Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Memahami Dermatilomania: Penyebab Dan Cara Mengatasinya


Jakarta – Dermatilomania, juga dikenal sebagai gangguan ekskoriasi atau skin picking disorder, adalah kondisi psikologis di mana seseorang memiliki dorongan berulang untuk mengelupasi kulitnya sendiri. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan kulit yang serius, termasuk luka, infeksi, dan jaringan parut. Artikel ini akan membahas pengertian, penyebab, gejala, dan cara mengatasi dermatilomania.

Pengertian Dermatilomania

Dermatilomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan kebiasaan mengelupasi kulit secara berulang dan kompulsif, sering kali tanpa adanya penyakit kulit yang mendasari. Kebiasaan ini bisa melibatkan menggaruk, menggosok, menggigit, atau mencabuti kulit.

Penyebab Dermatilomania

Penyebab pasti dermatilomania belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat berkontribusi meliputi:

    • Genetik: Ada bukti bahwa gangguan ini dapat diwariskan dalam keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa penderita dermatilomania memiliki polimorfisme yang tinggi terkait penurunan fungsi protein tertentu.
    • Faktor Neurobiologi: Beberapa studi menunjukkan bahwa perubahan dalam fungsi otak dan neurotransmitter dapat berperan dalam perkembangan dermatilomania.
    • Stres dan Kecemasan: Tingkat stres dan kecemasan yang tinggi sering kali dikaitkan dengan perilaku mengelupasi kulit. Emosi negatif seperti rasa bersalah, malu, atau marah juga dapat memicu kondisi ini.
    • Pengalaman Traumatis: Pengalaman masa lalu yang traumatis atau penuh tekanan dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan dermatilomania..
    • Kondisi Kulit Kronis: Kondisi kulit seperti jerawat atau eksim yang menyebabkan rasa gatal atau tidak nyaman dapat memicu kebiasaan mengelupasi kulit.
    • Kebosanan: Beberapa orang mungkin mulai mengelupasi kulit sebagai cara untuk mengatasi kebosanan atau mencari kenyamanan.

Gejala Dermatilomania

Mengelupasi kulit sering kali dimulai sebagai tindakan yang tidak disadari, tetapi seiring berjalannya waktu, hal ini menjadi lebih disengaja. Episode mengelupasi kulit ini dapat berlangsung dari beberapa menit hingga hampir sepanjang hari. Gejala utama dermatilomania meliputi:

    • Perilaku Mengelupasi Kulit yang Repetitif: Seseorang dengan dermatilomania sering kali mengelupasi kulitnya secara berulang, seperti menggaruk, menggosok, menggigit, atau mencabut kulit.
    • Kerusakan Kulit: Tindakan ini dapat menyebabkan luka, infeksi, dan jaringan parut pada kulit. Bagian tubuh yang sering terkena adalah wajah, jari, tangan, dan telapak kaki.
    • Perasaan Puas atau Lega: Penderita mungkin merasa puas atau lega setelah berhasil mencabut kulit, meskipun tindakan ini menyebabkan kerusakan.
    • Kesulitan Menghentikan Kebiasaan: Meskipun menyadari dampak negatifnya, penderita sering kali kesulitan untuk menghentikan kebiasaan ini.
    • Perilaku yang Dilakukan Secara Diam-diam: Karena malu atau takut dianggap aneh, penderita sering kali melakukan tindakan ini secara diam-diam.
    • Dampak Negatif pada Kehidupan Sehari-hari: Kebiasaan ini dapat berdampak negatif pada pekerjaan, kehidupan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan.

Dermatillomania vs. OCD

Dermatilomania dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah dua kondisi yang sering kali saling terkait, tetapi memiliki perbedaan penting. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan dan persamaan antara keduanya:

Persamaan

• Kompulsif: Kedua kondisi ini melibatkan perilaku kompulsif. Pada OCD, perilaku kompulsif dilakukan untuk meredakan kecemasan yang disebabkan oleh pikiran obsesif. Pada dermatilomania, perilaku mengelupasi kulit dilakukan untuk meredakan ketegangan atau mendapatkan perasaan puas.
• Gangguan Spektrum OCD: Dermatilomania sering dianggap sebagai bagian dari spektrum gangguan obsesif-kompulsif karena adanya elemen perilaku berulang yang tidak dapat dikendalikan.

