Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sehari-hari. Melalui komunikasi, kita dapat berinteraksi dengan orang lain, menyampaikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan kita. Namun, seringkali kita tidak menyadari bahwa komunikasi yang kita lakukan dapat berdampak besar pada kesehatan mental kita dan orang lain.
Di tengah kehidupan yang semakin sibuk dan serba cepat, praktik komunikasi perhatian atau yang juga dikenal sebagai mindfulness communication menjadi semakin penting. Perhatian penuh (mindfulness) adalah praktik menyadari saat ini secara sadar, bebas dari penghakiman. Dalam konteks komunikasi, komunikasi perhatian melibatkan penggunaan praktik mindfulness saat berkomunikasi dengan orang lain.
Komunikasi yang penuh perhatian melibatkan ketelitian dalam bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain pada saat ini. Prinsip-prinsip seperti mendengarkan secara aktif dan empati menjadi prinsip utama dalam komunikasi perhatian. Ketika kita berkomunikasi dengan penuh perhatian, kita memberikan perhatian penuh kepada orang yang kita ajak bicara, mendengarkan dengan benar, dan memahami perasaan dan perspektif mereka.
Selain mendengarkan secara aktif dan empati, terdapat prinsip lain yang perlu dipertimbangkan dalam komunikasi yang penuh perhatian. Prinsip-prinsip seperti tidak menghakimi, kasih sayang, keterbukaan, kerentanan, kesabaran, integritas, kerendahan hati, kesadaran diri, perhatian, penerimaan, dan ketaatan juga menjadi bagian dari praktik komunikasi perhatian.
Terkait dengan kesehatan mental, komunikasi yang penuh perhatian sangat bermanfaat. Ketika kita berkomunikasi dengan penuh perhatian, kita mengaktifkan fungsi-fungsi otak yang terkait dengan pengaturan emosi dan keterampilan sosial. Kita menjadi lebih peka terhadap perasaan dan pikiran kita sendiri, serta perasaan dan pikiran orang lain.
Komunikasi yang penuh perhatian juga dapat memperkuat hubungan interpersonal. Ketika kita berkomunikasi dengan penuh perhatian, kita menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan orang lain. Kita memberikan ruang untuk mereka merasa didengar dan dihargai, sehingga menciptakan rasa kepercayaan dan kedekatan.
Untuk mempraktikkan komunikasi perhatian, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Pertama, rangkullah emosi seperti syukur dan pengampunan. Bersyukur dan memaafkan tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Dengan bersyukur, kita dapat menghargai hidup kita dan melihat sisi yang lebih cerah dalam setiap situasi. Sementara itu, pengampunan memungkinkan kita untuk melanjutkan hidup dengan lebih baik, menghadapi situasi yang telah terjadi dengan penuh kesadaran.
Kedua, jadilah pengasih dalam berinteraksi dengan orang lain. Berbelas kasih tidak hanya saat segalanya baik-baik saja, tetapi juga saat kita menghadapi perselisihan atau konflik. Menggunakan sikap yang penuh pengasih dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan saling menghormati.
Ketiga, latih belas kasih diri. Self-compassion atau belas kasih diri adalah konsep penting dalam psikologi. Sebelum kita dapat berkomunikasi dengan efektif dengan orang lain, penting bagi kita untuk memperlakukan diri sendiri dengan belas kasih. Bagaimana kita berbicara dan berpikir tentang diri sendiri dapat memengaruhi pandangan kita terhadap dunia sekitar dan gambaran diri kita. Belajar untuk bertanggung jawab pada diri sendiri dengan belas kasih adalah proses yang berkelanjutan.
Keempat, latih kesadaran diri. Memperhatikan bagaimana kita bereaksi terhadap situasi dan memperlakukan orang lain adalah hal penting dalam komunikasi perhatian. Dengan menyadari diri sendiri saat berinteraksi dengan orang lain, kita dapat mengakui kesalahan yang mungkin kita buat dan bekerja untuk memperbaiki situasi tersebut.
Kelima, bersedia meminta maaf. Terkadang, kita tidak menyadari bahwa kata-kata atau tindakan kita telah menyakiti perasaan orang lain. Setiap orang memiliki perspektif dan reaksi yang berbeda terhadap suatu situasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersedia meminta maaf jika kita menyadari telah menyinggung perasaan seseorang. Mengakui kesalahan dan meminta maaf dapat membantu memperbaiki hubungan yang rusak.
Keenam, berhati-hatilah dalam berbicara. Selain kata-kata yang diucapkan, cara kita berbicara, nada suara, dan bahasa tubuh juga mempengaruhi komunikasi kita. Kesadaran terhadap cara kita berkomunikasi dapat mencegah percakapan yang meningkat menjadi pertengkaran atau konflik. Dengan berbicara dengan penuh perhatian, kita dapat menghormati dan menghargai orang lain.
Ketujuh, hadir dalam percakapan. Terkadang, pikiran kita mungkin melayang atau kita terlalu fokus pada apa yang ingin kita katakan selanjutnya. Dalam komunikasi perhatian, penting untuk hadir secara penuh dalam percakapan. Ini berarti tidak hanya mendengarkan dengan telinga, tetapi juga dengan hati dan pikiran. Dengan hadir sepenuhnya, kita dapat benar-benar memahami apa yang orang lain sampaikan.
Kedelapan, bersikap terbuka dan jujur. Mengekspresikan perasaan dan pikiran kita mungkin sulit, tetapi ini adalah hal yang penting untuk dilakukan. Keterbukaan akan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi komunikasi yang efektif. Dengan memberikan contoh transparansi dalam hubungan, kita membangun kepercayaan dengan orang lain.
Kesembilan, jadilah penyemangat. Cobalah untuk mengucapkan kata-kata yang membangkitkan semangat kepada rekan-rekan kita, terutama pada saat mereka membutuhkannya. Menghadirkan kepositifan dalam interaksi sehari-hari tidak hanya membuat orang lain merasa baik, tetapi juga membuat diri kita merasa lebih positif.
Kesepuluh, cobalah memberikan orang lain manfaat keraguan. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Terkadang, miskomunikasi terjadi dalam hubungan. Dengan memberikan manfaat keraguan kepada orang lain, kita dapat membuka ruang bagi pemahaman dan kebaikan dalam komunikasi.
Selain mempraktikkan prinsip-prinsip dan teknik mindfulness dalam komunikasi, penting juga untuk membangun batasan yang sehat dalam berkomunikasi. Terkadang, berkomunikasi dengan penuh perhatian sulit dilakukan ketika batasan dilanggar. Seseorang mungkin secara tidak sengaja mengatakan sesuatu yang memicu kita. Namun, kita tidak selalu bisa mengendalikan apa yang orang katakan, tetapi kita dapat mengendalikan batasan yang kita tetapkan untuk diri kita sendiri.
Penting bagi kita untuk mengenali diri kita dengan memperhatikan emosi dan pemicu yang mempengaruhi kita. Sambil belajar tentang kepekaan kita, kita dapat mengungkapkan kepada orang lain jika mereka telah menyinggung kita. Yang terpenting adalah kita menjadi sadar akan apa yang mengganggu kita dan tahu bagaimana memproses emosi kita sesuai dengan itu.
Kesimpulannya, komunikasi perhatian (mindful) sangat penting untuk kesehatan mental kita. Dengan berkomunikasi dengan penuh perhatian, kita tidak hanya memperkuat hubungan interpersonal, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental kita sendiri. Prinsip-prinsip seperti mendengarkan secara aktif, empati, tidak menghakimi, kasih sayang, keterbukaan, kesabaran, integritas, kerendahan hati, kesadaran diri, perhatian, penerimaan, dan ketaatan menjadi pedoman dalam praktik komunikasi perhatian.
Untuk mempraktikkan komunikasi perhatian, kita dapat melakukan latihan seperti merangkullah emosi seperti syukur dan pengampunan, menjadi pengasih dalam berinteraksi dengan orang lain, melatih belas kasih diri, meningkatkan kesadaran diri, bersedia meminta maaf, berbicara dengan hati-hati, hadir dalam percakapan, bersikap terbuka dan jujur, menjadi penyemangat, serta memberikan orang lain manfaat keraguan.
Dengan mempraktikkan komunikasi perhatian, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih bermakna, mengatur emosi dengan lebih baik, dan memperbaiki keterampilan sosial kita. Jadilah sadar dan hadir dalam setiap percakapan, dan rasakan manfaat positif yang akan Anda rasakan dalam kesehatan mental dan hubungan interpersonal Anda.
(EA/timKB).
Sumber foto: amle.org
Berita lainya
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?
Fleksibilitas Mental: Kunci Menghadapi Dunia Yang Dinamis
Mengenal Dan Mengatasi Fanxiety