Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Gangguan Bipolar: Pengertian, Penyebab Dan Penanganannya


Jakarta – Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan ekstrim dalam suasana hati, tingkat energi, dan perilaku. Perubahan ini lebih ekstrem daripada pasang surut yang biasa dialami orang pada umumnya. Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai gangguan ini, termasuk jenis-jenisnya, gejala, penyebab, dan pengobatannya.

Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar, yang sebelumnya dikenal sebagai manic-depressive illness, adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa dalam mood, energi, aktivitas sehari-hari, dan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas harian.

Jika tidak diobati, gangguan bipolar biasanya akan memburuk. Namun, dengan rencana perawatan yang baik termasuk psikoterapi, obat-obatan, gaya hidup sehat, jadwal teratur dan identifikasi dini gejala, banyak orang dapat hidup dengan baik dengan kondisi ini.

Jenis Gangguan Bipolar

Terdapat beberapa jenis gangguan bipolar, termasuk:

Bipolar I: Ini ditandai dengan periode mania yang berat yang berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau dengan gejala mania yang cukup parah sehingga membutuhkan perawatan segera di rumah sakit. Episode depresif biasanya juga terjadi, biasanya berlangsung selama dua minggu.

Bipolar II: Jenis ini tidak seberat bipolar I. Ini melibatkan pola episode depresi dan periode hypomanic (yang kurang parah dari mania penuh).

Cyclothymic Disorder: Cyclothymia melibatkan periode hypomanic dan periode depresi ringan yang berlangsung selama setidaknya dua tahun (satu tahun pada anak-anak dan remaja).

Gangguan Bipolar, “spesifik lainnya” dan “tidak spesifik” adalah ketika seseorang tidak memenuhi kriteria bipolar I, II, atau siklotimia, tetapi masih mengalami periode peningkatan mood abnormal yang signifikan secara klinis.

Penyebab Bipolar

Penyebab pasti dari gangguan bipolar tidak sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang berkontribusi termasuk genetika, lingkungan, dan struktur serta fungsi otak yang tidak normal.

Genetika. Kemungkinan terkena gangguan bipolar meningkat jika orang tua atau saudara kandung anak memiliki gangguan tersebut. Tetapi peran genetika tidak mutlak: Seorang anak dari keluarga yang memiliki riwayat gangguan bipolar mungkin tidak akan pernah mengalami gangguan tersebut. Penelitian terhadap anak kembar identik telah menemukan bahwa, meskipun salah satu kembarannya mengalami gangguan ini, kembarannya yang lain mungkin tidak.

Stres. Peristiwa yang membuat stres seperti kematian dalam keluarga, penyakit, hubungan yang sulit, perceraian, atau masalah keuangan dapat memicu episode manik atau depresi. Dengan demikian, penanganan stres seseorang juga dapat berperan dalam perkembangan penyakit.
Struktur dan fungsi otak. Pemindaian otak tidak dapat mendiagnosis gangguan bipolar, namun para peneliti telah mengidentifikasi perbedaan halus dalam ukuran rata-rata atau aktivasi beberapa struktur otak pada orang dengan gangguan bipolar.

Gejala Gangguan Bipolar

Gejala bervariasi tergantung pada mood yang dialami.

Dalam fase mania, seseorang mungkin merasa sangat gembira, penuh energi, atau mudah tersinggung.

Dalam fase depresi, seseorang mungkin merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat atau kesenangan dalam kebanyakan aktivitas.

Faktor Risiko Gangguan Bipolar

Faktor risiko meliputi:

Riwayat Keluarga: Risiko gangguan bipolar lebih tinggi jika anggota keluarga memiliki kondisi yang sama.

Perubahan Kehidupan: Peristiwa stres yang sangat besar atau perubahan hidup yang merugikan bisa memicu episode pertama bipolar atau memperburuk kondisi yang sudah ada.

Tidak bisa mengelola stres dengan baik.

Mengalami kecanduan obat terlarang atau minuman beralkohol.

Diagnosis Gangguan Bipolar

Diagnosis melibatkan penilaian rinci terhadap gejala, riwayat medis, dan sering kali evaluasi psikiatri. Skala penilaian mood atau jurnal suasana hati dapat membantu dalam proses diagnosis.

Untuk dapat didiagnosis dengan gangguan bipolar, seseorang harus mengalami setidaknya satu episode mania atau hipomania. Para profesional perawatan kesehatan mental menggunakan Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) untuk mendiagnosis “jenis” gangguan bipolar yang mungkin dialami seseorang. Untuk menentukan jenis gangguan bipolar yang diderita seseorang, para profesional perawatan kesehatan mental menilai pola gejala dan seberapa parah gangguan yang dialami orang tersebut selama episode yang paling parah.

Pengobatan Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar dapat diobati dan dikelola dengan beberapa cara:

Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi yang berfokus pada keluarga.

Obat-obatan, seperti penstabil suasana hati, obat antipsikotik dan, pada tingkat yang lebih rendah, antidepresan.
Strategi manajemen diri, seperti edukasi dan pengenalan gejala awal suatu episode.

Pendekatan kesehatan komplementer, seperti meditasi olahraga aerobik, keyakinan dan doa dapat mendukung, tetapi tidak menggantikan, pengobatan.

Proyek penelitian terbesar untuk menilai metode pengobatan apa yang berhasil untuk orang dengan gangguan bipolar adalah Systematic Treatment Enhancement for Bipolar Disorder, atau dikenal sebagai Step-BD. Step-BD mengikuti lebih dari 4.000 orang yang didiagnosis dengan gangguan bipolar dari waktu ke waktu dengan perawatan yang berbeda.

Komplikasi Gangguan Bipolar

Tanpa pengobatan, gangguan bipolar dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyalahgunaan zat, masalah kesehatan mental lainnya, dan bahkan pemikiran atau perilaku bunuh diri.

Pencegahan Gangguan Bipolar

Tidak ada cara pasti untuk mencegah gangguan bipolar. Namun, mendapatkan pengobatan pada tanda pertama masalah kesehatan mental atau mengikuti rencana pengobatan dapat membantu mencegah episode mania atau depresi dari menjadi lebih buruk.

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang serius dan kompleks, namun dengan diagnosis yang tepat dan strategi pengobatan yang efektif, banyak orang dengan kondisi ini dapat menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Pengobatan dan dukungan terus-menerus, bersama dengan pemahaman yang mendalam tentang kondisi ini, dapat membantu mereka yang terkena dampak untuk mengelola gejala dan menjaga kualitas hidup yang baik.

(EA/timKB).

Sumber foto: evolbepshytiatry.com