Jakarta – Di tahun 80’an tersebut nama seorang pembalap yang menjadi salah satu pembalap terbaik di era itu. Alain Prost, lahir pada 24 Februari 1955 di Lorette, Loire, Perancis, adalah ikon balap Formula 1 (F1) yang nama dan prestasinya akan selalu dikenang dalam sejarah balapan. Dijuluki sebagai ‘The Professor’, Prost terkenal dengan gaya balapannya yang elegan, bukan hanya berfokus pada kecepatan, namun juga strategi dan kecerdasan.
Ketertarikan Prost pada balapan dimulai ketika dia berusia 14 tahun, saat itu dia mulai tertarik dengan kart. Dengan tekad kuat dan dedikasi tinggi, Prost memenangkan beberapa kejuaraan karting dan pada tahun 1974, dia berani meninggalkan sekolah untuk menjadi pembalap penuh waktu. Langkah ini membuktikan dirinya saat dia berhasil memenangkan Kejuaraan Karting Senior Prancis pada tahun 1975 di Formula Renault.
Alain Prost kemudian memenangkan Kejuaraan Formula Renault Eropa tahun 1977. Dengan dua gelar ini di genggaman, Prost naik ke level berikutnya dan beralih ke Formula 3. Dia kembali menunjukkan kelasnya dengan memenangkan Kejuaraan F3 Prancis dan Eropa pada tahun 1978 dan 1979. Kesuksesan ini menjadi pintu masuknya ke panggung balap utama, Formula 1.
Pada tahun 1980, Prost menandatangani kontrak dua tahun dengan McLaren di Formula 1. Namun, perjalanan ini tidak berlangsung mulus. Pada akhir musim pertama, Prost mulai meragukan cara tim menjalankan kompetisi, terutama tentang keselamatan dan masalah mekanis. Akibat konflik ini, Prost memutuskan kontraknya lebih awal dan menandatangani kontrak baru dengan Renault.
Di tim Prancis ini, Prost meraih kemenangan pertamanya dan delapan kemenangan lainnya dalam tiga tahun berikutnya. Namun, perselisihan kembali muncul dengan manajemen tim yang menyalahkannya karena gagal memenangkan kejuaraan. Hal ini membawa Prost kembali ke McLaren pada 1984.
Musim pertamanya berakhir dengan Prost menjadi runner-up Formula 1. Namun, pada musim kedua, 1985, Prost membuktikan dirinya dengan meraih gelar juara dengan 71 poin. Pada tahun 1986, Prost menjadi juara back-to-back pertama dalam 26 tahun, dan pada akhir 1987, dia telah memenangkan lebih banyak Grand Prix daripada pembalap lain dalam sejarah. Pada saat itu, dia adalah pemegang rekor kemenangan terbanyak, yakni 51 kali, sebelum rekor ini dipecahkan oleh Michael Schumacher di kemudian hari.
Namun, apa yang paling diingat dari karir Prost adalah rivalitasnya dengan pembalap Brasil, Ayrton Senna. Rivalitas ini dimulai ketika Senna bergabung dengan McLaren pada 1988. Persaingan sengit dan fenomenal antara Prost dan Senna terlihat dalam serangkaian tabrakan kontroversial, termasuk tabrakan di Grand Prix Jepang 1989 yang memberikan Prost gelar Kejuaraan Pembalap ketiganya.
Namun, setahun kemudian di tempat yang sama, Prost yang mengendarai Ferrari, kalah dalam tabrakan dengan Senna. Pada akhir musim 1991 tanpa kemenangan, Prost dipecat oleh Ferrari karena kritik publiknya terhadap tim.
Setelah cuti panjang pada tahun 1992, Prost bergabung dengan tim Williams dan memenangkan kejuaraan tahun 1993. Dia pensiun dari balapan Formula 1 pada akhir tahun, mengakhiri karir yang penuh warna dan drama.
Selama 13 musim yang ia jalani, Prost meraih empat gelar juara dunia pada tahun 1985, 1986, 1989, dan 1993. Prestasi ini mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pembalap terbaik dalam sejarah Formula 1. Meskipun karir balapnya telah berakhir, Prost tetap berada di hati para penggemar balap, baik karena prestasi maupun gaya balapnya yang elegan dan cerdas. Dia benar-benar ‘The Professor’ dalam dunia balapan Formula 1.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Berita lainya
Novak Djokovic: Pemegang Rekor Grand Slam Terbanyak
Lucien Laurent: Pencetak Gol Pertama Di Piala Dunia
Ma Long: Sang Diktator Tenis Meja Dunia