Dalam perjalanan kehidupan, trauma seringkali menjadi bagian yang tak terelakkan. Artikel ini bertujuan untuk memahami mendalam tentang trauma, mulai dari pengertiannya, tanda dan gejala, penyebab, jenis, hingga dampak yang ditimbulkannya. Lebih dari itu, kita akan mengeksplorasi berbagai strategi pengobatan dan cara mengatasi trauma, dengan harapan dapat memberikan wawasan dan dukungan bagi mereka yang membutuhkannya.
Pengertian Trauma
Trauma adalah respon emosional yang berlebihan terhadap peristiwa traumatis yang mengancam keselamatan atau kesejahteraan individu, baik secara fisik maupun psikologis. Trauma dapat disebabkan oleh berbagai peristiwa, seperti kecelakaan, kekerasan, bencana alam, atau pengalaman traumatis lainnya.
Tanda dan Gejala Trauma
Tanda-tanda dari trauma bisa meliputi berbagai gejala emosional dan perilaku yang muncul setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis. Berikut adalah beberapa tanda yang umum:
-
- Depresi.
- Serangan panik.
- Menghindari pemicu (tempat, orang, suara, bau).
- Masalah ingatan,termasuk tidak mengingat aspek-aspek dari kejadian traumatis.
- Kelelahan fisik dan mental.
- Rendah diri.
- Hilangnya kepercayaan.
- Kilas balik dan mimpi buruk.
- Perasaan bersalah dan malu.
- Sakit fisik atau penyakit kronis.
- Gangguan tidur.
- Menyakiti diri sendiri, pikiran untuk bunuh diri, dan atau perilaku yang berisiko.
- Lepas kendali atau mati rasa.
- Kesulitan atau ketidakmampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan.
- Penggunaan atau ketagihan zat terlarang.
Apa yang menyebabkan trauma?
Penyebab trauma bisa sangat beragam dan tergantung pada pengalaman individu. Beberapa penyebab umum trauma meliputi:
-
- Kecelakaan: Kecelakaan lalu lintas, kecelakaan industri, atau kecelakaan lainnya dapat menyebabkan trauma fisik dan psikologis.
- Kekerasan: Pengalaman kekerasan fisik, pelecehan seksual, pelecehan verbal, atau kekerasan rumah tangga dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius.
- Bencana alam: Gempa bumi, banjir, badai, atau kebakaran besar dapat menyebabkan trauma akibat kehilangan harta benda, kehancuran, atau cedera fisik.
- Konflik bersenjata atau perang: Individu yang terlibat dalam konflik bersenjata atau perang, baik sebagai korban atau pelaku, berisiko mengalami trauma perang.
- Kematian mendadak: Kematian seseorang yang dicintai secara mendadak atau tragis bisa menjadi penyebab trauma.
- Cedera serius: Kecelakaan atau cedera serius di tempat kerja dapat menyebabkan trauma fisik dan emosional.
- Kegagalan pribadi: Pengalaman seperti kegagalan dalam hubungan, karier, atau kehidupan pribadi.
- Ketidakamanan finansial: Ketidakamanan finansial yang ekstrem, seperti kebangkrutan atau kehilangan pekerjaan, dapat memicu stres yang berujung pada trauma.
- Kekerasan masyarakat: Tingkat kekerasan yang tinggi di lingkungan masyarakat, termasuk terorisme dan konflik bersenjata di wilayah tertentu, dapat menyebabkan trauma kolektif.
- Diskriminasi: Pengalaman ketidakamanan, diskriminasi, atau pelecehan rasial, gender, atau seksual.
- Peristiwa mengancam: Mengalami hal yang mengancam rasa aman, seperti perampokan atau pelecehan di tempat umum.
Faktor risiko lain yang bisa mempengaruhi seseorang mengalami trauma termasuk memiliki riwayat trauma sebelumnya, pekerjaan yang meningkatkan risiko traumatis, masalah kesehatan mental, penyalahgunaan zat, dan kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan.
Jenis-jenis Trauma
Terdapat beberapa jenis trauma yang dapat memengaruhi seseorang, dan masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda. Berikut adalah penjelasan singkat tentang beberapa jenis trauma:
-
- Trauma Akut: Trauma ini terjadi sebagai hasil dari satu peristiwa stres atau berbahaya yang tiba-tiba, seperti kecelakaan, pemerkosaan, penyerangan, atau bencana alam.
- Trauma Kronis: Trauma kronis berkembang karena seseorang mengalami peristiwa traumatis berulang kali atau selama periode waktu yang panjang, seperti pelecehan berkelanjutan, intimidasi, atau kekerasan dalam rumah tangga.
