Jakarta – Matchday 3 Piala Afrika 2021 diwarnai oleh sebuah pertandingan kontroversial. Kontroversi yaang terjadi dalam laga antara Tunisa melawan Mali itu tidak melibatkan pemain kedua kesebelasan maupun hasil akhir dari pertandingan tersebut. Kekisruhan dalam pertandingan itu justru disebabkan oleh ulah wasit yang memimpin pertandingan.
Laga ini dipimpin oleh wasit Janny Sikazwe ini sebenarnya berjalan sengit. Kedua tim melakukan jual beli serangan sehingga jalannya laga seru sejak awal hingga akhir. Namun sang wasit justru membuat kontroversi di laga ini. Ia meniup peluit panjang tanda berakhirnya laga dua kali sebelum menit ke-90.
Kontroversi wasit Janny Sikazwe ini dimulai di menit 85. Pasalnya ia meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.Kondisi itu membuat Sikazwe dan para perangkat pertandingan mendapatkan protes keras. Setelah mendapatkan protes bertubi-tubi, Sikazwe memutuskan melanjutkan pertandingan.
Namun pertandingan itu hanya dilanjutkan selama empat menit saja, tepatnya 89 menit 49 detik. Sang wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan.Keputusan wasit menghentikan laga 11 detik sebelum menit ke-90 mendapatkan protes keras dari pemain dan tim pelatih Tunisia. Pasalnya Tunisia pada saat itu berada dalam posisi tertinggal.
Mereka kalah dengan skor 1-0. Alhasil mereka menuntut laga itu dilanjutkan karena mereka yakin bisa mengejar ketertinggalan.Selain itu pertandingan seharusnya mendapatkan tambahan waktu beberapa menit. Karena ada beberapa pergantian pemain dan pelanggaran sepanjang babak kedua, terutama insiden kartu merah yang menimpa pemain Mali, El Bilal Toure.
Seusai pertandingan, Federasi sepak bola Afrika membuat pengumuman. Mereka berencana untuk melanjutkan pertandingan yang tersisa beberapa menit. Pemain dan pelatih Tunisia dilaporkan sudah terlalu kecewa. sehingga mereka tidak memainkan lanjutan pertandingan itu.
(bP/teamKB)
Fototitle: kompas.com
Berita lainya
Antony Bawa Real Betis kandaskan Gent
Big Match Munchen Vs Leverkusen Di Spieltag Ke-22 Bundesliga
Union SG Ditekuk Ajax Amsterdam