Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Rasa Malu dalam Kesehatan Mental: Menemukan Keseimbangan

Rasa Malu dalam

Rasa malu, sebuah emosi yang sering dianggap sepele, sebenarnya memegang peran penting dalam kehidupan emosional kita. Artikel ini akan menjelaskan secara mendalam tentang rasa malu, mulai dari definisi hingga strategi mengatasinya.

Apa itu Rasa Malu?

Rasa malu adalah perasaan tidak nyaman yang berasal dari kesadaran akan perilaku, penampilan, atau karakteristik yang dianggap tidak sesuai oleh diri sendiri atau orang lain. Ini sering dikaitkan dengan rasa rendah diri, ketidakamanan, atau penghakiman diri.

Setiap orang akan mengalami rasa malu karena rasa tidak aman adalah bagian dari sifat alamiah manusia. Kebanyakan orang mengalami emosi ini dalam situasi tertentu atau setelah menghadapi pemicu. Namun, rasa malu yang beracun, kronis, atau melemahkan dapat mengindikasikan kondisi kesehatan mental yang mendasari seperti kecemasan, depresi, membenci diri sendiri, atau gangguan stres pascatrauma.

Rasa Malu vs Rasa Bersalah

Rasa malu berbeda dari rasa bersalah. Rasa malu berfokus pada diri sendiri (“Saya buruk”), sementara rasa bersalah berfokus pada perilaku (“Saya melakukan hal yang buruk”). Rasa malu cenderung lebih merusak karena menyerang identitas diri seseorang.

Jenis-jenis Rasa Malu

Di bawah ini adalah jenis-jenis rasa malu:

  • Rasa malu sementara: Rasa malu sementara hanya berlangsung sebentar dan tidak menimbulkan tekanan atau gangguan yang signifikan terhadap fungsi sehari-hari.
  • Rasa malu kronis: Rasa malu kronis terjadi dalam jangka waktu yang lama, terasa terus-menerus, dan tidak memiliki durasi yang terbatas. Stigmatisasi karena norma sosial atau menjadi bagian dari kelompok yang terpinggirkan dapat berkontribusi pada rasa malu jenis ini.
  • Rasa malu yang beracun: Seseorang dapat mengembangkan rasa malu yang beracun ketika mereka mengalami kebencian terhadap diri sendiri dan perasaan tidak berharga dalam jangka panjang.
  • Rasa malu yang terinternalisasi: Rasa malu yang terinternalisasi berasal dari keyakinan pribadi tentang kekurangan yang dirasakan, dan bukan dari persepsi orang lain.
  • Rasa malu yang dirahasiakan: Ini berarti merasa malu karena merasa malu. Orang sering kali akan berusaha keras untuk menyembunyikan keyakinan ini dari orang lain.
  • Rasa malu perwakilan: Rasa malu perwakilan adalah ketika seseorang merasa malu atas nama orang lain.
  • Rasa malu karena penampilan: Seseorang mungkin mengalami rasa malu karena penampilan ketika mereka mengekspos kekurangan yang dirasakan kepada audiens yang lebih besar.
  • Malu di sekitar orang asing: Orang mungkin mengalami rasa malu di sekitar orang asing karena rasa takut yang mengakar karena dianggap cacat atau tidak memadai. Perasaan ini dapat berupa kecemasan sosial.

Penyebab Dari Rasa Malu

Penyebab rasa malu bervariasi, mulai dari pengalaman masa kecil, kritik sosial, hingga standar internal yang tidak realistis. Faktor lingkungan dan pengalaman pribadi memainkan peran penting dalam pembentukan rasa malu ini.

Pengaruh Rasa Malu Terhadap Kesehatan Mental

Rasa malu yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental, menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, dan masalah harga diri. Rasa malu kronis juga bisa menurunkan kualitas hidup seseorang.

Apakah Rasa Malu Bisa Memburuk Seiring Waktu?

Tanpa penanganan yang tepat, rasa malu bisa memburuk. Hal ini mungkin terjadi karena akumulasi pengalaman negatif dan pola pikir yang terus menerus negatif terhadap diri sendiri.

Apakah Rasa Malu Bisa Menyehatkan?

Dalam dosis yang tepat, rasa malu dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk refleksi diri dan pertumbuhan pribadi. Ini bisa mendorong seseorang untuk membuat perubahan positif.

