Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Lothar Matthäus: Icon Sepak Bola Dan Kapten Legendaris Jerman


Jakarta – Di masa keemasan Diego Maradona, sebenarnya ada beberapa nama pemain hebat yang juga layak disebut sebagai pemain terbaik di dunia. Namun penampilan Maradona yang luar biasa seakan menyihir perhatian dunia dan membuat beberapa pemain hebat di era itu seakan tenggelam oleh nama besar seorang Diego Armando Maradona. Salah satunya adalah Lothar Matthäus. Gelandang terbaik di era 80-90an yang menjadi tulang punggung Jerman meraih Piala Dunia 1990.

Lothar Herbert Matthäus lahir pada 21 Maret 1961 di Erlangen, Jerman Barat, menunjukkan minat awal pada sepak bola yang mengantarnya dalam perjalanan menuju kejayaan. Berawal dari klub kecil FC Herzogenaurach, Matthäus mengasah keterampilan dan belajar seluk beluk sepak bola, sebuah pondasi yang penting dalam pengembangan dirinya sebagai pemain profesional.

Matthäus bergabung dengan Borussia Monchengladbach selama lima tahun, berposisi sebagai gelandang, dan membangun reputasinya sebagai pemain yang kuat dan terampil. Pada tahun 1984, Matthäus bergabung dengan Bayern Munich, dan dalam empat musim pertamanya, ia membantu klub memenangkan dua gelar liga Jerman, menjadikannya salah satu gelandang terbaik dunia.

Matthäus pindah ke Inter Milan pada tahun 1988, membantu klub memenangkan gelar liga pada musim pertamanya dan Piala UEFA dua tahun kemudian. Dia mencetak 40 gol dalam 115 penampilan liga selama empat musim di klub. Bersama dengan Jurgen Klinsmann dan Brehme, mereka menjadi trio Jerman yang sering disandingkan kehebatannya dengan trio Belanda, Ruud Gullit, Van Basten dan Frank Rijkaard di AC Milan.

Setelah empat tahun di Inter Milan, Matthäus kembali ke Bayern Munich pada tahun 1992, membantu mereka memenangkan tiga gelar liga, Piala UEFA, dan menjadi runner up di Liga Champions UEFA. Menutup karier klubnya, Matthäus bermain sebentar untuk Metro Stars di Major League Soccer di Amerika Serikat, menambahkan pengalaman internasional dalam CV-nya.

Foto: intermilan.com

Matthäus menjadi bagian integral dari tim nasional Jerman pada Piala Dunia 1986, berperan penting dalam menjaga Diego Maradona di final. Sayangnya Jerman harus mengakui kekalahan dan Argentina berhasil merebut PIala DUnia 1986 Namun, Matthaus langsung membayar tunai kegagalannya pada Piala Dunia 1990 di Italia, Matthäus mencetak 4 gol dan membantu Jerman memenangkan Piala Dunia ketiganya. Ia juga dinobatkan sebagai Ballon d’Or. Hingga saat ini namanya masih disandingkan dengan Frans Beckenbauer sebagai kapten terbaik timnas Jerman sepanjang masa.

Sepanjang kariernya Matthaus banyak menerima penghargaan individual atas penampilannya. Penghargaan Pemain Terbaik Dunia FIFA pertama dianugerahkan kepada Matthäus pada tahun 1991.
Dalam usia 38 tahun, Matthäus kembali terpilih sebagai Pemain Terbaik Jerman Tahun Ini, setelah memenangkan penghargaan tersebut pada tahun 1990. Matthäus masuk dalam Ballon d’Or Dream Team 2020, menegaskan statusnya sebagai salah satu gelandang terbesar dalam sejarah sepak bola.

Setelah pensiun, Matthäus beralih ke manajemen, melatih klub seperti Rapid Wien, Partizan, Hungaria, Atlético Paranaense, Red Bull Salzburg (asisten), Maccabi Netanya, dan Bulgaria. Sayangnya kariernya sebagai pelatih tidak semoncer kariernya sebagai salah satu pemain terbaik di dunia pada masanya.

Lothar Matthäus adalah sosok yang multidimensi dalam sepak bola dunia. Sebagai pemain, kapten, dan manajer, ia telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah olahraga. Dengan pencapaian dan penghargaannya, dia akan selalu diingat sebagai legenda sepak bola Jerman dan dunia.

(EA/timKB).

Sumber foto: google