Gen-Z atau zoomer sering diremehkan. Yang meremehkan, biasanya gen-baby boomers atau gen-x. Entah karena umur, lalu tidak bisa berprestasi. Atau, karena malas belajar hal-hal baru.
Mengutip BBC Indonesia, para zoomer, meskipun masih dalam perdebatan akademis, generasi baru tersebut lahir antara pertengahan tahun 1990-an hingga awal tahun 2010-an. Bahkan menurut Bank Dunia, 41% angkatan kerja dunia saat ini diisi oleh zoomer. Generasi baru ini dianggap penting karena menguasai dunia dalam konteks jumlah. Jumlahnya 32% dari total penduduk dunia.
Zoomer adalah kelompok yang paling intensif menggunakan media sosial. Kajian dari Reuters Institutemenunjukkan, hampir 60% zoomer menggunakan media sosial sebagai sumber utama untuk mendapatkan berita. Penelitian tersebut juga menjelaskan bahwa, zoomer lebih berpeluang mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi ketimbang generasi sebelum mereka.
Riset yang dilakukan oleh Varkey Foundation, hasil dari wawancara mendalam terhadap 20 ribu anak muda dengan rentang usia 15-21 tahun di 20 negara, pada lima benua yang berbeda, menunjukkan bahwa sikap menerima kelompok yang berbeda dari dirinya adalah tinggi.
Di ulang tahun Republik Indonesia ke 77, berikut adalah para zoomer yang jadi andalan Indonesia untuk prestasi olahraga:
Timnas putra sepakbola U-16
Keberhasilan timnas meraih piala AFF, setelah mengalahkan Vietnam di final dengan 1-0, berbuah undangan untuk menghadiri upacara bendera di Istana Merdeka. Gol dicetak oleh M. Kafiatur Rizky. Piala tersebut adalah yang kedua direbut Indonesia. Yang pertama adalah pada tahun 2018, mengalahkan Thailand lewat adu penalti.
Mengutip PSSI, para pemain yang masih pelajar, dihadiahi laptop untuk aktivitas pendidikan mereka. Setelah turnamen AFF U-16, pemain akan diliburkan dulu dan dikembalikan ke klub masing-masing. Tim yang dilatih oleh Bima Sakti, akan berkumpul kembali guna persiapan untuk kualifikasi Piala AFC U-17 di awal Oktober.
Masniari Wolf
Perenang berusia 16 tahun dan berhasil mempersembahkan medali emas pertama dari nomor 50 M gaya punggung di SEA Games 2022, Vietnam. Dalam final, ia berhasil memperoleh catatan waktu 29,21 detik. Rekor ini berarti rekor baru nasional yang sebelumnya dipegang oleh Sofie Kemala, dengan catatan waktu 29,47 detik.
Pada SEA Games lalu adalah debut pertamanya. Mengutip PB PRSI, Masniari sedang dipersiapkan untuk Olimpiade Paris 2024 dan Olimpiade Los Angeles 2028. Saat berkompetisi di Eropa pun, ia menoreh prestasi. Di tahun 2019, berhasil meraih juara pada nomor 50 M dan 100 M gaya punggung di Sueddeutsche Jahrgangsmeister.
Vidya Rafika
Penembak berusia 18 tahun dan mengikuti Olimpiade Tokyo 2020. Kabar Vidya lolos untuk olimpiade justru diperoleh saat ia sedang mengikuti ASC (Asian Shooting Champhionship) di Qatar. Saat itu, Vidya berada di peringkat 14 untuk tingkat Asia.
Mengutip Kemenpora, prestasi Vidya telah dimulai sejak usia 9 tahun. Ibunya, I Gusti Ayu Putu Indra Dewi, adalah mantan atlet menembak. Sang ibu, kerap membawanya ke lokasi latihan. Saat PON 2012 Pekanbaru, ia telah mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi, masih duduk di kelas enam Sekolah Dasar. Kini, kelas Vidya sudah internasional. Beberapa kejuaraan yang pernah diikutinya adalah: ISSF World Cup di New Delhi, Munich, dan Baku.
(BS/timKB)
Sumber Foto: Akseleran
Berita lainya
Yuzuru Hanyu: Raja Seluncur Es Indah dari Jepang
Pertarungan Kelas Berat Penuh Kontroversi: Holyfield vs. Lewis I
Philip Alfred Mickelson: Legenda PGA Tour