Jakarta – Di dunia seni bela diri campuran, jalan menuju kejayaan jarang lurus dan mudah. Ada pasang surut, luka, kemenangan emosional, dan kegagalan yang menyakitkan. Tapi di situlah cerita petarung sejati terbentuk. Kelvin Gastelum, pria bertubuh kokoh asal San Jose, California, bukanlah anak emas sejak awal. Dia tidak datang dari akademi ternama atau memiliki hype besar di awal kariernya. Tapi dengan keberanian, kerja keras, dan semangat juang tak tergoyahkan, dia membuktikan bahwa kemauan bisa mengalahkan segala ekspektasi.
Akar Kuat dari Darah Latin
Kelvin lahir pada 24 Oktober 1991 dari keluarga imigran Meksiko-Amerika. Ia dibesarkan dengan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab sejak usia muda. Dalam keluarga pekerja keras, tidak ada tempat untuk kemewahan—yang ada hanyalah komitmen untuk terus berusaha, apapun keadaannya.
Ketertarikannya pada olahraga membawa Kelvin ke dunia gulat sekolah menengah, di mana ia mulai menunjukkan bakatnya. Gulat menjadi fondasi awal yang kelak menyelamatkannya dalam banyak pertarungan di UFC. Meski hanya berlatih di kampus kecil, semangat dan ketekunannya membedakannya dari yang lain.
The Ultimate Fighter – Tempat Semua Dimulai
Pada tahun 2013, Kelvin mengikuti audisi untuk acara The Ultimate Fighter (TUF) musim ke-17, ajang pencarian bakat UFC yang telah melahirkan banyak bintang. Ia datang sebagai petarung termuda, paling tidak dikenal, dan dianggap sebagai underdog sejak awal.
Tapi justru dari ketidakterkenalan itulah Kelvin memulai langkah mengejutkannya. Dengan tenang dan gigih, ia menyingkirkan satu per satu lawannya, termasuk lawan favorit juara—Uriah Hall—dalam final yang menegangkan. Kemenangan itu mengukir sejarah: Gastelum menjadi juara termuda TUF dan langsung mencuri perhatian UFC.
Menanjak dengan Lambat tapi Pasti
Setelah kemenangan di TUF, Kelvin langsung masuk ke kelas Welterweight dan mencetak beberapa kemenangan impresif. Namun, masalah dengan kontrol berat badan membuatnya harus pindah ke kelas Middleweight. Meski tak ideal secara ukuran tubuh, Kelvin bertahan di sana dan menghadapi nama-nama besar, seperti:
-
- Chris Weidman
- Michael Bisping
- Ronaldo “Jacaré” Souza
- Israel Adesanya – dalam pertarungan lima ronde epik yang dianggap salah satu Fight of the Year 2019
Meski kalah tipis dari Adesanya, penampilannya mendapat pujian dari seluruh dunia. Ia tak hanya memberi Adesanya pertarungan terberatnya, tapi juga memperlihatkan ketangguhan, teknik, dan keberanian luar biasa.
Kembali ke Akar – Reuni dengan Divisi Welterweight
Setelah beberapa tahun di divisi Middleweight, Kelvin memutuskan untuk kembali ke kelas asalnya, Welterweight, di mana ia merasa secara natural lebih cocok. Dengan disiplin baru dalam manajemen berat badan dan semangat segar, ia datang bukan sekadar sebagai peserta, tapi sebagai pesaing serius untuk mengejar gelar.
Di kelas ini, ia membawa seluruh pengalamannya—bertarung melawan mantan juara, bertahan dalam lima ronde keras, dan menghadapi striker maupun grappler kelas dunia.
Gaya Bertarung Kelvin Gastelum – Singkat, Padat, Mematikan
Gaya bertarung Kelvin dikenal eksplosif dan efisien. Ia tidak banyak gerakan sia-sia. Dalam striking, ia mengandalkan:
-
- Pukulan kiri yang tajam dan kuat, seringkali digunakan sebagai senjata utama
- Combinations pendek dan tajam, masuk lalu keluar dengan cepat
- Footwork agresif yang selalu menekan lawan
- Dalam grappling:
* Teknik gulatnya kokoh, mampu menjatuhkan lawan dan mengendalikan posisi atas
* Kemampuan scramble dan escape di posisi bawah membuatnya sulit dikunci
* Kekuatan tubuh bagian atas yang dominan, cocok untuk clinch dan ground-and-pound
Prestasi dan Peninggalan
Meski belum memegang sabuk juara, Kelvin Gastelum telah menorehkan catatan yang membanggakan:
-
- Juara The Ultimate Fighter 17
- Pemenang beberapa bonus Fight of the Night dan Performance of the Night
- Pertarungan legendaris melawan Adesanya yang masuk daftar UFC Hall of Fame Fight Wing
- Salah satu petarung aktif dengan lawan terbanyak dari jajaran elite
Lebih dari itu, Kelvin dihormati karena selalu tampil siap tempur, tidak pilih lawan, dan selalu memberikan pertarungan yang menghibur.
Melangkah Menuju Masa Depan
Kini, dengan pengalaman lebih dari satu dekade di UFC dan usianya yang masih berada dalam masa prima, Kelvin bertekad untuk mengukir babak baru di kelas Welterweight. Ia bekerja keras, menyempurnakan tekniknya, dan merombak disiplin hidupnya agar lebih terfokus.
Ia tahu, untuk menjadi juara dunia, tidak cukup hanya punya kemampuan—dibutuhkan konsistensi, kesabaran, dan keberanian untuk bangkit setelah jatuh. Dan jika ada satu hal yang bisa dijamin dari Kelvin Gastelum, itu adalah: ia tidak pernah berhenti mencoba.
Lonceng Belum Usai, Perjalanan Masih Panjang
Kelvin Gastelum adalah wajah dari petarung yang terus bertransformasi. Ia datang bukan dengan modal nama besar, tapi dengan hati besar. Ia mungkin kalah, tapi tak pernah menyerah. Ia mungkin jatuh, tapi selalu bangkit. Dan itu—lebih dari gelar apapun—adalah warisan yang ingin ia tinggalkan di UFC.
Setiap kali ia masuk ke oktagon, para penggemar tahu satu hal pasti: pertarungan akan berjalan keras, jujur, dan menginspirasi. Karena itulah, selama lonceng masih berbunyi dan octagon masih berdiri, Kelvin Gastelum akan terus jadi ancaman nyata bagi siapa pun di depannya.
(PR/timKB).
Sumber foto: mmamania.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Lucas “Sinister” Gabriel: Petarung ONE Championship
Sean “The One” Climaco: Bintang Muay Thai Dunia
Akif “King” Guluzada: Raja Muda Azerbaijan Di ONE Championship