Bersikap baik kepada orang lain adalah cara penting untuk menyebarkan kebaikan dan kepositifan. Selain bermanfaat bagi orang lain, penelitian menunjukkan bahwa jenis perilaku prososial ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental diri kita sendiri.
Menjadi orang yang lebih baik tidak sesulit yang kita bayangkan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menunjukkan kasih sayang, empati, dan kebaikan dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain.
Menjadi orang baik berarti bertindak dengan kebaikan, dan penelitian menunjukkan bahwa kebaikan dapat berdampak positif pada otak kita. Tindakan kebaikan individu memicu pelepasan oksitosin dan endorfin dan tampaknya mendorong terciptanya koneksi saraf baru.
Mungkin sulit untuk menjadi orang baik ketika kita dikuasai oleh pikiran negatif. Ketika kita mendapati diri mengkritik seseorang, cobalah mengadopsi pola pikir yang lebih positif. Misalnya, jika rekan kerja melakukan kesalahan, berhentilah sebelum kita mengkritik pekerjaannya. Mungkin kita melihat kesalahan mereka sebagai kesempatan untuk membantu mereka daripada merasa kesal karena tidak sempurna.
Tetap setia pada diri sendiri dan value diri kita. Kita masih bisa mengekspresikan diri dengan baik dengan jujur, tidak perlu berpura-pura atau karena kita ingin menyenangkan hati atasan kita.
Bersikap baik bukan berarti kita tidak pernah mengatakan “tidak” kepada orang lain atau melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan.
Menetapkan batasan yang kuat dan adil berarti kita menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Bersikap baik kepada orang lain dapat dilakukan dengan lebih alami saat kita merasa aman dan dihormati.
Cara kita memperlakukan diri kita sendiri, termasuk self-talk kita, berperan penting dalam cara kita memperlakukan orang lain. Lagi pula, bagaimana kita bisa memperlakukan orang lain dengan baik jika kita tidak memperlakukan diri kita sendiri dengan baik?
Perhatikan bagaimana kita berbicara kepada diri sendiri dan bagaimana kita bereaksi ketika terjadi kesalahan, apakah kita menyalahkan atau menghukum diri sendiri? Dengan mempraktikkan kesabaran dan kebaikan terhadap diri kita sendiri, kita akan lebih mudah bersikap baik kepada orang lain.
Hidup ini penuh dengan perubahan. Saat kita dihadapkan dengan ide, situasi, atau orang yang tidak kita kenal, emosi negatif dapat muncul yang membuat kita sulit bersikap baik. Keterbukaan pikiran adalah kualitas penting untuk mempelajari dan menyerap informasi tanpa menghakimi. Menjaga pikiran terbuka dapat membantu kita menavigasi wilayah asing sambil tetap tenang dan santai.
Jauh lebih mudah untuk bersikap baik ketika kita merasa nyaman dengan diri sendiri dan lingkungan kita, bahkan di tengah banyak perubahan yang terjadi dalam hidup kita.
Kesopanan hanyalah salah satu aspek dari bersikap baik, tetapi merupakan cara yang penting untuk mengatur nada positif dalam interaksi sosial. Ingatlah bahwa perilaku orang lain tidak perlu menjatuhkan perilaku kita.
Jika orang lain bersikap tiba-tiba atau kasar, menanggapi dengan sopan bisa menjadi cara untuk mengubah arah interaksi. Dalam percakapan sehari-hari, kata-kata sederhana seperti “tolong” dan “terima kasih” bisa sangat membantu dalam menunjukkan kepada seseorang bahwa kita menghargainya.
Berusahalah menemukan cara-cara kecil untuk membantu dalam interaksi sehari-hari kita dengan orang lain. Dari tersenyum pada orang lain yang kita temui di jalan, hingga membantu rekan kerja mengerjakan pekerjaannya, menjadi orang yang membantu bisa menjadi cara yang bagus untuk berlatih bersikap baik sepanjang hari.
Melepaskan dendam masa lalu dan memaafkan orang lain dapat membantu kita bergerak maju dengan sikap yang lebih positif. Lebih mudah untuk bersikap baik ketika kita merasa baik tentang orang lain. Memaafkan diri sendiri juga penting, jadi berusahalah melepaskan pengalaman negatif dari masa lalu yang menghalangi kita mengembangkan pola pikir yang lebih positif.
Luangkan beberapa menit setiap hari untuk memikirkan sesuatu yang kita syukuri. Kita mungkin merasa terbantu dengan membuat jurnal rasa syukur. Penelitian menunjukkan bahwa rasa syukur dapat memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Berfokus pada pikiran positif dapat membantu kita mengembangkan sikap yang lebih positif dan dapat mempermudah mengatasi kesulitan hidup sehari-hari.
Empati dan rasa hormat juga merupakan komponen penting dari kebaikan. Setiap hari, cobalah untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan pikirkan tentang hal-hal yang dapat kita lakukan untuk menghargai kebutuhan mereka. Bahkan jika kita tidak setuju dengan apa yang dilakukan orang lain, cobalah untuk memperlakukan mereka dengan baik dan hormat.
