Jakarta – Sejarah sepakbola banyak melahirkan para pemain yang memiliki kemampuan sebagai penendang tendangan bebas spektakuler, seperti David Beckham, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Namun para bolamania tidak akan pernah melupakan nama seorang pemain Real Madrid asal Brasil yang mempunyai tendangan yang dikenang sebagai tendangan pisang yang dicetak oleh Roberto Carlos. Hingga saat ini tendangan bebas Roberto Carlos itu masih dianggap sebagai tendangan bebas terindah dalam sejarah.
Roberto Carlos mencetak gol itu dalam sebuah laga di Tournoi de France antara timnas Prancis melawan timnas Brasil, yang digelar pada 3 Juni 1997. Melawan Prancis dalam laga pembuka yang berlangsung di Stadion Gerland, Carlos mencetak gol pada menit 21′ saat kedudukan masih imbang 0-0. Awalnya, sebuah free kick didapat Brasil dari jarak 35 meter ke gawang Prancis. Roberto Carlos lalu mengambil tendangan bebas tersebut. Dari jarak sejauh itu Carlos melakukan ancang-ancang jauh kemudian berlari menyepak bola dengan kaki kiri bagian luar.
Tak diduga bola sepakannya melengkung melewati pagar betis yang dibuat Patrick Vieira, Zinedine Zidane, Florian Maurice, dan Didier Deschamps, serta Marcel Desailly yang berjaga di belakang keempatnya. Bola yang dilesatkan Carlos melengkung cepat dan masuk ke dalam bagian sisi kiri gawang yang dijaga kiper Fabien Barthez. Barthez sendiri salah mengira datangnya bola karena ia mengira Carlos akan mengarahkan bola ke sisi kanan gawangnya. Semua takjub dibuatnya, tak terkecuali bagi Carlos yang tak mengira sepakan kerasnya bisa berbuah gol yang indah. Sejak saat itu tendangan bebas Roberto Carlos dijuluki tendangan pisang yang masih diingat hingga saat ini.
Roberto Carlos da Silva Rocha (lahir 10 April 1973) Garça, São Paulo, Brazil. Carlos lalu mengasah bakat alamnya sebagai remaja penggemar di pinggiran jalan yang kemudian membawanya ke klub sepakbola pertama dalam kariernya. Roberto Carlos memulai karir profesionalnya bermain untuk União São João, sebuah klub sepak bola yang berbasis di Araras di negara bagian São Paulo. Pada tahun 1992, meski bermain di klub yang dianggap lebih rendah dan baru berusia 19 tahun, dia dipanggil untuk tim nasional Brasil.
Usai bermain impresif bersama juara Amerika Latin, Palmeira, Carlos mulai dilirik klub klub Eropa. Inter Milan menjadi klub Eropa pertama yang menjadi tujuannya. Hanya bermain satu musim di Inter, Carlos bergabung ke Real Madrid, yang kemudian menjadikannya seorang legenda dan menjadi bagian dari Los Galacticos edisi pertama Los Blancos. Dalam karier panjangnya di Madrid, Carlos berkesempatan bermain dengan pemain pemain top dunia seperti Ronaldo Rosario, Luis Figo , David Beckham. Ruud Van Nistelrooy dan Zinedine Zidane.
Seiring bertambahnya usia dan mulai tersisih oleh para pemain muda, Carlos meninggalkan Real Msdrid dan berkarier di klub Turki dan Rusia. Namun penampilannya dianggap sudah habis dan tidak lagi kompetitif dangan para pemain muda. Akhirnya Carlos memutuskan hijrah ke Liga India dan sebagai pemain sekaligus pelatih untuk tim Delhi Dynamos hingga akhirnya mengakhiri karier profesionalnya di klub tersebut. Di timnas Brasil, Roberto Carlos beruntung menjadi generasi emas Brasil bersama Ronaldo Rosario, Ronaldinho, Kaka, Rivaldo dan Cafu yang berhasil menjadi juara Piala Dunia 2002.
(bP/timKB).
Sumber foto: ligaolahraga.com
Berita lainya
Jadwal NBA All Star 2025
Augsburg Paksakan Leipzig Raih Hasil Imbang
Brighton Dua Kali Kalahkan Chelsea Dalam Satu Pekan