Jakarta – Dalam dunia tinju, hanya sedikit petinju yang mampu menorehkan sejarah dengan kemenangan luar biasa atas seorang legenda. Salah satu nama yang akan selalu dikenang adalah Leon Spinks. Lahir pada 11 Juli 1953 di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat, Spinks dikenal sebagai petinju yang mengalahkan Muhammad Ali dalam salah satu pertarungan terbesar dalam sejarah tinju dunia.
Kemenangan tersebut tidak hanya mengejutkan dunia tinju, tetapi juga menjadikan Spinks sebagai salah satu petinju tercepat yang merebut gelar juara dunia kelas berat dengan jumlah pertarungan profesional yang minim. Namun, setelah puncak kejayaannya itu, kariernya diwarnai dengan pasang surut, cedera, dan berbagai tantangan di luar ring.
Perjalanan Karier Leon Spinks
Leon Spinks memulai perjalanannya di dunia tinju dari level amatir. Sejak remaja, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam bertinju dan dengan cepat berkembang menjadi salah satu petinju muda terbaik di Amerika Serikat.
Puncak karier amatirnya terjadi di Olimpiade Musim Panas 1976 di Montreal, Kanada. Ia bertanding di kelas berat ringan dan berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Sixto Soria dari Kuba di babak final.
Prestasi ini semakin mengukuhkan namanya sebagai calon bintang tinju masa depan, dan tidak lama kemudian, ia memutuskan untuk beralih ke dunia tinju profesional.
Debut Profesional dan Perjalanan Menuju Muhammad Ali (1977-1978)
Setelah meraih kesuksesan di Olimpiade, Spinks mulai bertarung di dunia profesional pada tahun 1977. Dengan kombinasi kecepatan, daya tahan, dan teknik bertarung agresif, ia langsung menarik perhatian dunia tinju.
Hanya dalam satu tahun setelah debutnya, Spinks mendapatkan kesempatan emas untuk bertarung melawan Muhammad Ali dalam perebutan gelar juara dunia kelas berat WBA dan WBC. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa, mengingat Spinks baru menjalani 7 pertarungan profesional sebelum menantang Ali.
Kemenangan Legendaris atas Muhammad Ali (1978)
Pada 15 Februari 1978, Leon Spinks berhadapan dengan Muhammad Ali dalam pertarungan 15 ronde di Las Vegas Hilton, Nevada.
Ali, yang saat itu adalah juara bertahan dunia kelas berat, merupakan favorit besar dalam pertandingan ini. Banyak yang menganggap Spinks tidak memiliki pengalaman atau keahlian yang cukup untuk mengalahkan Ali, yang saat itu sudah menjadi legenda dalam dunia tinju.
Namun, Spinks mengejutkan dunia dengan strategi bertarung yang luar biasa. Ia mampu:
-
- Menekan Ali dengan gaya bertarung agresif
- Mengandalkan stamina luar biasa untuk terus menyerang sepanjang 15 ronde
- Menggunakan kecepatan pukulan yang membuat Ali kesulitan menghindar
Hasil akhirnya, Leon Spinks menang melalui split decision (keputusan juri terbagi) dan menjadi juara dunia kelas berat WBA dan WBC.
Kemenangan ini menjadikannya juara dunia kelas berat dengan pengalaman profesional paling sedikit dalam sejarah. Dalam sekejap, Spinks menjadi sorotan utama dalam dunia olahraga dan dianggap sebagai bintang tinju masa depan.
Rematch: Kekalahan dari Muhammad Ali (1978)
Sayangnya, kejayaan Spinks tidak bertahan lama. Hanya tujuh bulan setelah kemenangan bersejarahnya, ia harus menghadapi Ali dalam pertandingan ulang pada 15 September 1978.
Dalam pertarungan kedua ini, Ali mengubah strateginya dan tampil lebih disiplin, dengan teknik bertahan yang lebih solid dan serangan yang lebih terukur. Hasilnya Spinks kalah dengan keputusan juri setelah 15 ronde, dan Ali kembali merebut gelar juara dunia.
Kekalahan ini menjadi titik balik dalam karier Spinks, karena ia tidak pernah lagi mencapai level tertinggi dalam dunia tinju.
Perjuangan yang Berat
Menghadapi Larry Holmes untuk Gelar WBC (1981)
Setelah kehilangan gelarnya, Spinks terus bertarung dan berusaha kembali ke puncak. Ia mendapatkan kesempatan untuk merebut gelar kelas berat WBC melawan Larry Holmes pada 1981.
Namun, Holmes, yang merupakan salah satu petinju terbaik di era itu, terlalu tangguh bagi Spinks. Hasilnya? Spinks kalah melalui TKO di ronde ketiga.
Turun ke Kelas Cruiserweight
Karena kesulitan bersaing di divisi kelas berat, Spinks mencoba turun ke kelas cruiserweight. Namun, meskipun ia sempat memenangkan beberapa pertarungan, ia tidak pernah lagi meraih gelar juara dunia.
Pertarungan Terakhir dan Pensiun (1995)
Spinks bertarung hingga 1995, tetapi kariernya semakin meredup. Ia akhirnya memutuskan untuk pensiun dengan rekor profesional 26 kemenangan (14 KO), 17 kekalahan, dan 3 kali seri.
Gaya Bertarung Leon Spinks
Leon Spinks dikenal sebagai petinju dengan kombinasi kecepatan, agresivitas, dan daya tahan luar biasa. Berikut adalah beberapa ciri khas dalam gaya bertarungnya:
-
- Pukulan Cepat dan Kombinasi Agresif: Ia sering menekan lawan dengan serangan bertubi-tubi.
- Stamina Tinggi: Spinks mampu bertarung dalam tempo tinggi selama 15 ronde.
- Mental Tangguh: Meskipun sering menerima pukulan keras, ia selalu memberikan perlawanan sengit.
Masa Pensiun dan Kehidupan Setelah Tinju
Setelah pensiun, Spinks menghadapi berbagai tantangan kesehatan dan keuangan. Ia sempat bekerja di berbagai pekerjaan untuk bertahan hidup, termasuk menjadi petugas kebersihan dan pengawal keamanan.
Pada 2019, ia didiagnosis menderita kanker prostat, yang akhirnya merenggut nyawanya pada 5 Februari 2021 di usia 67 tahun.
Prestasi dan Penghargaan Leon Spinks
-
- Medali Emas Olimpiade 1976 di kelas berat ringan
- Juara Dunia Kelas Berat WBA & WBC (1978)
- Petinju dengan jumlah pertarungan profesional paling sedikit yang memenangkan gelar kelas berat dunia
- Pernah bertarung melawan petinju legendaris seperti Muhammad Ali dan Larry Holmes
Leon Spinks adalah salah satu petinju paling bersejarah dalam dunia tinju. Dari medali emas Olimpiade hingga mengalahkan Muhammad Ali, ia telah meninggalkan warisan yang luar biasa.
Meskipun kariernya mengalami banyak pasang surut, Spinks tetap dikenang sebagai petinju yang membuat salah satu kejutan terbesar dalam sejarah tinju.
(EA/timKB).
Sumber foto: si.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
George Foreman vs. Ken Norton: Pertarungan Epik Di Caracas
Para Pemain Basket Tertinggi di Dunia
Stephen Curry: Sang Raja Tembakan Tiga Poin NBA