Hargai juga waktu orang. Jika kita bertemu dengan seorang teman, misalnya, cobalah untuk datang tepat waktu dan tetap hadir selama percakapan. Hindari menatap ponsel terlalu. Berlatihlah mendengarkan secara aktif.
Apa artinya menjadi baik? Bagaimana kita tahu jika kita adalah orang yang baik? Beberapa ciri yang sering dimasukkan dalam definisi kebaikan antara lain, empati, adil, murah hati, jujur, sopan, bertanggungjawab, dan perhatian.
Definisi yang tepat dari “baik” dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Bidang psikologi kepribadian menunjukkan bahwa ada beberapa ciri kepribadian berbeda yang terkait dengan kualitas ini.
Psikolog sering menggambarkan kepribadian dalam lima dimensi yang luas. Salah satu dimensi ini dikenal sebagai kesesuaian. Ini mencakup beberapa sifat yang berhubungan dengan cara kita memperlakukan orang lain. Misalnya, banyak karakteristik yang diasosiasikan dengan kebaikan, termasuk kebaikan hati dan empati, merupakan aspek keramahan.
Perilaku prososial adalah istilah yang digunakan psikolog untuk merujuk pada tindakan yang berkaitan dengan kesejahteraan, keamanan, dan perasaan orang lain. Dengan kata lain, banyak perilaku “baik” seperti berbagi, bekerja sama, dan menghibur adalah tindakan prososial yang mempromosikan kesejahteraan orang lain.
Perilaku seperti itu jelas menguntungkan mereka yang kita bantu dan memupuk hubungan sosial yang lebih besar. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa bersikap baik kepada orang lain juga dapat bermanfaat bagi kesehatan mental diri kita sendiri.
Menjadi baik terasa menyenangkan. Penelitian menunjukkan bahwa terlibat dalam tindakan yang baik dan bermanfaat dapat membantu meningkatkan suasana hati. Dalam sebuah penelitian, peneliti menemukan bahwa terlibat dalam aktivitas kebaikan setiap hari selama tujuh hari meningkatkan perasaan bahagia dan sejahtera.
Studi ini juga menemukan bahwa semakin banyak tindakan baik yang dilakukan orang, semakin bahagia perasaan mereka. Juga tidak masalah apakah tindakan kebaikan ini ditujukan kepada teman, orang asing, atau bahkan diri sendiri, semua memiliki dampak positif yang sama.
Kebaikan juga dapat berperan dalam menghilangkan stres. Studi menunjukkan bahwa bersikap baik juga dapat membantu orang mengatasi efek stres dengan lebih efektif. Misalnya, dalam satu penelitian, peneliti menemukan bahwa orang yang melakukan tindakan kebaikan dilaporkan merasa lebih sedikit stres dan negatif. Penelitian juga menunjukkan bahwa kebaikan bisa menular.
Meskipun jelas ada beberapa manfaat penting, bersikap baik juga memiliki beberapa kerugian. Ini terutama benar jika kebutuhan untuk bersikap baik menghalangi komunikasi dan keaslian yang tulus.
Beberapa hasil negatif potensial dari menekan perasaan kita yang sebenarnya dalam upaya untuk menjadi “baik” meliputi:
- Ledakan emosional. Jika kita terus-menerus menekan pikiran dan emosi yang sebenarnya, hanya demi menampilkan kepribadian yang baik, kemungkinan besar perasaan itu akan muncul ke permukaan di beberapa titik. Tekanan dapat terus meningkat sampai beberapa stres memicu reaksi, yang mungkin bermanifestasi sebagai ledakan tiba-tiba dari sifat mudah tersinggung atau kemarahan langsung.
- Perasaan dendam. Menyembunyikan perasaan yang sebenarnya atau menyangkal apa yang sebenarnya kita inginkan, karena emosi atau keinginan tersebut tidak dipandang sebagai “baik” pada akhirnya dapat menimbulkan perasaan dendam atau kepahitan. Ini dapat menciptakan efek bumerang dan berdampak negatif pada hubungan kita dengan orang lain.
- Hubungan yang dangkal. Jika kita tidak menyatakan hal-hal yang benar-benar diinginkan dalam suatu hubungan, demi menghindari konflik dan bersikap baik, itu mungkin berarti kita tidak mengungkapkan diri-sejati kita kepada orang lain. Hal ini sering mengakibatkan hubungan yang tidak memiliki kedalaman dan keintiman emosional. Mungkin ada sedikit argumen dan konflik, tetapi ada juga kurangnya koneksi dan kedekatan.
(DK-TimKB)
Sumber Foto : Happiness.com
Berita lainya
Achievemephobia: Mengatasi Ketakutan Akan Kesuksesan
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?
Fleksibilitas Mental: Kunci Menghadapi Dunia Yang Dinamis