- Trauma Kompleks: Trauma kompleks mungkin terjadi ketika seseorang mengalami berbagai peristiwa traumatis, seringkali dalam jangka waktu yang lama dan bisa melibatkan beberapa pelaku dan situasi, seperti tumbuh dalam keluarga yang disfungsional atau komunitas yang mengalami konflik berkepanjangan.
- Trauma Pengobatan: Trauma ini bisa terjadi akibat pengalaman tidak menyenangkan dengan proses pengobatan, rumah sakit, tenaga kesehatan, atau peralatan kesehatan, seperti ketakutan yang berlebihan terhadap rumah sakit atau tindakan medis tertentu.
- Trauma Bencana Alam: Trauma ini diakibatkan oleh kejadian besar seperti gempa bumi, banjir, atau tsunami yang seringkali menimbulkan banyak kerusakan dan kehilangan.
- Trauma Duka Cita: Trauma ini terjadi karena kehilangan orang yang sangat dicintai, yang bisa menyebabkan seseorang menjadi murung, pendiam, dan suka mengurung diri.
Efek Dari Trauma
Trauma dapat memiliki efek jangka panjang yang merusak pada kesehatan mental dan fisik seseorang, termasuk gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pasca trauma (PTSD), masalah hubungan, dan bahkan gangguan fisik seperti gangguan pencernaan atau gangguan tidur.
Pengobatan Trauma
Pengobatan untuk trauma sering melibatkan terapi, termasuk terapi kognitif perilaku (CBT), terapi trauma berfokus pada pola pikir dan perilaku yang maladaptif, terapi seni, dan terapi berbicara. Obat-obatan juga dapat digunakan untuk mengelola gejala trauma, terutama pada kasus-kasus yang lebih parah.
Mengatasi Trauma
Mengatasi trauma bisa menjadi proses yang panjang dan memerlukan pendekatan yang berbeda-beda untuk setiap orang. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam proses pemulihan dari trauma:
-
- Fokus pada Hal Penting: Ketika berhadapan dengan trauma psikologis, fokuslah pada apa yang benar-benar perlu dilakukan dalam keseharian, sehingga Anda dapat menghemat energi fisik dan emosional.
- Kembali ke Rutinitas dan Cintai Diri Sendiri: Konsumsi makanan yang sehat, cukup tidur, berolahraga secara teratur, dan lakukan hal-hal yang Anda sukai untuk menghilangkan stres.
- Tenangkan Diri dengan Menarik Napas: Ketika cemas, stres, marah, atau gelisah muncul, tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar Anda dapat berpikir jernih dan menjadi lebih tenang.
- Kerjakan Secara Bertahap: Bagilah tugas besar menjadi beberapa bagian yang bisa dikerjakan secara bertahap. Lakukan semampu Anda dan ambil jeda bila perlu.
- Tidak Menyalahkan Diri Sendiri: Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma. Hindari rasa bersalah atau malu yang berkepanjangan.
- Cari Bantuan untuk Pemulihan: Jika Anda tidak dapat mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Anda bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater.
Selain itu, ada beberapa cara lain yang bisa dilakukan, seperti:
-
- Amati Pengalaman dengan Baik: Biarkan diri Anda menyadari pikiran, perasaan, dan pengalaman batin dengan lebih mendalam tanpa perlu menggali kenapa hal ini bisa terjadi.
- Bersikap Welas Asih: Tumbuhkan rasa empati atas apa yang Anda alami. Ini mungkin akan menimbulkan rasa kasihan pada diri sendiri, tetapi ini adalah perspektif yang membuat Anda menerima keadaan secara menyeluruh.
- Mengambil Waktu Istirahat: Belajar fokus pernapasan dengan menghirup dan menghembuskan napas secara mendalam. Fokuskan perhatian pada pernapasan atau pada bagian tubuh lain saat Anda bermeditasi.
- Menuliskan Perasaan: Menuliskan pengalaman traumatis yang pernah Anda alami dapat menjadi cara menghilangkan trauma yang efektif.
Mengakhiri pembahasan tentang trauma, kita diingatkan bahwa setiap perjalanan pemulihan adalah unik. Meskipun trauma dapat meninggalkan luka yang mendalam, ada harapan dan kemungkinan untuk penyembuhan. Dengan pengetahuan yang tepat dan dukungan yang kuat, baik dari lingkungan sekitar maupun profesional, kita dapat menavigasi jalan menuju pemulihan dan kembali menemukan kekuatan dalam diri. Semoga artikel ini menjadi langkah awal dalam perjalanan tersebut.
(EA/timKB).
Sumber foto: linkedin.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Duck Syndrome: Menjaga Ketenangan Di Tengah Tekanan
Kesederhanaan: Kunci Hidup Bahagia Dan Seimbang
Mengenal Prosopagnosia: Ketidakmampuan Mengenali Wajah