Depresi merupakan gangguan mood yang serius dan dapat mempengaruhi setiap aspek kehidupan seseorang. Meskipun depresi dapat menyerang siapa saja, penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan pria.
Apa itu Depresi pada Wanita?
Depresi pada wanita adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasanya dinikmati, serta kehilangan energi atau motivasi. Gangguan ini dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk bekerja, belajar, atau berinteraksi dengan orang lain.
Seberapa Umumkah Depresi pada Wanita?
Depresi adalah kondisi yang cukup umum dan mempengaruhi banyak orang, termasuk wanita. Menurut data dari Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi depresi pada wanita mencapai 1,8%. Ini berarti hampir 2 dari 100 wanita di Indonesia mengalami depresi. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, yang prevalensinya hanya 1%.
Penelitian lain menunjukkan bahwa prevalensi depresi pada wanita di Indonesia bisa mencapai 2,9% dari populasi, yang berarti sekitar 8 juta wanita dari sekitar 270 juta penduduk mengalami gangguan depresi. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki prevalensi gangguan serupa sebesar 2% atau sekitar 5 juta orang.
Apa yang Menyebabkan Depresi pada Wanita?
Berbagai faktor unik yang berkaitan dengan kehidupan dan biologi wanita berkontribusi terhadap prevalensi yang lebih tinggi ini. Dari perubahan hormonal yang signifikan hingga tekanan sosial dan psikologis, wanita menghadapi tantangan khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.
Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan depresi pada wanita:
-
- Biologi dan Hormon: Perubahan hormonal yang terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, melahirkan, dan menopause memang dapat mempengaruhi suasana hati dan kesejahteraan emosional wanita. Misalnya, kondisi seperti Premenstrual Syndrome (PMS) atau Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), depresi postpartum setelah melahirkan, dan perubahan suasana hati selama perimenopause dan menopause adalah beberapa contoh bagaimana fluktuasi hormon dapat memicu gejala depresi.
- Penyebab Psikologis: Faktor psikologis juga memainkan peran penting. Tekanan sosial untuk memenuhi ekspektasi tertentu, seperti menjadi pekerja yang sukses sambil juga mengurus rumah tangga, dapat menciptakan stres yang berlebihan. Peran ganda ini sering kali menuntut wanita untuk membagi waktu dan energi mereka antara karier dan tanggung jawab keluarga, yang bisa sangat melelahkan dan berpotensi menyebabkan depresi.
- Penyebab Sosial: Faktor sosial seperti pengalaman traumatis, pelecehan seksual atau fisik, dan diskriminasi gender juga dapat meningkatkan risiko depresi pada wanita. Wanita yang telah mengalami trauma atau pelecehan mungkin menghadapi kesulitan dalam mengatasi pengalaman tersebut, yang dapat memicu depresi. Diskriminasi dan ketidaksetaraan gender di tempat kerja atau dalam masyarakat juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental wanita.
Apa Saja Tanda-tanda Depresi pada Wanita?
Tanda-tanda depresi pada wanita dapat mencakup berbagai gejala fisik dan emosional.
Berikut adalah beberapa tanda umum yang mungkin dialami wanita ketika mengalami depresi:
-
- Suasana hati yang rendah secara persisten: Perasaan sedih yang berkepanjangan atau kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.
- Kurangnya motivasi: Kesulitan untuk memulai atau menyelesaikan tugas.
- Penurunan minat dalam aktivitas yang menyenangkan: Kehilangan minat pada hobi atau kegiatan yang biasanya dinikmati.
- Menarik diri dari kehidupan sosial: Menghindari interaksi sosial dan kegiatan bersama orang lain.
- Kelelahan: Perasaan lelah yang konstan, bahkan tanpa melakukan aktivitas berat.
- Harga diri yang rendah: Perasaan tidak berharga atau bersalah yang berlebihan.
- Munculnya ide bunuh diri: Pemikiran tentang kematian atau bunuh diri.
- Perubahan berat badan: Penurunan atau peningkatan berat badan yang signifikan tanpa sengaja.
- Merasa cemas dan khawatir yang berlebihan: Kecemasan yang tidak dapat dikendalikan atau rasional.
