Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Verawaty Fadjrin, Ikon Bulutangkis Yang Sukses Menjadi Kapten Tim Uber Indonesia


Jakarta – Verawaty Fadjrin, seorang nama yang terukir emas dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Terlahir dengan nama Verawaty Wiharjo pada tanggal 1 Oktober 1957, Verawaty merangkai karir cemerlang dalam dunia bulutangkis, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Mengawali karirnya sejak usia 7 tahun, Verawaty menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam olahraga bulutangkis. Hanya dalam waktu tiga tahun, di usia 10 tahun, ia berhasil menjadi juara bulu tangkis anak di tingkat Jakarta Raya. Bakatnya yang luar biasa tersebut menjadi pintu pembuka bagi Verawaty untuk melanjutkan pendidikan di IKIP Jakarta, yang kini menjadi Universitas Negeri Jakarta.

Walaupun memiliki periode yang relatif singkat sebagai pesaing tunggal reguler, Fadjrin sukses mengukir prestasi mengagumkan dengan memenangkan Kejuaraan Dunia IBF 1980 di Jakarta, mengalahkan rekan senegaranya Ivana Lie. Tahun yang sama, ia juga sukses menjadi runner-up dari Lene Køppen dari Denmark di All England Open Championships.

Selanjutnya, di tahun 1981, Verawaty kembali meraih sukses dengan memenangkan gelar Pesta Olahraga Asia Tenggara, dan kemudian Indonesia Terbuka pada tahun 1982. Prestasi ini semakin melambungkan nama Verawaty dalam dunia bulutangkis. Di nomor ganda putri, sebagian besar gelar pertamanya diraih bersama Imelda Wiguno. Mereka berdua sukses memenangkan Asian Games (1978), Denmark Terbuka (1979), Kanada Terbuka (1979), All England (1979), dan Pesta Olahraga Asia Tenggara (1981).

Foto: timesindonesia

Namun, perjalanan mereka tak selalu mulus. Verawaty dan Imelda menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia tahun 1980, dan Verawaty sendiri menjadi runner-up di All England 1982 dengan rekan senegaranya Ruth Damayanti.

Setelah mengalami jeda dalam karir bulu tangkis internasionalnya dari tahun 1983 hingga 1985, Verawaty kembali ke arena dengan kesuksesan yang mengesankan. Di akhir usia dua puluhan dan awal tiga puluhan, dia menjuarai ganda putri di Indonesia Terbuka pada tahun 1986 dan 1988, dan finis kedua bersama Ivana Lie di Final Grand Prix Dunia pada tahun 1986.

Verawaty Fadjrin bukan hanya menonjol di nomor ganda putri, kesuksesan terbesarnya justru datang di nomor ganda campuran. Dia memenangkan Malaysia Open 1986 dan 1988 bersama Bobby Ertanto dan Eddy Hartono. Bahkan, di tahun 1989, Verawaty dan Eddy Hartono meraih gelar di Final Grand Prix Dunia, serta Belanda dan Indonesia Terbuka bersama.

Mereka juga mencapai babak final Kejuaraan Dunia IBF 1989 di Jakarta, meski harus mengakui keunggulan pasangan dari Korea Selatan, Chung Myung-hee dan Park Joo-bong. Kendati demikian, prestasi ini semakin menegaskan posisi Verawaty sebagai salah satu pemain bulutangkis wanita terbaik Indonesia.

Verawaty juga dikenal sebagai pemimpin yang tangguh. Dia memimpin tim Piala Uber Indonesia yang finis kedua di belakang Jepang pada 1978 dan 1981, dan di belakang China pada 1986. Kemudian, dia juga membantu Indonesia memenangkan Piala Sudirman atas Korea Selatan pada tahun 1989. Pada tahun yang sama, Verawaty memutuskan untuk mengakhiri karir internasionalnya.

Verawaty Fadjrin meninggal dunia pada 21 November 2021 di Rumah Sakit Dharmais, Jakarta akibat penyakit kanker paru-paru. Meski telah tiada, namun jejak dan kontribusi Verawaty dalam dunia bulutangkis Indonesia tak akan pernah dilupakan. Semangatnya, dedikasinya, dan prestasinya tetap menjadi inspirasi bagi generasi bulutangkis Indonesia yang akan datang. Verawaty Fadjrin, sebuah nama yang selamanya akan bersemayam dalam sejarah bulutangkis Indonesia.

(EA/timKB).

Sumber foto: kompas.com