Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Chase Sherman: Jejak Sang “Vanilla Gorilla” Di UFC


Jakarta – Chase Sherman, petarung kelas berat dengan julukan “The Vanilla Gorilla,” telah menjadi salah satu nama yang cukup dikenal di dunia MMA. Dengan postur tubuh yang tangguh, tinggi badan 193 cm, dan berat 120 kg, Sherman telah menorehkan jejak kariernya di UFC melalui kombinasi kekuatan fisik, keberanian, dan gaya bertarung yang penuh aksi. Meskipun perjalanan kariernya diwarnai oleh kemenangan dan kekalahan, Sherman tetap menjadi simbol kegigihan di dunia MMA.

Kehidupan Awal: Dari Lapangan Sepak Bola ke Oktagon

Sherman lahir pada 16 November 1989 di D’Iberville, Mississippi, sebuah kota kecil yang menjadi saksi awal perjalanan hidupnya. Sebelum dikenal sebagai seorang petarung MMA, Sherman lebih dulu mengejar karier olahraga di bidang sepak bola. Di D’Iberville High School, ia bermain sebagai offensive lineman, menunjukkan kekuatan fisiknya sejak usia muda. Karier sepak bolanya berlanjut di Jones Junior College, tempat ia mendapatkan beasiswa untuk olahraga. Setelah dua tahun, Sherman pindah ke Delta State University, di mana ia membantu timnya mencapai Divisi II National Championship pada tahun 2010.

Tidak hanya sukses di dunia sepak bola, Sherman juga menyelesaikan gelar sarjananya dalam bidang manajemen olahraga dan ilmu olahraga. Namun, setelah meraih pendidikan dan mengakhiri karier sepak bolanya, Sherman mulai mengeksplorasi olahraga bela diri campuran (MMA), sebuah langkah besar yang mengubah jalannya hidup.

Perjalanan Awal di MMA

Chase Sherman memulai kariernya di MMA dengan penuh dedikasi. Dalam level amatir, ia meraih rekor sempurna 4-0, yang kemudian membuka jalan menuju karier profesional. Debut profesionalnya terjadi pada April 2014, dan selama dua tahun pertama kariernya, Sherman mencatatkan rekor impresif 9-1, dengan semua kemenangan diraih melalui TKO di ronde pertama. Gaya bertarungnya yang agresif dengan kemampuan menyerang yang eksplosif menarik perhatian di level regional, dan akhirnya mengantarkannya ke UFC.

Debut dan Pertarungan di UFC

Sherman melakukan debutnya di UFC Fight Night 92 pada 6 Agustus 2016, menghadapi Justin Ledet. Meskipun kalah melalui keputusan juri, debutnya menunjukkan potensi besar yang dimilikinya. Kekalahan berlanjut dalam pertarungan melawan Walt Harris pada 15 Januari 2017, yang berakhir dengan KO di ronde kedua. Namun, Sherman tidak menyerah pada kesulitan. Ia bangkit dan membuktikan dirinya dalam pertarungan berikutnya.

Pada 13 Mei 2017, Sherman mencatatkan kemenangan besar melawan Rashad Coulter di UFC 211. Pertarungan ini berlangsung penuh aksi, di mana Sherman menang melalui KO di ronde kedua, mencuri perhatian para penggemar MMA. Pertunjukan spektakuler ini bahkan memberinya penghargaan Fight of the Night, menandai salah satu momen paling berkesan dalam kariernya.

Sherman melanjutkan kesuksesannya dengan mengalahkan Damian Grabowski pada 22 Juli 2017 di UFC on Fox 25 melalui keputusan juri. Namun, perjalanan Sherman di UFC juga penuh tantangan. Ia mengalami kekalahan melawan petarung-petarung tangguh seperti Shamil Abdurakhimov dan Justin Willis, yang menguji ketangguhannya sebagai seorang petarung.

Perjalanan di Luar UFC: Bangkit dan Kembali

Pada tahun 2018, Sherman meninggalkan UFC dan bergabung dengan Titan FC, sebuah promosi MMA yang memberinya kesempatan untuk kembali mendominasi. Di Titan FC, Sherman menunjukkan dominasinya dengan kemenangan yang impresif. Kembali mengumpulkan momentum, Sherman akhirnya kembali bergabung dengan UFC pada tahun 2020, membawa pengalaman dan semangat baru.

Dalam debut kedua di UFC, Sherman menghadapi Isaac Villanueva pada 13 Mei 2020 dan memenangkan pertarungan melalui TKO di ronde kedua. Kemenangan ini menunjukkan bahwa Sherman masih menjadi ancaman nyata di divisi kelas berat.

Statistik dan Gaya Bertarung

Sherman dikenal sebagai petarung dengan gaya bertarung yang agresif, mengandalkan pukulan keras dan kemampuan menyerang yang luar biasa. Ia memiliki rekor profesional 18 kemenangan dan 13 kekalahan, di mana 17 kemenangannya diraih melalui KO/TKO, mencerminkan keunggulan ofensifnya di atas ring. Statistik UFC menunjukkan bahwa Sherman memiliki rata-rata 6.04 serangan signifikan per menit, dengan akurasi serangan sebesar 45%. Meskipun ia sering kali menerima serangan dari lawan, Sherman menunjukkan ketangguhan yang membuatnya tetap bertarung hingga akhir.

Tantangan dan Masa Depan di UFC

Meskipun Sherman telah mengalami beberapa kekalahan yang sulit, termasuk kekalahannya melawan Karl Williams pada 13 Mei 2023, ia tetap menunjukkan semangat juang yang tak tergoyahkan. Sherman berkomitmen untuk terus berkembang dan memperbaiki kelemahannya, menunjukkan bahwa ia masih memiliki masa depan di UFC.

Sebagai seorang petarung yang agresif dan penuh aksi, Sherman adalah salah satu nama yang disukai oleh para penggemar MMA. Potensi besar dan mental baja membuat Sherman tetap menjadi sosok yang harus diwaspadai di divisi kelas berat.

Chase Sherman adalah contoh nyata dari semangat juang dan ketangguhan di dunia MMA. Meskipun perjalanan kariernya diwarnai oleh kemenangan dan kekalahan, ia tetap menjadi simbol kegigihan yang menginspirasi banyak orang. Dari awal kariernya di Mississippi hingga menjadi salah satu nama yang dikenal di UFC, Sherman telah menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi dapat membawa seseorang ke puncak.

Dengan gaya bertarung yang menghibur dan keinginan untuk terus berkembang, Sherman memiliki semua yang dibutuhkan untuk menciptakan warisan yang tak terlupakan di dunia MMA. Para penggemar UFC pasti akan terus mengikuti perjalanan kariernya dengan antusias.

(PR/timKB).

Sumber foto: youtube

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda