Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Rochy Putiray, Striker Nyentrik Timnas Indonesia Pembobol Gawang AC Milan


Jakarta – Rochy Melkiano Putiray, seorang mantan pemain sepak bola Indonesia, telah mencetak namanya dalam sejarah sepak bola Tanah Air. Lahir pada tanggal 26 Juni 1970 di Maluku, Rochy adalah seorang striker yang terkenal dengan performa gemilangnya di lapangan. Namun, tak hanya kualitas permainannya yang membuatnya dikenang, tetapi juga gaya unik yang ia tampilkan di atas hijau rumput.

Karier sepak bola Rochy dimulai pada tahun 1987 ketika ia memulai debut profesionalnya bersama Arseto Solo. Dalam rentang waktu 1987 hingga 1999, Rochy telah mengukir prestasi gemilang dengan mencetak 177 gol dari 219 pertandingan yang ia lakoni bersama Arseto Solo. Keahlian dan ketajaman penyelesaian akhirnya membuatnya menjadi sosok yang ditakuti oleh pertahanan lawan.

Prestasi Rochy pun tak hanya terbatas di level domestik. Pada tahun 1999, ia dipinjam oleh klub Liga Republik Ceko, Dukla Prague. Meskipun hanya tampil dalam delapan pertandingan, Rochy berhasil mencetak satu gol yang membuktikan kemampuannya dalam merobek jala lawan.

Kembali ke tanah air, Rochy bergabung dengan Persija Jakarta pada tahun 1999 hingga 2000. Selama 15 pertandingan bersama klub tersebut, ia berhasil mencetak 20 gol yang membantu Persija Jakarta dalam meraih kesuksesan di level nasional.

Foto: carapandang.com

Prestasi Rochy tak hanya diraih di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Pada tahun 2001, ia memutuskan untuk bermain di liga Hong Kong bersama klub Instant Dict. Dalam 22 pertandingan yang ia lakoni, Rochy mampu mencetak 12 gol yang menunjukkan kualitasnya sebagai seorang penyerang yang mematikan. Tahun berikutnya, ia melanjutkan petualangannya dengan bergabung dengan klub Happy Valley sebelum pada tahun 2002 ia bermain untuk PSM Makassar.

Puncak kejayaan Rochy di luar negeri terjadi saat ia membela klub South China AA pada tahun 2002 hingga 2003. Dalam 32 pertandingan, Rochy menorehkan prestasi mengesankan dengan mencetak 42 gol yang membuatnya diakui sebagai salah satu penyerang terbaik di liga Hong Kong.

Pada tahun 2003 hingga 2004, Rochy melanjutkan karier sepak bolanya di klub Kitchee SC. Dalam dua tahun berkiprah di sana, ia terus menunjukkan kehebatannya dengan mencetak 26 gol dari 16 pertandingan yang ia mainkan. Bahkan, saat bertanding dalam uji coba melawan AC Milan, salah satu klub raksasa Italia, Rochy berhasil mencetak dua gol meskipun harus berhadapan dengan bek legendaris Paolo Maldini.

Setelah petualangan panjang di liga Hong Kong, Rochy Putiray kembali ke Indonesia untuk membela PSPS Pekanbaru sebelum akhirnya mengakhiri karier sepak bolanya dengan PSS Sleman pada tahun 2006. Meskipun telah mengakhiri karier sebagai pemain sepak bola, namanya tetap dikenang oleh para pecinta sepak bola Indonesia.

Selain karier klub yang sukses, Rochy juga mengibarkan bendera Merah Putih di level internasional. Ia menjadi bagian dari Timnas Indonesia dari tahun 1991 hingga 2004 dan mencatatkan 17 gol dalam 41 penampilannya. Puncak prestasi internasionalnya adalah ketika ia membawa pulang medali emas untuk Timnas Indonesia pada SEA Games 1991 di Filipina.

Selain kiprahnya di dunia sepak bola, Rochy Putiray juga memiliki latar belakang pendidikan yang tak kalah menarik. Ia merupakan lulusan S1 Fakultas Ilmu Administrasi dari Universitas Surakarta (UNSA), yang menunjukkan bahwa ia tidak hanya memiliki bakat dalam sepak bola, tetapi juga menghargai pendidikan yang baik.

Tak hanya prestasi dan kualitas permainannya, Rochy Putiray juga dikenal dengan gaya uniknya di dunia sepak bola. Rambutnya yang sering kali diwarnai dengan berbagai warna, penggunaan sepatu dan kaos kaki yang berbeda, menjadikan Rochy sebagai pemain yang memiliki ciri khas yang unik.

Rochy Melkiano Putiray telah meninggalkan jejaknya di dunia sepak bola Indonesia. Prestasi yang diraihnya baik di level klub maupun internasional adalah bukti kehebatannya sebagai seorang striker. Kehadirannya yang berbeda dengan gaya uniknya menjadi daya tarik tersendiri. Meskipun sudah pensiun, namanya tetap diingat dan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengejar mimpi mereka di lapangan hijau.

(EA/timKB).

Sumber foto: tribunnews.com