Jakarta – Dalam dunia MMA (Mixed Martial Arts), ada banyak petarung berbakat yang telah melalui perjalanan panjang untuk mencapai panggung terbesar, Ultimate Fighting Championship (UFC). Namun, hanya sedikit yang memiliki kisah unik seperti Jalin Turner, seorang petarung Lightweight UFC yang dikenal dengan julukan “The Tarantula”.
Lahir pada 18 Mei 1995 di San Bernardino, California, A.S., Turner tumbuh dalam lingkungan yang penuh tantangan. Ia harus menghadapi banyak rintangan dalam hidupnya sebelum akhirnya bisa mencapai level tertinggi dalam dunia bela diri campuran. Dengan fisik tinggi, striking mematikan, dan kemampuan grappling yang terus berkembang, Turner kini menjadi salah satu petarung paling menjanjikan di divisi Lightweight UFC.
Masa Kecil dan Perkenalan dengan Seni Bela Diri
Jalin Turner tumbuh di San Bernardino, sebuah kota di California yang dikenal memiliki tantangan sosial yang cukup besar. Seperti banyak anak muda lainnya, ia menghadapi berbagai kesulitan dalam kehidupannya. Turner bukanlah seorang atlet yang memiliki latar belakang olahraga gulat seperti kebanyakan petarung MMA asal Amerika Serikat. Sebaliknya, ia pertama kali tertarik pada dunia bela diri setelah mengalami cedera yang menghalangi dirinya untuk menekuni olahraga kontak lainnya.
Karena tidak bisa berpartisipasi dalam gulat atau olahraga fisik lainnya di sekolah, Turner akhirnya mulai mencari alternatif lain. Saat itulah ia menemukan tinju dan seni bela diri campuran (MMA). Berkat postur tubuhnya yang tinggi serta refleks yang cepat, Turner dengan cepat memahami dasar-dasar striking.
Seiring waktu, ia semakin tertarik untuk mendalami Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan kickboxing, dua disiplin utama yang membentuk gaya bertarungnya hingga kini. Meski terlambat memulai dibandingkan banyak petarung lain yang sudah berlatih sejak kecil, Turner menunjukkan bakat alami dan dedikasi tinggi, yang membantunya berkembang pesat dalam dunia bela diri.
Dari Promosi Kecil ke Dana White’s Contender Series
Turner memulai karier profesionalnya dengan bertarung di berbagai promosi kecil, termasuk Bellator MMA dan King of the Cage. Seperti banyak petarung lain yang bercita-cita masuk ke UFC, ia harus melewati perjalanan panjang dan penuh rintangan di awal kariernya.
Di masa-masa awal kariernya, Turner mengalami beberapa kemenangan dan kekalahan, tetapi setiap pertarungan memberinya pengalaman berharga untuk terus berkembang. Ia menyadari bahwa untuk sukses di dunia MMA, tidak hanya diperlukan fisik yang kuat, tetapi juga mental baja, strategi cerdas, dan teknik yang matang.
Peluang besar datang pada tahun 2018 ketika Turner mendapat kesempatan bertarung di Dana White’s Contender Series (DWCS). DWCS adalah ajang pencarian bakat UFC, di mana para petarung berusaha menarik perhatian Dana White dan tim matchmaker UFC agar mendapatkan kontrak profesional di organisasi tersebut.
Dalam pertarungan di DWCS, Turner menampilkan performa luar biasa. Dengan kecepatan striking, kombinasi pukulan yang presisi, dan mental bertarung yang kuat, ia sukses mengalahkan lawannya dengan cara yang mengesankan. Kemenangan itu membuka pintu bagi Turner untuk masuk ke UFC, dan sejak saat itu, namanya mulai dikenal dalam komunitas MMA global.
Perjalanan di Divisi Lightweight
Bertarung di UFC adalah impian bagi setiap petarung MMA, tetapi bertahan di UFC adalah tantangan yang jauh lebih besar. Setelah menandatangani kontrak dengan UFC, Turner harus menghadapi lawannya yang jauh lebih tangguh dan berpengalaman.
