Jakarta – Ketika membicarakan sprinter terhebat dalam sejarah olahraga, nama Benjamin Sinclair Johnson atau lebih dikenal sebagai Ben Johnson, sering kali muncul meski dengan beberapa kontroversi. Lahir pada 30 Desember 1961 di Falmouth, Paroki Trelawny, Jamaika, Johnson mengukir namanya dalam buku sejarah olahraga atletik, tetapi bukan tanpa bayang-bayang kontroversi. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang profil, perjalanan karir, prestasi, serta pasang-surut hidup Ben Johnson, yang meski berprestasi tinggi, harus terjatuh karena masalah doping.
Masa Muda dan Migrasi ke Kanada
Ben Johnson lahir di Jamaika, sebuah negara yang terkenal melahirkan banyak sprinter dunia. Johnson pindah ke Kanada saat berusia 14 tahun dan mulai menunjukkan bakatnya dalam sprint di sekolah menengah. Dia kemudian bergabung dengan Klub Atletik Scarborough Optimists dan berada di bawah bimbingan pelatih Charlie Francis.
Awal Karir dan Pencapaian Awal
Johnson memulai karir profesionalnya pada awal 1980-an dan dengan cepat menjadi salah satu sprinter tercepat di Kanada. Dia memenangkan berbagai kejuaraan nasional dan mulai mencuri perhatian pada tingkat internasional. Pada Olimpiade Los Angeles 1984, meskipun gagal meraih medali emas, kehadirannya sudah cukup untuk membuat dunia memperhatikannya.
Puncak Kejayaan di Olimpiade Seoul 1988
Olimpiade Seoul 1988 menjadi tonggak sejarah yang paling dikenal dari karir Johnson. Dia memecahkan rekor dunia untuk lari 100 meter dengan waktu 9,79 detik dan memenangkan medali emas. Sayangnya, kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Tidak lama setelahnya, Johnson dinyatakan positif menggunakan stanozolol, sebuah jenis steroid anabolik.
Skandal Doping dan Dampaknya
Hasil tes positif untuk doping menjadi pukulan telak bagi Johnson dan olahraga atletik Kanada. Johnson kemudian di diskualifikasi, dicabut medali emasnya, dan dijatuhi hukuman larangan berkompetisi selama dua tahun. Skandal ini tidak hanya mempengaruhi karirnya tetapi juga membawa dampak negatif pada olahraga sprint di seluruh dunia.
Kehidupan Pasca-Kontroversi
Meski mencoba comeback setelah masa hukuman berakhir, Johnson tidak pernah kembali ke performa terbaiknya. Dia pensiun dari olahraga atletik pada akhir 1990-an dan beralih ke berbagai kegiatan, termasuk pelatihan dan menjadi komentator serta tampil dalam beberapa iklan. Walaupun prestasinya ternoda oleh skandal doping, Johnson tetap menjadi salah satu atlet yang dikenang dalam dunia atletik.
Prestasi
• Pada tahun 1985, Ben Johnson dianugerahi Penghargaan Norton Crowe untuk Atlet Pria Terbaik Tahun Ini.
• Dia adalah pemenang Lou Marsh Trophy 1986 sebagai atlet top Kanada.
• Dia diangkat menjadi anggota Order of Canada pada tahun 1987. Pada tahun yang sama dia juga dinobatkan sebagai Associated Press Athlete of the Year.
Legacy yang Terbelah
Karir Ben Johnson adalah cerita tentang bakat luar biasa yang ternoda oleh ambisi yang salah arah. Dia memiliki kecepatan dan talenta untuk menjadi salah satu sprinter terbesar sepanjang masa, tetapi keputusannya untuk menggunakan doping menodai prestasinya dan membawa implikasi serius bagi seluruh dunia olahraga. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa ia adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam dunia sprint, baik positif maupun negatif. Ben Johnson akan selalu menjadi contoh bagaimana talenta dan ambisi bisa membawa seseorang ke puncak kejayaan atau ke jurang kehancuran.
Hingga hari ini, Ben Johnson tetap menjadi subjek perdebatan: apakah dia pahlawan olahraga yang jatuh dari anugerah atau sekadar simbol dari apa yang salah dalam olahraga kompetitif. Namun satu yang pasti, namanya akan selalu menjadi bagian dari sejarah olahraga atletik, sebagai peringatan atau sebagai inspirasi.
(EA/timKB).
Sumber foto: eurosport.com
Berita lainya
Dwyane Wade: Legenda NBA Dari Chicago
Mengenal Patrick Kluivert: Pelatih Kepala Timnas Indonesia
Kōhei Uchimura: Sang Raja Senam Jepang