Beberapa dari kita mungkin sudah punya pengalaman sebagai pemimpin. Entah sebagai pimpinan perusahaan, organisasi atau dalam lingkungan tertentu. Menjadi seorang pemimpin, adalah sebuah konsep untuk mengelola banyak orang, membangun hubungan dan memeliharanya.
Ketika kita mampu memimpin diri kita sendiri, tentu saja akan ada banyak cara untuk memaksimalkan diri kita dan orang lain, melalui kualitas dan kedalaman hubungan. Cara kita terhubung dan menafsirkan hubungan melalui perspektif yang berbeda dapat menunjukkan betapa berharganya hubungan itu.
Kita juga dapat menggunakan hubungan tersebut untuk diri sendiri dan orang lain agar bertumbuh bersama. Kita dapat membangun komunitas melalui tujuan bersama. Membina hubungan yang positif dan kolaboratif dapat menciptakan hasil yang positif baik untuk tim, organisasi, atau dunia. Tidak diragukan lagi ketika kita mampu mengenali hubungan adalah jantung pertumbuhan bagi individu dalam hubungan, kita juga akan memperdalam kesadaran akan persatuan. Kita menyadari bahwa mereka layak untuk dipahami dan diberdayakan karena mereka memiliki hak yang sama dengan kita. Untuk semua alasan itu, jelas bahwa hubungan merupakan inti dari kepemimpinan diri yang lebih tinggi.
Lalu untuk apa kita harus bisa mengelola hubungan? Karena hubungan antar manusia adalah jantung dan inti dari keberadaan kita. Mungkin banyak orang membentuk hubungan karena berbagai alasan. Bergantung pada kedalaman hubungan, orang akan mendapatkan hasil yang berbeda untuk setiap hubungan tersebut.
Dalam lingkungan bisnis yang serba cepat dan selalu berubah saat ini, para pemimpin yang memimpin dengan kesadaran, akan menyadari bahwa relationship atau hubungan adalah inti dari kesuksesan. Mereka menyadari bahwa berhubungan dengan orang lain adalah keterampilan utama.
Menurut sebuah studi oleh Center for Creative Leadership, pemimpin yang mengembangkan hubungan berkualitas tinggi dengan karyawannya lebih cenderung memiliki tim yang terlibat, berkomitmen, dan termotivasi. Selain itu, hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan, klien, dan mitra dapat meningkatkan kepercayaan, loyalitas, dan kolaborasi. Pada akhirnya hubungan ini menghasilkan hasil bisnis yang lebih baik. Kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang kuat dapat menghasilkan tumbuh dan berkembangnya kesadaran diri.
Hubungan adalah alat yang sangat baik bagi kita untuk mengembangkan kesadaran diri. Kesadaran diri tersebut yang merupakan kemampuan untuk memahami kekuatan, kelemahan, nilai, dan emosi diri. Mengembangkan kesadaran diri sangat penting bagi para pemimpin karena membantu mereka mengenali kelemahan mereka, membuat keputusan yang lebih baik, dan berhubungan dengan orang lain secara lebih efektif. Melalui hubungan, kita dapat memperoleh umpan balik dan wawasan yang berharga tentang perilaku, sikap, dan dampak kita terhadap orang lain.
Hubungan Sebagai Cermin Diri
Kita dapat menggunakan hubungan kita dengan orang lain sebagai cermin diri. Cermin-cermin ini memantulkan kembali kepada kita hal-hal yang perlu kita ketahui tentang diri kita sendiri. Karena orang-orang di sekitar kita dapat memberikan umpan balik dan wawasan yang berharga tentang perilaku, sikap, dan gaya kepemimpinan kita.
Sama seperti cermin yang mencerminkan penampilan fisik seseorang, hubungan dapat mencerminkan kekuatan dan kelemahan seorang pemimpin, kelemahan, dan area untuk perbaikan. Ketika kita mampu membangun hubungan yang kuat dengan anggota tim, kolega, dan mentor mereka, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, di mana kita dapat menerima umpan balik yang jujur dan belajar lebih banyak tentang diri kita sendiri.