- Mudah marah atau sensitif: Reaksi emosional yang berlebihan terhadap situasi sehari-hari
Jenis Depresi Unik yang Terjadi Pada Wanita
-
- Gangguan Disforik Premenstrual (PMDD): Bentuk parah dari PMS dengan gejala mood yang ekstrem sebelum menstruasi.
- Depresi Perinatal: Depresi selama atau setelah kehamilan yang bisa berdampak pada ibu dan bayi.
- Depresi Pasca Melahirkan: Depresi yang terjadi setelah melahirkan, dengan gejala seperti kesedihan berkepanjangan dan kesulitan merawat bayi.
- Depresi Perimenopause: Depresi selama transisi ke menopause, sering kali karena fluktuasi hormon.
Pengobatan Depresi pada Wanita
Pengobatan depresi pada wanita dapat melibatkan pendekatan medis dan non-medis, yang seringkali digunakan secara bersamaan untuk hasil terbaik.
Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang umum:
Pengobatan Medis:
-
- Obat Antidepresan: Obat-obatan ini bekerja dengan mengatur neurotransmitter di otak yang mempengaruhi suasana hati dan emosi. Ada berbagai jenis antidepresan, dan dokter akan memilih yang paling sesuai berdasarkan gejala, efek samping, dan kondisi kesehatan lainnya.
- Psikoterapi: Terapi ini melibatkan sesi percakapan dengan psikolog atau psikiater untuk membahas masalah yang mungkin menyebabkan depresi dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya
- Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy – CBT): CBT adalah jenis psikoterapi yang membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif.
Pengobatan non-medis untuk depresi pada wanita meliputi berbagai pendekatan holistik dan perubahan gaya hidup yang dapat membantu mengurangi gejala depresi.
Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:
-
- Perubahan Diet: Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan kacang-kacangan. Diet Mediterania, yang kaya akan biji-bijian, ikan, sayuran, buah, dan minyak zaitun, juga telah dikaitkan dengan penurunan gejala depresi.
- Olahraga: Aktivitas fisik teratur dapat meningkatkan endorfin dan neurotransmitter lain yang berperan dalam perasaan baik.
- Meditasi dan Yoga: Kedua praktik ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional melalui relaksasi dan kesadaran tubuh.
- Terapi Ekspresif: Melibatkan kegiatan seperti musik, seni, atau terapi berkuda, yang dapat membantu dalam mengekspresikan emosi dan mengatasi stres.
- Akupunktur: Sebuah metode pengobatan tradisional Cina yang dapat membantu dalam mengurangi gejala depresi.
- Teknik Relaksasi: Seperti teknik pernapasan dalam, yang dapat membantu dalam mengelola stres dan kecemasan.
- Dukungan Sosial: Berbicara dengan teman atau keluarga, bergabung dengan grup dukungan, atau berpartisipasi dalam aktivitas komunitas dapat memberikan dukungan emosional.
- Terapi Berjalan dan Berbicara (Walk and Talk Therapy): Menggabungkan terapi percakapan dengan berjalan di alam terbuka, yang dapat meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental secara keseluruhan.
Kapan Harus Mencari Bantuan?
Sangat penting untuk mencari bantuan profesional jika Anda atau orang yang Anda kenal menunjukkan tanda-tanda depresi. Dengan intervensi yang tepat, depresi dapat diatasi, memungkinkan individu untuk kembali menikmati kehidupan yang sehat dan memuaskan.
Depresi pada wanita merupakan masalah kesehatan mental yang serius dengan banyak penyebab yang beragam, termasuk faktor biologis, psikologis, dan sosial. Memahami tanda-tanda dan mencari pengobatan yang tepat adalah langkah krusial dalam mengatasi kondisi ini. Dengan dukungan yang tepat, wanita dengan depresi dapat meng atasi tantangan mereka dan menemukan jalan menuju pemulihan.
(EA/timKB).
Sumber foto: additudemag.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Achievemephobia: Mengatasi Ketakutan Akan Kesuksesan
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?
Fleksibilitas Mental: Kunci Menghadapi Dunia Yang Dinamis