Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Asosial vs Antisosial: Memahami Perbedaannya


Pernahkah kamu merasa takut untuk bertemu dengan orang baru, berkumpul dengan sekelompok orang yang belum pernah kamu temui sebelumnya, tidak memiliki motivasi untuk terlibat dalam aktivitas bersama orang lain, atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial? Apakah kemudian karena itu Anda menyebut diri sebagai seseorang yang antisosial atau asosial? Antisosial dan asosial seringkali dipahami sebagai seseorang yang sama, padahal mereka berbeda. Mari kita telusuri lebih jauh definisi, ciri-ciri, dan bagaimana mengatasi kondisi ini.


Definisi dan Ciri-ciri Umum
Antisosial dan asosial merupakan dua kata yang memiliki arti dan ciri-ciri yang berbeda. Kata ‘antisosial’ diawali dengan prefiks ‘anti-’ yang dalam KBBI memiliki arti melawan, menentang, dan memusuhi. Jadi, antisosial dapat diartikan sebagai gangguan pola perilaku atau kepribadian seseorang yang tidak dapat beradaptasi atau bertentangan dengan norma-norma yang berlaku atau yang telah berlangsung lama. Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), ciri-ciri umum seseorang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial adalah perilaku tak acuh pada orang lain, impulsif, tidak bertanggung jawab secara konsisten, kurangnya rasa penyesalan, seringkali terlibat dengan hukum, mudah marah, agresif, dan manipulatif.


Di sisi lain, awalan ‘a-’ pada kata asosial menurut KBBI memiliki arti kekurangan, tidak, atau bukan. Maka, asosial mengacu pada seseorang yang tidak sosial atau secara istilah merupakan sikap kepribadian individu yang kurang motivasi untuk terlibat atau melakukan suatu interaksi dengan orang atau kelompok lain. Ciri-ciri umum pada asosial adalah cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, kurang inisiatif untuk memiliki hubungan yang akrab dengan orang lain, serta kurang motivasi dalam membangun kontak secara sosial.

Foto: create.vista.com


Perbedaan Antara Antisosial dan Asosial


Sikap terhadap Norma dan Aturan di Lingkungan Sosial
Seseorang dengan sikap asosial masih menghargai kedudukan nilai-nilai dan norma-norma yang berkembang di masyarakat, hanya saja kurang memiliki kepekaan atau perasaan karena sikapnya yang cenderung mementingkan diri sendiri. Sedangkan gangguan kepribadian antisosial tidak dapat beradaptasi dengan norma dan aturan yang berlaku sehingga perilaku membenci orang lain maupun kehidupan sosial pada umumnya sangat mendominasi atau terlihat di kehidupan sehari-hari mereka.


Sikap terhadap Konflik
Antisosial dapat dikategorikan sebagai satu dari lima tipe kepribadian yang memiliki konflik tinggi atau High Conflict Personality (HCP). Kepribadian ini pada dasarnya suka menimbulkan permusuhan, tidak melihat posisinya sendiri, tetapi sibuk menyalahkan orang lain. Antisosial yang tergolong HCP sering kali menjadi pusat perhatian atau tampil menonjol dan senang berurusan dengan orang lain, serta menyalahkan target yang menyebabkan frustrasi atau menghalangi dan mengganggu aktivitasnya. Pada waktu yang lama, orang antisosial dapat juga memberikan hukuman bagi target tersebut, baik yang ringan hingga membahayakan.


Berbeda dengan antisosial, seseorang dengan perilaku asosial malah tidak ingin terlibat dengan urusan orang lain. Mereka cenderung menarik diri terlebih dahulu dari hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan sosial, sehingga seringkali tidak terlihat menonjol di lingkungannya.


Kesamaan Antara Perilaku Asosial dan Antisosial
Meskipun ada perbedaan yang jelas antara perilaku asosial dan antisosial, ada beberapa kesamaan juga. Orang asosial dan antisosial mungkin menikmati kesendirian, atau dianggap pemalu atau tidak mau berinteraksi dengan orang lain atau bersosialisasi. Asosial lebih suka menyendiri karena merasa lebih nyaman, sedangkan orang antisosial mungkin lebih suka menyendiri karena mengabaikan perasaan orang lain, atau karena itu akan membantu mereka mencapai tujuan mereka sendiri.


Perawatan untuk Perilaku Asosial dan Antisosial
Ada banyak bantuan dan dukungan untuk perilaku asosial. Ini sering dapat dipicu oleh kecemasan, rendah diri, atau kurang percaya diri, atau pada gilirannya dapat memicu kecemasan sosial karena orang tersebut terbiasa dengan kurangnya interaksi sosial. Smriti Joshi, Psikolog di WYS menyarankan tiga cara untuk mendapatkan bantuan: mendapatkan professional assessment, mencari dukungan kesehatan mental profesional, dan bergabung dengan kelompok pendukung atau mendapatkan pelatihan keterampilan sosial.


Bagi mereka dengan gangguan kepribadian antisosial, menurut Elena Touroni, PhD (konsultan psikolog, dan salah satu pendiri The Chelsea Psychology Clinic), mereka akan mendapat manfaat dari terapi psikologis, tetapi biasanya, mereka tidak akan mencari bantuan karena mereka tidak yakin ada yang salah dengan perilaku mereka. Mereka cenderung menerima bantuan hanya dalam pengaturan forensik ketika mereka melakukan kejahatan. Namun berikut adalah alternatif pengobatan untuk perilaku antisosial : Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Mentalization Based Therapy (MBT), Democratic therapeutic community (DTC) dan pemberian obat-obatan.


Perbedaan antara asosial dan antisosial seringkali disalahpahami. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami arti dari kedua istilah ini dan bagaimana cara mengatasinya. Dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih memahami diri sendiri dan orang lain, serta menghargai keunikan setiap individu.

(EA/timKB).

Sumber foto: yourdictionary.com