Dalam berbagai literatur psikologi dan di media populer, istilah “sosiopat” dan “psikopat” sering digunakan secara bergantian. Namun, kedua istilah ini merujuk pada dua kondisi gangguan kepribadian yang berbeda, walaupun mereka memiliki beberapa kesamaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan dan kesamaan antara sosiopat dan psikopat, penyebab, ciri, diagnosis, dan pengobatan untuk kedua kondisi tersebut.
Pengertian Sosiopat dan Psikopat
Sosiopat: Sosiopat adalah istilah yang mengacu pada individu dengan gangguan kepribadian antisosial yang menunjukkan pola perilaku yang melanggar norma sosial dan hak orang lain. Mereka sering kali impulsif, tidak mampu membentuk ikatan emosional dengan orang lain, dan menunjukkan perilaku yang tidak bertanggung jawab.
Psikopat: Psikopat adalah istilah yang mengacu pada individu yang memiliki pola perilaku yang mirip dengan sosiopat, tetapi mereka cenderung lebih licik, terorganisir, dan manipulatif. Psikopat sering kali cerdas, berkarisma, dan dapat menutupi perilaku mereka dengan baik di masyarakat.
Penyebab Sosiopat dan Psikopat
Penyebab pasti kedua kondisi ini masih diperdebatkan, tetapi banyak ahli yang percaya bahwa kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan berperan.
Sosiopat: Sering dikaitkan dengan pengalaman traumatis di masa kecil, seperti pelecehan atau kelalaian, yang bisa mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial individu.
Psikopat: Dianggap memiliki komponen genetik yang lebih kuat, dengan struktur otak yang berbeda, terutama di area yang terkait dengan pengendalian diri dan empati.
Ciri dan Karakteristik
Meskipun ada beberapa kesamaan dalam perilaku, ada perbedaan yang mendasar dalam karakteristik sosiopat dan psikopat.
Sosiopat:
• Impulsif dan tidak terorganisir
• Sulit membentuk ikatan emosional
• Sering kali memiliki sejarah masalah hukum
• Tidak mampu merencanakan masa depan
• Dapat menunjukkan rasa bersalah atau malu
Rentan dengan kemarahan
Psikopat:
• Terorganisir dan licik
• Kurangnya empati dan penyesalan
• Sangat manipulatif
• Kemampuan sosial yang tinggi dan sering kali berkarisma
• Dapat menyembunyikan perilaku mereka dengan baik di masyarakat
Mendiagnosis Sosiopat & Psikopat
Diagnosis untuk kedua kondisi ini biasanya dilakukan oleh ahli kesehatan mental melalui wawancara klinis, tes psikologis, dan kadang-kadang pemeriksaan medis. Kedua kondisi ini seringkali masuk dalam kategori gangguan kepribadian antisosial dalam sistem klasifikasi gangguan mental.
Banyak gejala antisosial yang didiagnosis sebagai gangguan perilaku pada anak-anak dan remaja. Gejalanya mirip dengan ganngguan kepribadian antisosial dan mencakup masalah perilaku, agresi, dan impulsif. Jika masalah ini terus berlanjut, biasanya diagnosis gangguan perilaku menjadi gangguan kepribadian antisosial.
Menurut DSM 5 (The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition) kriteria gangguan kepribadian antisosial antara lain:
• Individu berusia di atas 18 tahun
• Gangguan perilaku muncul sebelum usia 15 tahun
• Perilaku antisosial tidak berhubungan dengan diagnosis lain, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar
• Pengabaian dan pelanggaran yang disengaja terhadap hak orang lain sejak usia 15 tahun dengan cara seperti:
– Kegagalan untuk mematuhi hukum dan norma dengan melakukan perilaku yang mengakibatkan penangkapan pidana, atau memerlukan penangkapan pidana
– Penipuan atau manipulasi yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan atau untuk kepuasan diri sendiri
– Impulsif
– Agresi, kekerasan terhadap orang lain, atau perkelahian
– Mengabaikan keselamatan dan kesejahteraan orang lain
– Kurangnya penyesalan
– Pola tidak bertanggung jawab yang berkelanjutan
Pengobatan untuk Sosiopat & Psikopat
Pengobatan untuk sosiopat dan psikopat bisa sangat menantang, karena banyak individu dengan kondisi ini tidak menganggap diri mereka memiliki masalah. Namun, beberapa pendekatan yang mungkin efektif adalah:
Terapi perilaku kognitif (CBT): CBT membantu orang menantang pikiran mereka dan belajar bagaimana meresponsnya secara berbeda. Tujuannya, jika mereka mampu mengubah cara berpikirnya, maka mereka akan berperilaku berbeda pula.
Terapi berbasis mentalisasi (MBT): MBT membantu orang memikirkan alasan mereka berpikir seperti itu dan bagaimana proses berpikir memengaruhi perilaku mereka.
Komunitas terapeutik demokratis (DTC): DTC membantu orang belajar bagaimana mereka dapat memperoleh kesadaran diri tentang dampak perilaku mereka serta psikoedukasi tentang cara lain untuk berhubungan dengan orang lain.
Konseling gaya hidup impulsif: Ini membantu orang belajar bagaimana menjadi lebih sadar diri, memahami pemicunya, dan mengidentifikasi pikiran mereka sebelum bertindak.
Pengobatan: Pengobatan dapat bervariasi tetapi jenis obat yang paling umum digunakan untuk sosiopati dan psikopati adalah antidepresan, penstabil suasana hati, dan antipsikotik.
Terapi kelompok: Terapi kelompok membantu orang belajar satu sama lain, mempraktikkan teknik baru, dan membangun komunitas sehingga orang dengan perilaku ini tidak merasa terisolasi.
Sosiopat dan psikopat adalah dua kondisi gangguan kepribadian dengan karakteristik yang berbeda. Meskipun keduanya memiliki beberapa kesamaan, perbedaan dalam penyebab, ciri, dan karakteristik mereka membuat pendekatan pengobatan untuk masing-masing kondisi berbeda. Penting untuk memahami kedua kondisi ini agar dapat memberikan dukungan yang tepat bagi individu yang menderita dan masyarakat luas.
(EA/timKB).
Sumber foto: linkedin.
Berita lainya
Temukan Harmoni Melalui Pengalaman Sound Bath
Achievemephobia: Mengatasi Ketakutan Akan Kesuksesan
Bagaimana Kebosanan Bisa Menjadi Sumber Kreativitas Anda?