Jakarta – Pada tanggal 26 Maret 1974, dunia tinju menyaksikan salah satu pertarungan paling epik dalam sejarah ketika George Foreman menghadapi Ken Norton di Poliedro de Caracas, Caracas, Venezuela. Pertarungan ini merupakan bagian dari upaya Foreman untuk mempertahankan gelar juara dunia kelas berat WBA, WBC, dan The Ring yang ia pegang.
Latar Belakang Pertarungan
George Foreman, yang saat itu tidak terkalahkan dengan rekor 39-0 (36 KO), baru saja meraih kemenangan spektakuler atas Joe Frazier pada Januari 1973 untuk merebut gelar juara dunia. Setelah mempertahankan gelarnya melawan José Roman di Tokyo, Foreman siap menghadapi tantangan berikutnya, Ken Norton.
Ken Norton, dengan rekor 30-2 (23 KO), dikenal karena dua pertarungannya melawan Muhammad Ali pada tahun 1973. Norton memenangkan pertarungan pertama melalui keputusan split dan kalah tipis dalam pertarungan kedua. Penampilan impresif Norton melawan Ali membuatnya menjadi salah satu penantang utama untuk gelar Foreman.
Pertarungan
Pertarungan antara Foreman dan Norton berlangsung singkat namun intens. Di ronde pertama, kedua petinju bertarung dengan seimbang, tetapi Foreman segera mengambil kendali di ronde kedua. Foreman berhasil menjatuhkan Norton tiga kali dalam ronde tersebut, yang akhirnya memaksa wasit untuk menghentikan pertarungan dan memberikan kemenangan TKO kepada Foreman.
Foreman menampilkan kekuatan luar biasa dengan pukulan keras yang menghantam Norton. Pertarungan ini menunjukkan kemampuan Foreman untuk mendominasi lawan-lawannya dengan kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Sebaliknya, Norton berusaha memberikan perlawanan, tetapi tidak bisa menandingi kekuatan Foreman.
Dampak dan Warisan
Kemenangan Foreman atas Norton memperkuat posisinya sebagai salah satu petinju kelas berat terkuat pada masanya. Pertarungan ini juga membuka jalan bagi Foreman untuk menghadapi Muhammad Ali dalam pertarungan legendaris “Rumble in the Jungle” pada Oktober 1974. Pertarungan melawan Ali menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah tinju, di mana Ali mengalahkan Foreman melalui KO di ronde kedelapan.
Ken Norton, meskipun kalah dalam pertarungan ini, tetap diakui sebagai salah satu petinju kelas berat terbaik dan terus berkarir dengan sukses di dunia tinju. Setelah pertarungan melawan Foreman, Norton kembali berhadapan dengan Muhammad Ali dalam pertandingan ketiga mereka pada September 1976. Norton juga memenangkan gelar juara dunia kelas berat WBC pada tahun 1978 setelah mengalahkan Jimmy Young.
Pengaruh Pertarungan
Pertarungan antara Foreman dan Norton di Caracas tidak hanya mengukir sejarah dalam dunia tinju, tetapi juga menjadi salah satu contoh dari kekuatan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para petinju kelas berat pada masa itu. Foreman dikenal dengan julukan “Big George” karena kekuatannya yang luar biasa, sementara Norton dikenal dengan julukan “The Black Hercules” karena fisiknya yang atletis dan kemampuannya yang impresif di atas ring.
Pertarungan ini juga menunjukkan pentingnya strategi dan persiapan dalam dunia tinju. Foreman menggunakan kekuatannya untuk mendominasi lawan-lawannya, sementara Norton harus berusaha keras untuk menghadapi serangan keras Foreman. Keduanya menunjukkan keterampilan dan ketangguhan yang luar biasa, menginspirasi generasi petinju berikutnya.
Pertarungan antara George Foreman dan Ken Norton pada tanggal 26 Maret 1974 di Caracas, Venezuela, adalah salah satu momen paling bersejarah dalam dunia tinju. Kemenangan Foreman memperkuat posisinya sebagai salah satu petinju kelas berat terkuat sepanjang masa, sementara Norton tetap diakui sebagai petinju yang gigih dan berbakat. Warisan dari pertarungan ini terus dikenang oleh para penggemar tinju di seluruh dunia.
(EA/timKB).
Sumber foto: sportingnews.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Ángel Nieto Roldán: Kisah Legenda Balap Motor Spanyol
Pembalap Kehilangan Berat Badan Karena Berkeringat
Gervonta Davis: Dari Baltimore ke Puncak Dunia Tinju