Dengan menggunakan hubungan sebagai cermin, para pemimpin dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri. Mereka akan mengenali pengaruh mereka terhadap orang lain, dan bagaimana kemampuan mereka dapat meningkat sebagai pemimpin. Ini dapat membantu untuk membangun hubungan yang lebih kuat. Pada gilirannya, hal ini dapat menciptakan tempat kerja yang lebih positif. Dengan adanya faktor-faktor ini, hasil yang lebih baik akan lebih mungkin terjadi.
Mengenali Diri Sendiri Pada Orang Lain
Umumnya, kita dapat belajar tentang diri kita sendiri dengan mengenali aspek-aspek dari diri kita sendiri, yang disukai atau tidak disukai orang lain melalui proses yang disebut proyeksi. Proyeksi adalah fenomena psikologis di mana seseorang secara tidak sadar memproyeksikan pikiran, perasaan, dan perilaku mereka sendiri kepada orang lain.
Ketika kita mengamati sifat atau perilaku orang lain yang kita kagumi atau hormati, hal itu dapat menunjukkan bahwa kita sendiri memiliki sifat atau perilaku yang sama. Pengakuan ini dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan kualitas tersebut lebih lanjut.
Di sisi lain, ketika orang mengamati sifat atau perilaku orang lain yang mereka anggap menjengkelkan atau membuat frustrasi, hal ini menunjukkan bahwa mereka sendiri memiliki sifat atau perilaku yang sama, tetapi mungkin tidak menyadarinya. Momen tersebut dapat menjadi kesempatan untuk refleksi diri dan introspeksi untuk mengidentifikasi area dimana kita bisa memperbaiki diri.
Kita dapat memperoleh wawasan tentang perilaku dan pola pikir kita sendiri, dengan menempatkan diri kita sendiri dan mengenali aspek diri yang kita suka atau tidak suka pada orang lain. Ini dapat membantu kita menjadi lebih sadar diri, mengembangkan kekuatan, dan memperbaiki area kehidupan atau karakter yang harus diperbaiki. Membangun hubungan tidak selalu mudah, tetapi dengan niat yang baik, kita akan selalu dapat membuat kemajuan.
1. Cari Umpan Balik Dari Orang Lain
Kita harus secara aktif mencari umpan balik dari orang yang kita percayai, seperti kolega, mentor, dan keluarga. Umpan balik yang jujur dapat membantu kita mengidentifikasi area untuk perbaikan dan mendapatkan wawasan tentang bagaimana diri kita dianggap oleh orang lain.
2. Kelilingi Diri Anda Dengan Beragam Perspektif
Kita harus dengan sengaja membangun hubungan dengan banyak orang dengan berbagai latar belakang, pengalaman, dan perspektif yang berbeda dari kita. Ini dapat membantu memperluas pemahaman kita tentang dunia dan membawa kita pada ide dan cara berpikir baru.
3. Berkolaborasi Dan Terlibat Dalam Kegiatan Membangun Tim
Menjalankan aktivitas membangun tim dan mendorong kolaborasi dalam tim, adalah cara yang sangat ampuh tidak hanya untuk membangun tim tetapi juga untuk memberi sinyal kepada tim bahwa keterhubungan adalah inti dari tim. Hal ini dapat membantu membangun kepercayaan dan mendorong komunikasi terbuka. Pada gilirannya, ini mengarah pada pekerjaan yang lebih produktif dan kreatif.
4. Latih Empati
Kita harus bisa melatih empati dan secara aktif mendengarkan kebutuhan dan kekhawatiran orang lain. Ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih memahami pengalaman orang-orang yang kita pimpin.
5. Belajar Dari Kesalahan
Kita harus mau mengakui ketika kita melakukan kesalahan dan menggunakan pengalaman itu sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Ini dapat membantu kita menjadi lebih sadar diri dan membangun ketahanan.
Hubungan adalah inti dari kepemimpinan dan jika kita dapat mempertimbangkan manfaat dari membangun, memelihara, dan belajar dari hubungan dan mempraktikkan aktivitas seperti ini, kita tidak akan gagal membangun keterampilan kepemimpinan dan kita akan mampu benar-benar menginspirasi orang lain.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : Entreprenuer
Berita lainya
Achievemephobia: Mengatasi Ketakutan Akan Kesuksesan
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?
Fleksibilitas Mental: Kunci Menghadapi Dunia Yang Dinamis