Jakarta – Pada tanggal 1 September 2004, dunia sepak bola menyaksikan lahirnya sebuah era baru. Seorang pemain muda berusia 18 tahun, dengan tekad membara dan bakat luar biasa, mengenakan seragam merah ikonik Manchester United untuk pertama kalinya. Namanya Wayne Rooney, dan debutnya yang mengesankan tidak hanya membenarkan biaya transfer £27 juta yang memecahkan rekor saat itu, tetapi juga menjadi awal dari sebuah perjalanan legendaris yang akan mengubah sejarah klub.
Latar Belakang Transfer yang Menghebohkan
Transfer Wayne Rooney dari Everton ke Manchester United merupakan salah satu saga paling dramatis di bursa transfer musim panas 2004. Remaja yang dijuluki “Wazza” ini sudah menjadi sensasi sejak ia mencetak gol kemenangan melawan Arsenal di usia 16 tahun. Penampilannya yang ganas, kekuatan fisik, dan insting mencetak gol yang tajam membuatnya dijuluki “anak ajaib” dari Merseyside. Namun, kecemerlangannya di Euro 2004 bersama tim nasional Inggris benar-benar menempatkannya di bawah sorotan global. Empat gol yang ia cetak di turnamen tersebut membuat klub-klub top Eropa mengantri untuk mendapatkan tanda tangannya.
Manchester United, di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, melihat Rooney sebagai penerus takhta yang sempurna. Ferguson tidak hanya melihat bakat mentah, tetapi juga keberanian dan mentalitas juara yang jarang ditemukan pada pemain seusianya. Setelah negosiasi yang alot, United akhirnya berhasil memboyong Rooney dengan nilai transfer yang mencapai £27 juta, menjadikannya pemain muda termahal di dunia saat itu. Harga fantastis ini memicu keraguan di kalangan banyak pengamat. Bisakah seorang remaja memikul beban ekspektasi sebesar itu?
Debut yang Mengguncang Old Trafford
Keraguan itu sirna dalam waktu kurang dari 90 menit. Old Trafford dipenuhi dengan antusiasme yang membuncah saat Manchester United menjamu Fenerbahçe di Liga Champions. Para penggemar, yang sudah mendengar reputasi Rooney, kini ingin melihatnya beraksi secara langsung. Sir Alex Ferguson memasang Rooney sebagai starter, dan sang pemain langsung menunjukkan kelasnya.
Pertandingan baru berjalan 17 menit ketika Rooney membuka rekening golnya untuk United. Menerima umpan dari Ruud van Nistelrooy, ia melepaskan tendangan voli yang keras dan akurat dari luar kotak penalti, membuat kiper lawan tak berkutik. Gol ini bukan sekadar gol, melainkan sebuah pernyataan. Sebuah pengumuman bahwa ia tiba untuk menaklukkan.
Namun, Rooney tidak berhenti sampai di situ. Pada menit ke-28, ia kembali mencetak gol. Kali ini, ia menunjukkan kecepatan dan kecerdikannya. Ia berlari mengejar umpan, mengalahkan bek lawan, dan dengan tenang menceploskan bola ke gawang. Gol kedua ini menunjukkan fleksibilitasnya, kemampuannya dalam menciptakan ruang, dan insting pemburu yang tak terbantahkan.
Puncak dari penampilan fantastisnya datang pada menit ke-54, saat ia mengeksekusi tendangan bebas dengan sempurna. Bola melengkung melewati pagar betis dan bersarang di sudut atas gawang, melengkapi trigol atau hat-trick yang fenomenal dalam debutnya. Tiga gol, dalam tiga cara yang berbeda. Masing-masing gol menunjukkan aspek yang berbeda dari bakatnya yang luar biasa: kekuatan, kecepatan, dan ketepatan.
Respons dari penonton sungguh luar biasa. Old Trafford bergemuruh, para penggemar United berdiri, memberikan tepuk tangan meriah. Mereka tidak hanya menyaksikan kemenangan 6-2, tetapi juga menyaksikan sebuah sejarah baru. Tiga gol ini mengukuhkan dirinya sebagai pemain termuda yang mencetak hat-trick di Liga Champions. Rekor ini bertahan selama bertahun-tahun, menjadi bukti awal dari kehebatannya.
Dampak dan Warisan
Debut Wayne Rooney menjadi lebih dari sekadar pertandingan sepak bola; itu adalah sebuah tonggak sejarah. Ini adalah momen ketika ia membenarkan setiap sen yang dihabiskan untuknya. Ia membungkam semua kritik dan keraguan, membuktikan bahwa ia siap untuk panggung terbesar. Penampilannya melawan Fenerbahçe menjadi landasan yang kokoh bagi karir gemilang di Old Trafford.
Selama 13 tahun berikutnya, Rooney tumbuh menjadi salah satu pemain terpenting dalam sejarah Manchester United. Ia tidak hanya menjadi kapten tim, tetapi juga menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk klub, melampaui rekor legenda Sir Bobby Charlton. Ia meraih lima gelar Liga Premier, satu Liga Champions, satu Liga Europa, dan banyak trofi domestik lainnya.
Wayne Rooney adalah perpaduan unik antara bakat, kekuatan, dan semangat juang. Ia adalah striker, gelandang serang, dan bahkan sesekali gelandang tengah. Fleksibilitasnya membuatnya menjadi aset tak ternilai bagi setiap manajer. Namun, di atas segalanya, ia adalah seorang pemimpin. Ia mewakili mentalitas “pantang menyerah” yang menjadi ciri khas Manchester United di bawah Sir Alex Ferguson.
Pada akhirnya, 1 September 2004, adalah hari di mana Manchester United membeli lebih dari sekadar pemain. Mereka membeli sebuah simbol, sebuah ikon. Mereka membeli masa depan. Dan debutnya yang tak terlupakan akan selamanya dikenang sebagai hari di mana sang “anak ajaib” dari Liverpool menjadi pangeran Old Trafford, yang siap untuk dinobatkan sebagai raja.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Allan Simonsen: Pemain Denmark Pemenang Ballon d’Or
Chaos di Las Vegas: Malam Kelam UFC 229
Arie Haan: Pahlawan Sepakbola De Oranje