Turner dikenal sebagai salah satu petarung tertinggi di divisi Lightweight, dengan tinggi 191 cm (6’3”) dan jangkauan yang jauh lebih panjang dibandingkan kebanyakan petarung lain di kelasnya. Ini menjadi keunggulan besar dalam pertarungan striking, karena ia bisa menjaga jarak dengan baik dan melancarkan pukulan serta tendangan dari luar jangkauan lawan.
Sebagai petarung yang mengandalkan striking eksplosif dan teknik submission yang tajam, Turner dengan cepat mendapatkan perhatian di UFC. Ia sering kali mengakhiri pertarungan lebih cepat, baik melalui knockout (KO) maupun submission, yang menjadikannya salah satu petarung yang paling menarik untuk ditonton.
Julukan “The Tarantula”: Filosofi Bertarung Turner
Julukan “The Tarantula” bukanlah sekadar nama panggilan biasa. Turner memang memiliki ketertarikan unik terhadap laba-laba tarantula dan bahkan memiliki beberapa tarantula sebagai hewan peliharaan.
Namun, julukan ini juga mencerminkan gaya bertarungnya. Seperti tarantula yang tenang, sabar, dan penuh strategi sebelum melancarkan serangan mematikan, Turner juga memiliki gaya bertarung yang mirip. Ia tidak terburu-buru dalam menyerang, tetapi ketika melihat celah, ia mampu melancarkan serangan cepat dan berbahaya yang bisa mengakhiri pertarungan dalam sekejap.
Prestasi dan Rekor
Meski masih dalam perjalanan menuju puncak, Turner telah mencatat berbagai kemenangan impresif di UFC, termasuk:
-
- Menang di Dana White’s Contender Series, yang membawanya masuk ke UFC.
- Beberapa kemenangan dominan di UFC Lightweight, dengan berbagai kemenangan melalui KO dan submission.
- Persentase kemenangan tinggi melalui finishing, menunjukkan bahwa ia adalah petarung yang selalu mencari cara untuk menyelesaikan pertarungan dengan cepat.
Masa Depan di UFC
Dengan usianya yang masih berada dalam puncak karier atlet, Turner memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu petarung top di divisi Lightweight UFC. Namun, untuk mencapai level juara, ia masih harus menghadapi beberapa tantangan:
-
- Mengembangkan pertahanan grappling dan takedown defense, karena banyak petarung di divisi Lightweight memiliki latar belakang gulat yang kuat.
- Mempertajam kombinasi strikingnya, agar bisa lebih efektif dalam mendominasi lawan di setiap pertarungan.
- Meningkatkan daya tahan dan stamina, terutama jika harus bertarung dalam pertandingan lima ronde di masa depan.
Jika ia mampu terus berkembang dan memperbaiki kelemahannya, bukan tidak mungkin kita akan melihat Jalin Turner bertarung untuk sabuk juara UFC di masa depan.
Jalin Turner adalah salah satu petarung Lightweight UFC yang paling menarik untuk ditonton. Dengan fisik yang unik, gaya bertarung agresif, dan mental baja, ia memiliki semua yang dibutuhkan untuk mencapai puncak divisinya.
Dari perjalanan sulit di awal kariernya hingga menembus UFC, Turner telah membuktikan bahwa kerja keras dan dedikasi dapat membawanya ke level tertinggi dalam dunia MMA. Dengan julukan “The Tarantula”, ia melambangkan kesabaran, strategi, dan serangan mematikan dalam setiap pertarungannya.
Bagi para penggemar MMA, nama Jalin Turner adalah nama yang harus diperhitungkan. Akankah ia menjadi bintang besar berikutnya di UFC? Kita tunggu aksinya di oktagon!
(PR/timKB).
Sumber foto: bussinesinsider.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Al Kholood Dibekuk Al Nassr
Charles Leclerc Tercepat Di FP2 Formula 1 GP Australia
Megawati Datang, Red Sparks Menang