Perbedaan

Motivasi dan Perasaan Setelah Perilaku:

    • OCD: Orang dengan OCD biasanya tidak mendapatkan perasaan puas atau lega setelah melakukan perilaku kompulsif mereka. Perilaku ini dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh pikiran obsesif.
    • Dermatilomania: Orang dengan dermatilomania sering kali merasa puas atau lega setelah mengelupasi kulit mereka, meskipun tindakan ini menyebabkan kerusakan kulit.

Jenis Perilaku:

    • OCD: Perilaku kompulsif pada OCD bisa sangat bervariasi, termasuk mencuci tangan berulang kali, memeriksa sesuatu secara berulang, atau mengatur barang-barang dengan cara tertentu.
    • Dermatilomania: Perilaku utama pada dermatilomania adalah mengelupasi kulit, yang bisa melibatkan menggaruk, menggigit, atau mencabut kulit.

Klasifikasi:

    •  OCD: OCD diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan dalam banyak sistem diagnostic.
    • Dermatilomania: Dermatilomania sering diklasifikasikan sebagai gangguan kontrol impuls atau perilaku berulang yang berfokus pada tubuh.

Meskipun dermatilomania dan OCD memiliki beberapa persamaan, terutama dalam hal perilaku kompulsif, mereka berbeda dalam motivasi di balik perilaku tersebut dan perasaan yang dihasilkan setelahnya. Pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan ini dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan yang lebih efektif.

Siapa Saja Yang Terpengaruh Dermatilomania

Dermatilomania dapat mempengaruhi berbagai kelompok usia, tetapi biasanya dimulai pada masa remaja, sering kali sekitar usia 13-15 tahun. Menariknya, sekitar 75% dari mereka yang terdiagnosis dengan dermatilomania adalah perempuan.

Mendiagnosis Dermatilomania:

Mendiagnosis dermatilomania melibatkan wawancara klinis untuk memahami kebiasaan mengelupasi kulit, pemeriksaan fisik untuk melihat kerusakan kulit, dan peninjauan riwayat kesehatan mental dan fisik pasien. Dokter juga dapat menggunakan skala penilaian seperti Skin Picking Scale (SPS) untuk menilai tingkat keparahan. Diagnosis akhir didasarkan pada kriteria DSM-5, yang mencakup perilaku berulang yang menyebabkan kerusakan kulit dan kesulitan menghentikan perilaku tersebut. Jika gejala ini muncul, penting untuk segera berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Cara Mengatasi Dermatilomania

Mengatasi dermatilomania memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi dan, dalam beberapa kasus, obat-obatan. Beberapa metode yang dapat digunakan meliputi:

    1. Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): Membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang terkait dengan kebiasaan mengelupasi kulit.
    2. Terapi Penerimaan dan Komitmen (ACT): Terapi ini fokus pada penerimaan pengalaman emosional dan komitmen untuk perubahan perilaku yang lebih sehat.
    3. Terapi Obsesif-Kompulsif (OCD): Teknik terapi yang dirancang khusus untuk mengatasi gangguan obsesif-kompulsif dapat efektif dalam mengurangi gejala dermatilomania.
    4. Obat-obatan: Dalam beberapa kasus, obat antidepresan atau penstabil suasana hati dapat diresepkan untuk membantu mengelola gejala.
    5. Teknik Relaksasi: Yoga, meditasi, dan teknik pernapasan dalam dapat membantu mengatasi stres dan kecemasan yang sering memicu perilaku mengelupasi kulit.
    6. Mengalihkan Perhatian: Mengembangkan hobi atau aktivitas baru dapat membantu mengalihkan perhatian dari kebiasaan mengelupasi kulit
    7. Dukungan Sosial: Membangun jaringan dukungan yang kuat dari keluarga dan teman-teman dapat sangat membantu dalam proses pemulihan.

Komplikasi Dermatilomania

Dermatilomania dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, baik fisik maupun mental. Secara fisik, kebiasaan mengelupasi kulit secara berulang dapat menyebabkan infeksi kulit, kerusakan jaringan, dan bekas luka permanen. Dalam kasus yang parah, cangkok kulit mungkin diperlukan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Selain itu, penderita sering kali merasa malu, bersalah, dan tidak berdaya, yang dapat memperburuk kondisi mental mereka dan meningkatkan risiko perilaku melukai diri sendiri. Oleh karena itu, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat guna mengatasi komplikasi ini.

Penting untuk diingat bahwa dermatilomania adalah kondisi yang memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Dengan dukungan dari profesional kesehatan mental dan strategi pengelolaan yang efektif, penderita dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala dermatilomania. Dukungan dan perawatan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam perjalanan menuju pemulihan.

(EA/timKB).

Sumber foto:  rri.co.id

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda