyempurnakan tim berlogo Ayam Jantan ini. Sebab, cukup banyak diantara mereka yang akhirnya menjadi pahlawan negara. Pada 12 Juli 1998, Prancis memenangkan Piala Dunia pertamanya setelah mengalahkan Brasil pada final di Stade de France, Paris. Zinedine Zidane menjadi buah bibir pada saat itu Zidane yang menjadi bintang dengan dua golnya adalah generasi kedua imigran Aljazair dari daerah kelas pekerja di Marseille.
Dia berkolaborasi dengan pemain keturunan Armenia, Ghana, Senegal, dan Guadeloupean. Tim yang biasanya dijuluki Les Bleus kala itu mendapat julukan baru dari media, “Black, Blanc, Beur” (Hitam, Putih dan Arab). Mereka disanjung sebagai contoh dari integrasi yang sukses. Surat kabar Prancis Le Monde menyebut mereka sebagai “simbol keragaman dan persatuan negara”. Presiden Prancis saat itu Jacques Chirac menggambarkan mereka sebagai “tim tiga warna dan beraneka warna” yang telah menciptakan “citra indah Prancis dan kemanusiaannya”.
Sementara timnas Maroko juga setali tiga uang dengan Prancis. Sebagai contoh , dua bintang MAroko, Aschraf Hakimi dan Hakim Ziyech yang lahir dan besar di Eropa, namun mereka lebih memilih membela timnas Maroko,t empat kelahiran orang tua mereka. Begitupun dengan para pemain Maroko lainnya yang sebagian malah adalah anak anak pengungsi akibat konflik di Timur Tengah. Mereka besar di pengungsian dan memulai karier sepakbola di negara lain, namun kemudian ditaawarkan pemerintah Maroko untuk memperkuat timnas. Karenanya julukan tim PBB sering disematkan pada timnas Maroko. Demikian pula banyak pihak yang meragukan nasionalisme para pemain Maroko yang beraal dari berbagai penjuru dunia.
Apapun sejarahnya, keduanya akan mengukir sejarah bia berhasil lolos le final Piala Dunia 2022. Prancis akan berpeluang menjadi negara yang menjadi Juara Dunia berturut untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sedangkan Maroko akan menjadi negara di luar Eropa dan Amerika Latin yang berhasil lolos ke final Piala Dunia.
(bP/timKB)
Sumber foto: bolasport.com
Berita lainya
Taylor Fritz Singkirkan Adam Walton
Aryna Sabalenka Melaju Ke Perempatfinal Miami Open
Jimmy Butler Bawa Heat Bungkam Warriors