Mengatasi Rasa Malu

Mengatasi rasa malu melibatkan meningkatkan kesadaran diri, membangun harga diri, dan mengembangkan komunikasi asertif. Terapi, meditasi, dan jurnalisme dapat membantu proses ini.

  1. Terima Rasa Malu Anda

Berjuang melawan rasa malu membutuhkan waktu dan energi tanpa memberikan hasil yang lama. Anda dapat meningkatkan produktivitas hanya dengan menerima emosi Anda.

  1. Mencari Apa yang Menyebabkan Rasa Malu Anda

Menemukan akar dari apa yang memicu rasa malu Anda dapat membantu Anda memahami pengalaman Anda dengan lebih baik dan memiliki lebih banyak welas asih.

  1. Buatlah sebuah jurnal

Bicara negatif pada diri sendiri adalah kebiasaan yang dimiliki banyak orang tanpa secara sadar menyadari pikiran-pikiran ini. Membuat jurnal dapat membantu Anda memperlambat proses ini, memeriksa pembicaraan diri Anda, menantang keyakinan yang tidak benar dan tidak membantu, dan menenangkan perasaan yang tidak nyaman.

  1. Mencari Dukungan Sosial

Rasa malu sering kali muncul ketika kita merasa terisolasi, dan mengasingkan diri lebih jauh hanya akan memperburuk penilaian internal. Berhubungan dengan orang lain dalam interaksi yang netral atau positif akan memberi otak dan harga diri Anda bukti baru untuk mengembangkan narasi diri yang lebih positif dan bermanfaat.

  1. Pelajari Praktik-praktik Kesadaran

Jangan terjebak ke dalam pikiran negatif dan kritis karena hal itu akan memicu, mengintensifkan, dan memperpanjang rasa malu. Teknik-teknik kesadaran dapat membantu mendorong Anda untuk tetap berada di saat ini. Pertimbangkan untuk fokus pada napas Anda, satu atau lebih dari panca indera Anda, atau tugas tertentu.

  1. Bersikaplah Rentan dengan Orang yang Anda Percayai

Bersikap terbuka, jujur, dan rentan dengan orang lain dapat menawarkan pengalaman emosional yang menyembuhkan dan memperbaiki. Dengan melakukan hal tersebut, rasa malu akan berkurang, sehingga Anda tidak merasa sendirian dan terisolasi. Misalnya, akui kesalahan Anda, hindari menyembunyikan kekurangan Anda, dan mintalah bantuan saat dibutuhkan.

  1. Berlatihlah untuk berbelas kasih kepada diri sendiri

Belas kasihan pada diri sendiri melibatkan kemampuan untuk menjadi selaras dan memperhatikan keinginan dan kebutuhan batin daripada selalu mengutamakan kebutuhan orang lain. Selain itu, self-compassion mengajarkan orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri dengan menyela kritik dari dalam diri mereka dengan suara yang lembut dan penuh pengertian. Pertahankan pembicaraan diri yang positif ini, bahkan ketika Anda melakukan kesalahan atau merasa tidak aman.

  1. Fokus pada Apa yang Dapat Anda Kendalikan

Pikirkan tentang apa yang dapat Anda lakukan sekarang untuk memperbaiki, mengatasi, atau menyelesaikan masalah. Penyelesaian masalah mencegah respons “runtuh” yang umum terjadi pada orang yang merasa malu, yang dapat meningkatkan perasaan tidak berdaya. Daripada berfokus pada kejadian di masa lalu, alihkan perhatian Anda pada tindakan yang dapat Anda lakukan untuk memperbaiki kehidupan Anda di masa sekarang dan masa depan.

Kapan Mencari Bantuan

Jika rasa malu mulai menghambat kehidupan sehari-hari atau menyebabkan penderitaan yang signifikan, mungkin saatnya untuk mencari bantuan profesional. Terapis atau konselor dapat membantu mengidentifikasi akar masalah dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya.

Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang rasa malu dan bagaimana mengelolanya, kita dapat membangun fondasi yang lebih kuat untuk kesehatan mental yang sehat dan hubungan interpersonal yang lebih memuaskan.

(EA/timKB).

Sumber foto: healingprayer.blog