Gangguan tidur berjalan, atau somnambulisme, adalah fenomena yang menarik dan sering kali membingungkan banyak orang. Meskipun lebih umum terjadi pada anak-anak, gangguan ini juga dapat dialami oleh orang dewasa. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai aspek dari gangguan tidur berjalan, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Gangguan Tidur Berjalan?
Gangguan tidur berjalan, atau dalam istilah medis disebut somnambulisme, adalah kondisi di mana seseorang melakukan aktivitas kompleks seperti berjalan, berbicara, atau bahkan melakukan tugas-tugas yang lebih rumit saat sedang tidur. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya tidak menyadari apa yang mereka lakukan dan setelah terbangun akan merasa bingung dan tidak ingat apa yang telah terjadi.
Penyebab Gangguan Tidur Berjalan
Penyebab pasti dari gangguan tidur berjalan belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:
-
- Genetik: Kondisi ini seringkali terjadi dalam keluarga, menunjukkan adanya faktor keturunan.
- Kurang tidur: Kekurangan waktu tidur dapat mengganggu siklus tidur normal dan memicu terjadinya gangguan tidur berjalan.
- Stres: Stres emosional dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu berbagai gangguan tidur, termasuk tidur berjalan.
- Demam: Demam tinggi, terutama pada anak-anak, dapat memicu terjadinya episode tidur berjalan.
- Obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat, seperti obat tidur atau obat-obatan untuk mengobati gangguan perhatian, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan tidur berjalan.
- Kondisi medis lainnya: Gangguan tidur berjalan juga dapat terkait dengan kondisi medis lainnya seperti apnea tidur, sindrom kaki gelisah, atau gangguan kejang.
Gejala Gangguan Tidur Berjalan
Gejala utama dari gangguan tidur berjalan adalah melakukan aktivitas kompleks saat tidur tanpa disadari. Beberapa gejala lain yang mungkin muncul antara lain:
-
- Mata terbuka: Meskipun sedang tidur, mata penderita bisa terbuka.
- Berjalan dengan tujuan: Penderita bisa berjalan menuju tempat tertentu, seperti kamar mandi atau pintu keluar.
- Berbicara: Penderita bisa berbicara dengan suara yang tidak jelas atau bahkan melakukan percakapan yang kompleks.
- Melakukan aktivitas kompleks: Penderita bisa melakukan aktivitas seperti makan, berpakaian, atau bahkan mengemudi.
- Bingung setelah terbangun: Setelah terbangun, penderita biasanya akan merasa bingung dan tidak ingat apa yang telah dilakukan selama tidur.
Dampak Gangguan Tidur Berjalan
Gangguan tidur berjalan atau somnambulisme dapat menimbulkan berbagai dampak, baik bagi penderita maupun lingkungan sekitarnya. Dampak-dampak tersebut bisa bersifat fisik, psikologis, maupun sosial.
Dampak Fisik
Gangguan tidur berjalan dapat menimbulkan berbagai dampak fisik yang serius. Aktivitas yang dilakukan saat tidur berjalan, seperti berjalan, membuka pintu, atau bahkan mengemudi, dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Selain itu, penderita bisa terjatuh atau terbentur benda-benda di sekitarnya saat tidur berjalan, sehingga menyebabkan luka atau cedera.
Dampak Psikologis
Gangguan tidur berjalan dapat menimbulkan berbagai dampak psikologis yang signifikan. Penderita seringkali merasa cemas dan stres karena tidak dapat mengendalikan kondisi ini. Setelah terbangun, mereka mungkin merasa bersalah atau malu atas tindakan yang dilakukan saat tidur. Selain itu, gangguan tidur berjalan dapat memicu terjadinya gangguan tidur lainnya, seperti insomnia atau kesulitan tidur nyenyak.
Dampak Sosial
Gangguan tidur berjalan dapat menimbulkan berbagai dampak sosial yang signifikan. Kondisi ini dapat mengganggu hubungan dengan orang-orang di sekitar, terutama jika sering terjadi dan menyebabkan masalah. Penderita mungkin merasa malu atau takut untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga cenderung mengisolasi diri. Pada anak-anak, gangguan tidur berjalan dapat mengganggu konsentrasi dan prestasi belajar, sementara pada orang dewasa, kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja di tempat kerja.
