Jakarta – Pada tanggal 19 Agustus 1995, dunia tinju mengalihkan pandangannya ke MGM Grand di Las Vegas. Bukan hanya karena ada pertandingan tinju, melainkan karena seorang legenda—seorang ikon yang telah absen selama empat tahun—akhirnya kembali. Mike Tyson, “Iron Mike,” kembali ke atas ring setelah menjalani hukuman penjara, dan kembalinya ini bukan sekadar pertandingan, melainkan sebuah pernyataan yang menggemparkan. Kembalinya Tyson dari masa kelamnya adalah momen yang dinanti-nanti, tidak hanya oleh para penggemar tinju, tetapi juga oleh dunia olahraga secara keseluruhan. Ini adalah kisah tentang penebusan, kebangkitan, dan perjuangan seorang juara untuk kembali ke puncak.
Empat Tahun di Balik Jeruji Besi
Empat tahun sebelumnya, karier Tyson, yang saat itu berada di puncak kejayaannya, terhenti secara mendadak. Dihukum karena tuduhan pemerkosaan, Tyson masuk penjara, meninggalkan dunia tinju dalam keadaan vakum. Selama di dalam penjara, dunia tinju terus bergerak, namun tidak ada nama yang mampu mengisi kekosongan yang ia tinggalkan. Setelah tiga tahun lebih berada di balik jeruji besi, namanya masih menggema. Pertanyaan yang selalu muncul di benak para penggemar adalah: apakah sang raja bisa kembali? Apakah ia masih memiliki kekuatan dan keganasan yang membuatnya tak tertandingi? Masa tahanan yang dijalani Tyson adalah ujian berat, baik secara fisik maupun mental. Namun, di balik jeruji, ia terus berlatih, menjaga kondisi fisiknya, dan mempersiapkan diri untuk hari di mana ia bisa kembali ke atas ring.
Momen yang Dinanti: Tyson vs. McNeeley
Jawabannya datang pada malam 19 Agustus 1995. Lawan Tyson adalah Peter McNeeley, seorang petinju yang dikenal dengan agresivitasnya. Namun, McNeeley, dengan rekor 36-1, juga membawa aura underdog yang membuat pertarungan ini semakin menarik. Pertandingan ini dijuluki “He’s Back”, dan ekspektasi yang mengelilinginya sangatlah tinggi. Jutaan mata di seluruh dunia menyaksikan, menunggu untuk melihat apakah “Iron Mike” yang mereka kenal masih ada. Pertandingan ini menjadi salah satu acara tinju dengan pendapatan tertinggi, membuktikan daya tarik Tyson yang tak terbantahkan. Baik penggemar maupun kritikus, semua ingin melihat apakah Tyson bisa mengulang masa kejayaannya.
Pertarungan Singkat yang Dramatis
Saat Tyson memasuki ring, sorotan kamera memantulkan cahaya di kepala plontosnya yang ikonik. Auranya terasa berbeda, tidak seperti Tyson yang dulu. Ia tampak lebih tenang, lebih fokus, namun matanya masih memancarkan api yang sama. Para penonton bersorak, menyambut kembalinya sang juara. Pertarungan dimulai. Sejak bel berbunyi, McNeeley langsung menyerang dengan agresif. Ia melepaskan rentetan pukulan, mencoba menekan Tyson, strategi yang sebagian besar petinju lain tidak berani lakukan. Namun, keberanian McNeeley justru menjadi bumerang. Tyson, dengan gerakan yang cepat dan presisi, menunggu saat yang tepat. Ia menjaga jarak dan mengamati setiap gerakan lawannya, menunjukkan kedewasaan dan kesabaran yang mungkin tidak ia miliki di masa lalu.
Kemenangan Kilat Hanya dalam 89 Detik
Dalam hitungan detik, Tyson menemukan celah. Ia melepaskan straight right yang telak mengenai kepala McNeeley, menjatuhkannya ke kanvas. Penonton bergemuruh. Wasit Mills Lane mulai menghitung, namun McNeeley berhasil bangkit. Namun, itu hanya jeda singkat. Tyson, dengan naluri pembunuh yang sudah mendarah daging, kembali menyerang dengan uppercut kanan yang kuat, menjatuhkan McNeeley untuk kedua kalinya. Melihat petinjunya kesakitan dan terhuyung-huyung, manajer McNeeley, Vinnie Vecchione, melakukan tindakan yang tidak biasa. Ia langsung melompat ke atas ring, secara efektif menghentikan pertarungan dan meminta wasit untuk mengakhirinya. Keputusan ini secara otomatis memberikan kemenangan kepada Tyson melalui diskualifikasi di ronde pertama, hanya dalam 89 detik.
Pesan Abadi dari Sang Juara
Kemenangan ini tidak hanya mengukuhkan kembalinya Tyson, tetapi juga menegaskan bahwa kekuatan dan instingnya masih ada. Ia tidak kehilangan sentuhan magisnya. Sebaliknya, ia tampak lebih lapar dan bertekad untuk kembali merebut tahtanya. Kembalinya Tyson pada 19 Agustus 1995 adalah salah satu momen paling dramatis dalam sejarah olahraga. Ini adalah kisah tentang penebusan, kebangkitan, dan perjuangan seorang juara untuk kembali ke puncak. Pertarungan ini menjadi bukti bahwa seseorang bisa jatuh, tetapi tidak ada yang bisa menghentikannya untuk bangkit kembali.
Meskipun karier Tyson selanjutnya dipenuhi dengan berbagai tantangan dan kontroversi, pertarungan melawan Peter McNeeley akan selalu dikenang sebagai hari di mana “Iron Mike” kembali, dan dunia tinju kembali bergetar. Ia membuktikan bahwa meskipun seorang pria bisa jatuh, ia selalu punya kesempatan untuk bangkit dan menunjukkan kepada dunia bahwa seorang raja tidak pernah benar-benar pergi. Kisah kembalinya Tyson menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengajarkan bahwa masa lalu tidak harus mendefinisikan masa depan, dan semangat seorang juara tidak pernah padam.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Allan Simonsen: Pemain Denmark Pemenang Ballon d’Or
Chaos di Las Vegas: Malam Kelam UFC 229
Arie Haan: Pahlawan Sepakbola De Oranje