Jakarta – Di dunia Mixed Martial Arts (MMA), Australia telah melahirkan beberapa petarung berbakat yang mampu bersaing di panggung internasional, salah satunya adalah Jimmy Crute. Lahir pada 4 Maret 1996 di Singleton, New South Wales, Australia, Crute dikenal sebagai petarung berbakat dengan kombinasi striking mematikan dan grappling yang solid.
Dijuluki “The Brute”, Crute telah menorehkan namanya sebagai salah satu petarung paling menarik di divisi Light Heavyweight UFC. Dengan latar belakang bela diri yang kuat serta keinginan besar untuk menjadi juara, ia berhasil menarik perhatian para penggemar dan pengamat MMA di seluruh dunia.
Namun, perjalanannya menuju UFC bukanlah sesuatu yang mudah. Ia harus melewati berbagai tantangan, cedera, dan kekalahan sebelum akhirnya menemukan jalannya kembali ke puncak. Artikel ini akan mengupas perjalanan karier, prestasi, dan masa depan Jimmy Crute di UFC.
Perjalanan Menuju MMA
Jimmy Crute tidak berasal dari keluarga atlet bela diri, tetapi ia memiliki bakat alami dalam olahraga tempur sejak kecil. Sejak usia dini, ia tertarik dengan seni bela diri dan mulai berlatih karate sebelum akhirnya beralih ke jiu-jitsu Brasil (BJJ) dan tinju. Setelah itu ia menekuni MMA secara serius, dan ia mulai berlatih dengan lebih fokus di akademi bela diri di Melbourne, Australia.
Dengan disiplin tinggi dan kerja keras, Crute berhasil membentuk gaya bertarung yang lengkap, menggabungkan striking kuat dengan teknik submission yang efektif.
Awal Karier di MMA
Crute memulai karier profesional MMA-nya pada 2016 di Australia, berkompetisi di beberapa promosi lokal sebelum akhirnya mendapatkan perhatian dari promosi ternama Hex Fight Series.
Hex Fight Series: Dominasi di Kancah Regional
Di Hex Fight Series, Crute menunjukkan kemampuan luar biasa dalam striking dan grappling, yang membuatnya tak terkalahkan di panggung domestik. Ia meraih sabuk juara Hex Fight Series di divisi Light Heavyweight, yang semakin memperkuat reputasinya sebagai petarung muda berbakat.
Rekor tak terkalahkan (7-0) di kancah regional membuatnya mendapatkan kesempatan emas untuk bertarung di Dana White’s Contender Series (DWCS), ajang pencarian bakat UFC yang dikelola oleh presiden UFC, Dana White.
Masuk ke UFC melalui Dana White’s Contender Series (2018)
Pada tahun 2018, Crute mengikuti Dana White’s Contender Series dan bertarung melawan Chris Birchler. Dalam pertarungan ini, ia menunjukkan dominasi luar biasa dan memenangkan pertandingan melalui TKO di ronde pertama.
Kemenangan ini langsung mengesankan Dana White, yang kemudian memberinya kontrak resmi dengan UFC. Dengan masuknya Crute ke UFC, dunia mulai mengenalnya sebagai salah satu prospek terbaik di divisi Light Heavyweight.
Perjalanan Karier di UFC
Jimmy Crute melakukan debut UFC resminya pada UFC Fight Night 142 di Australia, menghadapi Paul Craig, seorang spesialis submission dari Skotlandia.
Dalam pertarungan yang berlangsung sengit, Crute menunjukkan kemampuan grappling yang sangat baik dan mendominasi lawannya. Pada akhirnya, ia mengalahkan Craig dengan submission (Kimura Lock) di ronde ketiga.
Debut yang gemilang ini langsung mengukuhkan statusnya sebagai petarung yang harus diperhitungkan di divisi Light Heavyweight.
Kemenangan Besar dan Tantangan di UFC (2019-2020)
Setelah kemenangan debutnya, Crute kembali bertarung melawan Sam Alvey di UFC 234 (2019). Dalam pertarungan ini, ia menang melalui TKO di ronde pertama, menunjukkan kekuatan pukulannya yang sangat eksplosif.
Namun, perjalanan Crute di UFC tidak selalu mulus. Pada tahun 2019, ia mengalami kekalahan pertamanya melawan Misha Cirkunov, yang menang melalui submission (Peruvian Necktie). Meski begitu, Crute bangkit kembali dengan dua kemenangan beruntun yang luar biasa:
-
- Mengalahkan Michal Oleksiejczuk melalui submission (Kimura) di ronde pertama (2020)
- Mengalahkan Modestas Bukauskas dengan KO spektakuler di ronde pertama (2020)
Kemenangan atas Bukauskas bahkan memberinya penghargaan “Performance of the Night”, menambah reputasinya sebagai petarung berbakat di UFC.
Menghadapi Lawan Berat
Pada tahun 2021, Crute mendapatkan kesempatan untuk melawan Anthony Smith, seorang mantan penantang gelar juara UFC. Namun, ia mengalami kekalahan melalui TKO akibat cedera di ronde pertama.
Ia kemudian menghadapi Jamahal Hill, salah satu petarung yang sedang naik daun, tetapi harus menerima kekalahan KO di ronde pertama. Meski menghadapi kekalahan, Crute tetap menjadi salah satu prospek terbaik di divisi Light Heavyweight.
Comeback dan Masa Depan yang Cerah
Setelah mengalami serangkaian cedera dan kekalahan, Crute kembali ke oktagon dengan motivasi baru. Pada tahun 2023, ia bertarung melawan Alonzo Menifield, dan meskipun pertarungan berakhir imbang, hasil ini menjadi awal kebangkitannya untuk kembali ke jalur kemenangan.
Dengan usia yang masih muda dan potensi besar, banyak yang percaya bahwa Crute masih bisa bersaing di level elite UFC dan bahkan menjadi calon penantang gelar di masa depan.
Gaya Bertarung Jimmy Crute
Jimmy Crute dikenal sebagai petarung dengan kemampuan striking yang mematikan dan grappling yang solid. Berikut adalah beberapa keunggulan gaya bertarungnya:
-
- Striking Kuat
Memiliki pukulan yang sangat keras, terutama hook dan uppercut yang sering mengantarkan kemenangan KO. - Kemampuan Grappling dan Submission
Meski dikenal sebagai striker, Crute juga memiliki kemampuan grappling yang kuat, sering kali menggunakan Kimura dan Arm Triangle Choke. - Tekanan Agresif
Crute selalu bertarung dengan intensitas tinggi, menekan lawannya dengan kombinasi striking dan grappling. - Mental Baja
Meskipun menghadapi kekalahan dan cedera, ia selalu kembali dengan semangat juang yang lebih tinggi.
- Striking Kuat
Prestasi dan Rekor Pertandingan
Beberapa pencapaian besar dalam karier Jimmy Crute meliputi:
-
- Juara Light Heavyweight Hex Fight Series
- Pemenang Dana White’s Contender Series (2018)
- Performance of the Night di UFC
- Rekor Profesional MMA: 12 Menang – 4 Kalah – 1 Imbang
Dengan pencapaian ini, Crute dipandang sebagai salah satu petarung berbakat yang masih bisa berkembang lebih jauh.
Jimmy Crute adalah salah satu petarung MMA terbaik asal Australia yang memiliki potensi besar untuk menjadi penantang gelar di UFC. Dengan gaya bertarung yang agresif, pukulan kuat, dan grappling yang solid, ia menjadi ancaman nyata di divisi Light Heavyweight.
Meskipun mengalami beberapa kekalahan, Crute terus berkembang dan belajar dari pengalamannya. Jika ia dapat mengatasi cedera dan terus meningkatkan kemampuannya, bukan tidak mungkin ia akan menjadi salah satu pesaing utama dalam perebutan sabuk juara UFC.
(PR/timKB).
Sumber foto: foxsport.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Taylor Fritz Singkirkan Adam Walton
Aryna Sabalenka Melaju Ke Perempatfinal Miami Open
Jimmy Butler Bawa Heat Bungkam Warriors