Lawan Bangladesh pun Tak Bisa Menang

Jakarta – PSSI sengaja memilih Bangladesh untuk menjadi lawan timnas Indonesia di FIFA Matchday dengan dua alasan yang sangat kuat. Pertama, PSSI memilih lawan yang kemugkinan besar bisa dikalahkan agar peringkat Indonesia naik di Rangking FIFA. Alasan kedua adalah memberi hiburan pada para fans timnas Indonesia yang untuk pertama kalinya dapat menyaksikan langsung di Stadion.

Namun alih aiih memenanglan laga dan menambah poin guna menaikkan peringkat, timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang tanpa gol. Padahal Indonesia turun dengan pe,ain terbaiknya. Dan yang lebih mengecewakan, timnas gagal memberikan hiburan bagi para fans yang memadati stadion SI Jalak Harupat dan yang menyaksikan siaran langsung lewat televisi.

Membawa misi harus menang untuk menaikkan peringkat FIFA, timnas Indonesia langsung mengambil inisiatif serangan sejak awal babak pertama. Meski demikian, belum ada peluang berbahaya yang didapat tuan rumah. Lilipaly mencoba mengancam gawang Bangladesh. Sayang, tembakan yang ia lepaskan masih bisa dimentahkan kiper tim lawan, Rahman Zico. Sejumlah peluang berbahaya diperoleh Timnas Indonesia sepanjang babak pertama. Namun, masih belum ada gol yang tercipta hingga pertandingan babak pertama berakhir.

Memasuki babak kedua, pelatih Shin Tae Yong melakukan banyak rotasi untuk menyegarkan timnas Indonesia. Namun pressing ketat yang diterapkan para pemain Bangkladesh membuat semua serangan yang dibangun para pemain Indonesia mentah di tengah jalan. Beberapa peluang matangpun sempat tercipta, namun penyelesaian akhir yang buruk membuat skor imbang tanpa gol mengakhiri laga persabahatan ini.

PSSI harus dapat fair dalam mengevalusai kinerja pelatih Shin Tae Yong. Walaupun semua perlu waktu, namun permainan timnas Indonesia tidak semakin membaik selama dilatih oleh pelatih asal Korea Selatan itu. Padahal jadwal padat telah menanti timnas Indonesia, baik itu kulaifikasi Piala Asia maupun Piala AFF yang akan degelar akhir tahun ini.

(Yp/teamKB)

^{Fototitle: tribunnews.com}