Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Element6
Element6

Jake Matthews: “The Celtic Kid”, Petarung Australia di UFC


Jakarta – Dalam dunia seni bela diri campuran (MMA), tidak banyak petarung yang mampu bertahan lama di organisasi terbesar seperti Ultimate Fighting Championship (UFC). Namun, Jake Matthews, petarung asal Australia yang dikenal dengan julukan “The Celtic Kid”, telah membuktikan dirinya sebagai salah satu atlet paling tangguh di divisi Welterweight UFC.

Lahir pada 19 Agustus 1994 di Melbourne, Victoria, Australia, Matthews telah mencuri perhatian dunia sejak muda. Dikenal karena perpaduan striking yang tajam, kemampuan grappling solid, serta daya tahan luar biasa, ia telah bertarung melawan beberapa nama besar dan terus berkembang sebagai salah satu bintang MMA asal Australia.

Dari Grappling ke Octagon UFC

Jake Matthews tumbuh di lingkungan yang penuh dengan budaya olahraga, terutama seni bela diri. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan ketertarikan pada gulat dan Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ). Ia mengasah kemampuannya dalam grappling sejak usia dini, yang kemudian menjadi fondasi utama dalam gaya bertarungnya di MMA.

Setelah bertarung di berbagai ajang amatir di Australia, Matthews memutuskan untuk menjadi petarung profesional MMA pada tahun 2012. Hanya dalam beberapa tahun, ia berhasil mengumpulkan rekor kemenangan impresif di sirkuit regional, menarik perhatian komunitas MMA global.

Kesuksesannya di panggung lokal membuatnya dipilih untuk mengikuti ajang The Ultimate Fighter (TUF) Nations: Canada vs. Australia pada tahun 2014. Turnamen ini menjadi pintu gerbang bagi Matthews menuju UFC.

Membuktikan Diri di Panggung Dunia

Jake Matthews melakukan debut resminya di UFC pada 28 Juni 2014 di UFC Fight Night 43. Dalam laga perdananya, ia menghadapi Dashon Johnson, seorang petarung berbakat dari Amerika Serikat.
Dengan teknik grappling yang superior, Matthews menunjukkan dominasinya sejak awal pertarungan dan akhirnya meraih kemenangan melalui submission di ronde pertama. Kemenangan ini membuktikan bahwa Matthews memiliki potensi besar untuk menjadi bintang di UFC.

Era Baru Jake Matthews

Awalnya, Matthews berkompetisi di divisi Lightweight (70 kg), tetapi setelah beberapa tahun ia menyadari bahwa pemotongan berat badan yang ekstrem memengaruhi performanya.
Pada 2017, Matthews mengambil keputusan berani untuk naik ke divisi Welterweight (77 kg). Keputusan ini terbukti menjadi langkah yang tepat, karena ia menunjukkan fisik lebih kuat, daya tahan lebih baik, serta pukulan yang lebih eksplosif.

Di divisi Welterweight, Matthews berhasil mengalahkan beberapa lawan tangguh, termasuk:

    • Jingliang Li (UFC 221, 2018). Salah satu kemenangan terbesar dalam kariernya. Matthews mengalahkan striker tangguh asal China melalui keputusan mutlak.
    • Diego Sanchez (UFC 253, 2020). Matthews mendominasi legenda UFC, Diego Sanchez, dan menang dengan cara yang sangat impresif.
    • André Fialho (UFC 275, 2022). Matthews menunjukkan peningkatan luar biasa dalam striking, meraih kemenangan TKO ronde kedua yang mendapat penghargaan Performance of the Night.

Kombinasi Kekuatan dan Teknik

    • Striking yang Tajam: Matthews awalnya dikenal sebagai petarung yang lebih mengandalkan grappling, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mengembangkan pukulan yang lebih cepat dan akurat. Setelah berlatih bersama beberapa striker elite, Matthews kini memiliki kombinasi pukulan yang lebih bersih, agresif, dan eksplosif.
    • Grappling dan BJJ yang Solid: Sebagai pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ), Matthews memiliki kemampuan luar biasa dalam submission dan ground control. Banyak kemenangan yang ia raih berasal dari teknik submission seperti rear-naked choke dan guillotine choke.
    • Ketahanan dan Stamina Kuat: Salah satu kekuatan utama Matthews adalah staminanya yang luar biasa. Ia sering kali mampu mempertahankan tempo tinggi selama tiga ronde penuh, bahkan ketika menghadapi lawan-lawan tangguh.

Rekor dan Prestasi Jake Matthews

Saat ini, Matthews memiliki rekor impresif dengan 20 kemenangan (5 KO/TKO, 8 Submission, 7 Keputusan) dan 7 kekalahan. Prestasi dan dedikasinya di dunia MMA menjadikannya salah satu petarung yang patut diperhitungkan di UFC.

Prestasi Utama

    • Sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ)
    • TUF Nations: Canada vs. Australia (2014, Kontestan)
    • Bonus “Performance of the Night” UFC 275 (vs. André Fialho, 2022)
    • Salah satu petarung Australia dengan karier terlama di UFC

Masa Depan Jake Matthews di UFC

Saat ini, Jake Matthews masih berada dalam tahap pengembangan sebagai petarung elit di divisi Welterweight. Dengan usia yang masih relatif muda dan terus menunjukkan peningkatan dalam kemampuan bertarungnya, banyak yang percaya bahwa ia bisa segera masuk ke jajaran 15 besar peringkat UFC.

Potensi Lawan Berikutnya:

Jika Matthews ingin naik ke level yang lebih tinggi, ia perlu menghadapi lawan-lawan tangguh seperti:

    • Michel Pereira: Petarung unik dengan gaya striking flamboyan.
    • Geoff Neal: Striker eksplosif yang bisa menguji ketahanan Matthews.
    • Sean Brady: Grappler kuat yang bisa memberikan tantangan di ground game.

Jika Matthews terus mencatat kemenangan, bukan tidak mungkin ia bisa menjadi salah satu petarung top di divisi Welterweight UFC.

Bintang Masa Depan UFC dari Australia

Jake Matthews telah membuktikan bahwa ia adalah salah satu petarung terbaik Australia yang bertarung di panggung dunia. Dengan kombinasi ketahanan, teknik, dan mental baja, ia telah menaklukkan berbagai lawan di UFC dan terus berkembang sebagai petarung elite.
Dengan usianya yang masih relatif muda dan rekam jejak impresif, Matthews memiliki potensi besar untuk menjadi penantang gelar di masa depan.

Sebagai penggemar MMA, kita patut menantikan bagaimana Jake Matthews akan melanjutkan perjalanannya di UFC dan membawa nama Australia ke puncak dunia seni bela diri campuran.

(PR/timKB).

Sumber foto: tapology.com

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda