Jakarta – Hendrik Johannes Cruijff, atau lebih dikenal dengan Johan Cruyff, adalah legenda hidup sepak bola Belanda yang lahir pada 25 April 1947 di Amsterdam. Sebagai pemain dan manajer sepak bola profesional, Johan Cruyff tidak hanya berpengaruh pada dunia sepak bola Belanda, tetapi juga dunia internasional. Nama Johan Cruyff sudah menjadi ikon dan dikenal sebagai pemain terbaik Eropa abad ini.
Cruyff memulai karirnya di Ajax, klub besar Belanda, pada tahun 1964. Dalam dua musim berikutnya, ia sukses menjadi pencetak gol terbanyak di klub dan membantu klub memenangkan gelar liga. Debutnya untuk timnas Belanda berlangsung pada tahun 1966, dan selama karirnya, ia memainkan total 48 pertandingan dengan mencetak 33 gol.
Pada tahun 1970, Cruyff membantu Ajax memenangkan liga Belanda serta piala liga. Keberhasilan ini berlanjut pada tahun berikutnya ketika ia membantu klub memenangkan Piala Eropa. Prestasinya semakin mengesankan ketika Cruyff mencetak dua gol dalam final Piala Eropa melawan klub Italia Inter Milan, yang mengantarkan Ajax memenangkan turnamen. Ia kemudian membantu Ajax memenangkan 6 gelar liga dalam waktu 9 tahun. Di musim terakhirnya, Cruyff berhasil membantu klub memenangkan Piala Eropa ketiga secara beruntun. Cruyff mencetak total 250 gol di semua kompetisi dan menjadikan Ajax sebagai klub terbaik di Eropa.
Setelah musim 1973 berakhir, Cruyff pindah ke Barcelona yang saat itu membayar biaya rekor dunia untuk jasanya. Cruyff menjadi rekrutan terpenting bagi Barcelona saat ia membantu klub memenangkan gelar liga di musim pertamanya. Kemenangan ini mengakhiri penantian Barcelona selama empat belas tahun untuk meraih gelar liga. Puncak prestasinya di Barcelona adalah ketika dia membantu klub mengalahkan Real Madrid 5-0 di Madrid. Cruyff mencetak 48 gol liga dalam 143 pertandingan selama lima musim di Barcelona.
Pada tahun 1979, Cruyff memutuskan untuk meninggalkan Barcelona setelah ditawari kontrak yang menguntungkan oleh Los Angeles Aztecs di Amerika Serikat. Namun, pada musim berikutnya, ia memilih untuk bermain untuk Washington Diplomats. Setelah dua tahun di AS, Cruyff kembali ke Eropa untuk memainkan 10 pertandingan bersama klub Spanyol, Levante. Tak lama setelah itu, ia kembali ke Ajax.
Cruyff bergabung kembali dengan Ajax pada 1980 dan berhasil membantu klub memenangkan dua gelar liga berturut-turut. Namun, di musim berikutnya, ia memilih untuk bergabung dengan rival Ajax, Feyenoord. Di klub baru ini, Cruyff membantu Feyenoord meraih kemenangan di liga Belanda dan piala liga. Dia mengakhiri karir bermainnya di Feyenoord.
Pada tahun 1985, Cruyff memulai karirnya sebagai manajer di klub lamanya, Ajax. Ia berhasil memenangkan Piala Belanda di akhir musim pertamanya. Setelah tiga tahun di Ajax, Cruyff kembali ke Barcelona sebagai manajer. Dalam tiga tahun sejak menjadi manajer Barcelona, Cruyff memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1991 dan kemudian meraih Piala Eropa serta memenangkan gelar liga di masing-masing tiga musim berikutnya.
Cruyff memenangkan Ballon d’Or tiga kali, pada tahun 1971, 1973, dan 1974. Pada tahun 1999, ia terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa Abad Ini dalam pemilihan oleh Federasi Internasional Sejarah & Statistik Sepak Bola, dan berada di urutan kedua di belakang Pelé dalam jajak pendapat Pemain Terbaik Abad Ini. Cruyff juga termasuk dalam Tim Dunia Abad ke-20 pada tahun 1998, Tim Impian Piala Dunia FIFA pada tahun 2002, dan pada tahun 2004 masuk dalam daftar 100 pemain terbaik dunia FIFA yang masih hidup.
Johan Cruyff meninggal karena kanker paru-paru pada 24 Maret 2016, di Barcelona, Spanyol, pada usia 68 tahun. Meski telah tiada, namun warisan yang ditinggalkan Cruyff dalam dunia sepak bola tetap menjadi kenangan abadi. Sepak bola modern banyak dipengaruhi oleh pemikiran dan gaya permainannya. Cruyff tidak hanya diingat sebagai pemain sepak bola yang luar biasa, tetapi juga seorang visioner yang telah memberikan banyak inovasi dalam permainan sepak bola.
Johan Cruyff adalah contoh nyata bahwa sepak bola bukan hanya tentang mencetak gol, tetapi juga tentang bagaimana memainkan permainan tersebut dengan cantik dan elegan. Dalam hal ini, Cruyff telah mempengaruhi generasi berikutnya dan memastikan bahwa warisannya akan terus hidup selamanya.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Berita lainya
“The Battle of Ages” – Holyfield Bertahan Melawan Foreman
Spinks Vs Holmes 2: Pertandingan Ulang Kontroversial
Javier Sotomayor: Raja Lompat Tinggi Dunia Dari Kuba