Depresi atipikal adalah subjenis depresi yang memiliki ciri-ciri unik dan berbeda dari depresi mayor. Ini bukan berarti depresi atipikal jarang terjadi atau kurang serius, tetapi gejalanya memiliki beberapa perbedaan yang signifikan. Karakteristik ini membuat depresi atipikal menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam diagnosis dan pengobatan.
Apa yang Dimaksud dengan Depresi Atipikal?
Depresi atipikal ditandai dengan respons mood yang positif terhadap kejadian positif, yang tidak biasanya terjadi pada jenis depresi lain. Ini berarti seseorang dengan depresi ini mungkin merasakan peningkatan mood yang singkat ketika terjadi sesuatu yang baik, meskipun secara keseluruhan mereka merasa depresi. Fenomena ini menunjukkan kompleksitas emosi manusia dan bagaimana depresi dapat mempengaruhi seseorang secara berbeda.
Gejala
Depresi memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari bentuk depresi lainnya. Gejala-gejala khusus ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup individu, tetapi juga cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar.
Berikut ini adalah tanda dan gejalanya:
-
- Peningkatan nafsu makan: Penderita mungkin mengalami peningkatan nafsu makan yang signifikan.
- Bertambahnya berat badan: Sejalan dengan peningkatan nafsu makan, penderita juga mungkin mengalami kenaikan berat badan.
- Hipersomnia: Tidur terlalu banyak, namun masih merasa mengantuk di siang hari.
- Peka terhadap penolakan atau kritik: Penderita mungkin sangat sensitif terhadap penolakan atau kritik, yang dapat memengaruhi hubungan sosial dan pekerjaan mereka.
- Perasaan terbebani dan tidak berdaya: Penderita mungkin merasa sangat terbebani atau tidak berdaya, yang bisa berlangsung selama satu jam atau lebih setiap hari.
- Mood reactivity: Salah satu gejala khas dari depresi atipikal adalah peningkatan suasana hati sebagai respons terhadap peristiwa positif.
Penyebab
Meskipun penyebab pasti dari depresi atipikal belum sepenuhnya dipahami, para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan kondisi ini.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi atipikal:
-
- Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan depresi atau gangguan mood lainnya.
- Pengalaman masa kecil yang traumatis: Termasuk pelecehan fisik, seksual, atau emosional.
- Stresor lingkungan: Tekanan yang memicu stres, seperti kematian orang yang dicintai atau peristiwa hidup yang penuh tekanan.
- Gangguan kesehatan mental lainnya: Seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, kepribadian menghindar, gangguan dismorfik tubuh, atau fobia sosial.
- Penggunaan substansi: Konsumsi alkohol atau narkoba yang berlebihan.
Kombinasi dari faktor-faktor ini, bersama dengan faktor lain seperti perubahan kimia otak dan pengalaman hidup yang menyedihkan atau tidak menyenangkan, dapat berkontribusi terhadap timbulnya depresi atipikal.
Diagnosis
Diagnosis biasanya melibatkan beberapa langkah untuk memastikan bahwa gejala yang dialami oleh pasien sesuai dengan kriteria untuk depresi ini.
Berikut adalah proses umum yang mungkin dilakukan oleh profesional kesehatan:
-
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan pertanyaan mendalam tentang kesehatan pasien untuk membantu menentukan penyebab depresi.
- Tes Laboratorium: Setelah pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan melakukan tes darah, seperti hitung darah lengkap (HDL) atau tes tiroid pasien untuk memastikan bahwa tiroid berfungsi dengan baik.
- Evaluasi Psikologis: Pasien mungkin akan menjalani evaluasi psikologis yang melibatkan wawancara mendalam tentang gejala, riwayat kesehatan mental, dan bagaimana gejala tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari.
- DSM-5: Dokter atau psikiater akan merujuk pada Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM-5), untuk membandingkan gejala pasien dengan kriteria yang ditetapkan untuk depresi atipikal.
Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan tes untuk menyingkirkan kondisi lain yang dapat menyebabkan gejala serupa, seperti gangguan tiroid atau gangguan otak
Mengatasi Dan Pengobatan Depresi Atipikal
Mengatasi depresi atipikal melibatkan pendekatan yang komprehensif, yang sering kali mencakup kombinasi dari pengobatan medis, terapi psikologis, dan perubahan gaya hidup.
Berikut adalah beberapa metode yang direkomendasikan:
-
- Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan antidepresan untuk membantu mengatur neurotransmitter di otak yang memengaruhi mood dan emosi.
- Psikoterapi: Terapi, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu individu mengenali dan mengubah pola pikir atau perilaku yang tidak sehat, serta menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi dan memecahkan masalah.
- Perubahan Gaya Hidup, seperti:
- Berolahraga secara rutin untuk meningkatkan mood dan mengurangi stres.
- Mengonsumsi makanan bernutrisi untuk mendukung kesehatan fisik dan mental.
- Menerapkan teknik relaksasi seperti mindfulness atau latihan pernapasan.
- Menulis jurnal untuk merefleksikan perasaan dan mengidentifikasi pola pikir negatif.
- Mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman untuk berbagi perasaan dan mendapatkan perspektif baru.
- Dukungan Sosial: Berbicara dengan orang-orang terdekat atau bergabung dengan grup dukungan dapat memberikan rasa tidak sendirian dan memperkuat jaringan sosial.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda, dan apa yang efektif bagi satu orang mungkin tidak sama bagi orang lain. Oleh karena itu, sangat penting untuk bekerja sama dengan profesional kesehatan untuk menemukan strategi yang paling sesuai untuk mengatasi depresi atipikal.
Depresi atipikal adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi atipikal, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, orang dengan depresi atipikal dapat mengelola kondisi mereka dan menjalani kehidupan yang lebih memuaskan.
(EA/timKB).
Sumber foto: thewellnesscorner.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Dampak Psikologis Kehilangan Pekerjaan
Apa Dampak Stres Oksidatif Terhadap Tubuh?
Temukan Harmoni Melalui Pengalaman Sound Bath