Dampak Jangka Panjang
Jika tidak ditangani dengan baik, gangguan tidur berjalan dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang lebih serius. Dalam beberapa kasus, gangguan tidur berjalan dapat menjadi tanda adanya gangguan mental yang lebih mendasar. Selain itu, kurang tidur yang kronis akibat gangguan tidur berjalan dapat memicu berbagai masalah kesehatan fisik, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.
Untuk meminimalisir dampak negatif dari gangguan tidur berjalan, penting untuk segera mencari penanganan medis. Dengan penanganan yang tepat, penderita dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan bebas dari gangguan tidur berjalan.
Diagnosis Gangguan Tidur Berjalan
Untuk mendiagnosis gangguan tidur berjalan atau somnambulisme, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah berikut:
-
- Wawancara Medis: Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk keluhan yang dialami, pola tidur, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Informasi dari keluarga atau teman sekamar juga sangat penting untuk memahami kebiasaan tidur pasien.
- Pemeriksaan Fisik: Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi medis lain yang dapat menyebabkan gangguan tidur berjalan.
- Polysomnography (PSG): Dalam beberapa kasus, terutama jika gejala tidak jelas, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan polysomnography. Ini adalah tes tidur yang dilakukan di laboratorium tidur untuk memantau aktivitas otak, pernapasan, detak jantung, dan gerakan tubuh selama tidur.
- Pemeriksaan Tambahan: Pemeriksaan laboratorium atau radiologi jarang diperlukan kecuali jika ada indikasi kondisi medis lain yang mendasar.
Pengobatan Gangguan Tidur Berjalan
Pengobatan gangguan tidur berjalan bertujuan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas episode tidur berjalan. Beberapa pendekatan pengobatan yang umum dilakukan antara lain:
-
- Menjaga jadwal tidur yang teratur: Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari dapat membantu mengatur ritme sirkadian tubuh.
- Mengurangi stres: Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur.
- Menghindari kafein dan alkohol: Kafein dan alkohol dapat mengganggu kualitas tidur dan memicu terjadinya gangguan tidur.
- Mengobati kondisi medis yang mendasar: Jika gangguan tidur berjalan terkait dengan kondisi medis lainnya, maka pengobatan kondisi tersebut juga penting dilakukan.
- Terapi perilaku kognitif: Terapi ini dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku yang terkait dengan gangguan tidur.
- Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengontrol gejala gangguan tidur berjalan.
Pencegahan Gangguan Tidur Berjalan
Meskipun tidak semua kasus gangguan tidur berjalan dapat dicegah, beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya episode tidur berjalan, antara lain:
-
- Menciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman: Pastikan kamar tidur tenang, gelap, dan nyaman. Hindari kebisingan dan cahaya yang dapat mengganggu tidur.
- Mengelola Stres: Mengurangi stres dan kecemasan dengan cara yang positif, seperti meditasi, yoga, atau aktivitas relaksasi lainnya sebelum tidur.
- Menjaga Pola Tidur yang Teratur: Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, termasuk saat akhir pekan, untuk membantu tubuh memiliki ritme tidur yang konsisten.
- Menghindari Konsumsi Alkohol dan Kafein: Hindari minuman beralkohol dan berkafein menjelang tidur karena dapat mengganggu kualitas tidur.
- Menghindari Makan Berlebihan Sebelum Tidur: Hindari makan terlalu banyak atau makanan berat sebelum tidur untuk mencegah gangguan pencernaan yang dapat mengganggu tidur.
- Berolahraga Secara Teratur: Lakukan latihan fisik rutin setiap hari, tetapi hindari berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
- Menghindari Penggunaan Gawai di Kamar Tidur: Jauhkan televisi, komputer, dan gawai dari kamar tidur untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk tidur.
Gangguan tidur berjalan adalah kondisi yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang mengalaminya serta keluarga mereka. Meskipun sering kali tidak berbahaya, penting untuk memahami gejala, penyebab, dan cara mengatasinya untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan. Dengan pengetahuan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan tidur yang lebih aman dan mendukung bagi penderita gangguan tidur berjalan.
(EA/timKB).
Sumber foto: cnnindonesia.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Kesehatan Mental Dan Fisik Melalui Praktik Puasa
Manfaat Zazen Untuk Kesehatan Mental Dan Emosional
Menemukan Ketenangan Batin Dengan Shinrin-Yoku