Jakarta – Setelah nama si Macan Kumbang Eusebio di era 60’an dan sebelum era keemasan Cristiano Ronaldo, tidak ada pemain Portugal lain yang layak dijadikan Ikon dan legenda selain Luis Figo. Figo adalah pemimpin dari generasi Emas Portugal yang merajai Eropa namun tanpa meraih satupun gelar juara. Di luar prestasinya sebagai kapten timnas Portugal, nama Luis Figo juga menjadi legenda di dua tim yang menjadi musuh bebuyutan, Barcelona dan Real Madrid. Bahkan kepindahannya dari Barcelona ke Madrid menjadi transfer termahal yang memecahkan rekor saat itu.
Sebagai salah satu gelandang terbaik yang pernah memainkan olahraga ini, Figo telah meninggalkan jejak yang tak akan pernah terhapus. Bermain di beberapa klub top Eropa dan membela negaranya, Portugal, di beberapa turnamen internasional, Figo adalah simbol dari kehebatan, kontroversi, dan dedikasi. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplor perjalanan karir Figo yang mengesankan dari debut tim seniornya di Sporting CP hingga pensiun sebagai legenda.
Luis Figo lahir pada 4 November 1972 di Almada, Portugal. Ia memulai debut tim seniornya pada tahun 1990 untuk Sporting CP. Selama lima musim berikutnya, Figo mencetak 16 gol dalam 137 penampilan dan membantu klub ini memenangkan Piala Portugal di musim terakhirnya bersama klub tersebut. Setahun setelah debut seniornya, Figo juga diberikan kesempatan untuk bermain untuk tim nasional Portugal. Debut ini membuka jalan bagi Figo untuk memasuki panggung internasional, tempat ia nantinya akan menjadi salah satu bintang terbesar negaranya.
Figo sudah bersiap-siap untuk pindah ke klub Italia, Parma atau Juventus. Namun, pada akhirnya, ia memilih pindah ke Barcelona FC pada tahun 1995 dengan biaya transfer sebesar £2,25 juta. Di Barcelona, Figo menunjukkan kelasnya dengan membantu klub meraih dua gelar La Liga. Selama masa baktinya di Barcelona, ia mencetak 30 gol dalam 172 penampilan.
Di tahun 2000, Figo membuat keputusan yang mengejutkan dengan pindah ke rival bebuyutan Barcelona, Real Madrid. Ini adalah langkah yang membuatnya menjadi sosok yang dibenci oleh penggemar Barcelona. Namun, ia dibayar mahal: $62 juta, membuatnya menjadi pemain termahal di dunia pada saat itu. Selama lima tahun di Madrid, Figo meraih satu gelar La Liga dan satu gelar Liga Champions UEFA.
Figo memimpin tim nasional Portugal mencapai final Kejuaraan Eropa 2004 yang diselenggarakan di Portugal dan dua tahun kemudian, pada 2006, ia membawa timnya ke peringkat ketiga di Piala Dunia FIFA. Ini adalah pencapaian terbaik Portugal dalam sejarah Piala Dunia dan Figo memainkan peran besar dalam kesuksesan ini.
Setelah hengkang dari Real Madrid, Figo melanjutkan perjalanannya di Italia dengan bergabung dengan Inter Milan. Selama empat tahun di sana, ia mencetak 9 gol dalam 105 penampilan dan memenangkan satu gelar Serie A di musim terakhirnya.
Figo mengakhiri kariernya dengan 127 caps untuk Portugal, sebuah rekor pada saat itu. Ia juga dinobatkan sebagai pemain terbaik dunia oleh FIFA pada tahun 2001 dan memenangkan Ballon d’Or pada tahun 2000. Sebagai salah satu gelandang terhebat dalam sejarah, ia dikenal akan kemampuannya dalam mengumpan, yang tercatat sebagai yang kedua terbanyak dalam sejarah La Liga, hanya di bawah Lionel Messi.
Luis Figo adalah lebih dari sekedar pemain sepak bola. Ia adalah simbol dari dedikasi, talenta, dan kontroversi. Dengan karir yang penuh dengan prestasi baik di level klub maupun internasional, Figo akan selalu diingat sebagai salah satu pemain terbaik di generasinya. Tidak hanya itu, ia juga menjadi inspirasi untuk generasi pemain muda Portugal yang bermimpi untuk mencapai kesuksesan seperti dirinya.
(EA/timKB).
Sumber foto: br.com
Berita lainya
Ali vs Spinks: Duel Epik Di Las Vegas
Novak Djokovic: Pemegang Rekor Grand Slam Terbanyak
Lucien Laurent: Pencetak Gol Pertama Di Piala Dunia