Jakarta – Pada tanggal 31 Maret 1973, dunia tinju menyaksikan salah satu pertarungan paling mengejutkan dalam sejarah ketika Muhammad Ali menghadapi Ken Norton di San Diego Sports Arena, California. Pertarungan ini tidak hanya mengubah karir kedua petinju, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia tinju.
Latar Belakang Pertarungan
Muhammad Ali, yang dikenal sebagai “The Greatest,” memasuki ring dengan rekor 41-1 dan status sebagai juara NABF (North American Boxing Federation) kelas berat. Ali, yang baru saja kembali dari kekalahan profesional pertamanya melawan Joe Frazier dalam “Fight of the Century” pada tahun 1971, berusaha untuk membangun kembali rekornya dan membuktikan bahwa dia masih menjadi salah satu petinju terhebat di dunia. Setelah kekalahan dari Frazier, Ali telah memenangkan beberapa pertarungan berturut-turut, tetapi pertarungan melawan Norton akan menjadi ujian besar berikutnya.
Di sisi lain, Ken Norton, yang dijuluki “The Black Hercules,” adalah penantang peringkat keenam dengan rekor 29-1. Norton dikenal karena kekuatan fisiknya yang luar biasa dan gaya bertarungnya yang unik. Meskipun belum memiliki reputasi sebesar Ali, Norton menunjukkan potensi besar dan bertekad untuk membuktikan dirinya di kancah tinju dunia.
Pertarungan ini disiarkan langsung di televisi gratis di Amerika Serikat melalui ABC.
Jalannya Pertarungan
Pertarungan dimulai dengan kedua petinju saling mengukur kekuatan. Norton menunjukkan jab kiri yang kuat, sementara Ali menggunakan pukulan kiri cepat untuk menjaga jarak. Namun, seiring berjalannya ronde, Norton mulai mendominasi dengan gaya bertarungnya yang tidak ortodoks, yang melibatkan jab dari bawah dan pertahanan dengan tangan yang bersilang.
Pada ronde pertama, Ali mengalami cedera rahang yang parah, yang kemudian diketahui sebagai rahang yang patah. Meskipun demikian, Ali terus bertarung hingga ronde terakhir. Norton terus menekan Ali dengan pukulan-pukulan yang efektif, sementara Ali tampak kurang aktif dan tidak dalam performa terbaiknya.
Keputusan dan Kontroversi
Setelah 12 ronde yang penuh dengan ketegangan, Ken Norton dinyatakan sebagai pemenang melalui keputusan split (7-4, 5-4, 5-6). Kemenangan ini mengejutkan dunia tinju dan memicu kontroversi. Ali kemudian dirawat di rumah sakit untuk memperbaiki rahangnya yang patah. Pelatih Ali, Angelo Dundee, mengklaim bahwa rahang Ali patah pada ronde pertama, sementara pelatih Norton, Eddie Futch, mengklaim bahwa cedera tersebut terjadi pada ronde kesebelas.
Statistik Pertarungan
Selama pertarungan, Norton mendaratkan 233 pukulan dengan akurasi 43%, sementara Ali hanya mendaratkan 171 pukulan dengan akurasi 26%. Norton unggul dalam pukulan kekuatan dengan perbandingan 124-78. Ali berhasil mendaratkan lebih banyak pukulan di empat ronde, sementara Norton unggul di delapan ronde.
Dampak dan Setelah Pertarungan
Setelah pertarungan, Ali menerima kekalahannya dengan lapang dada dan setuju untuk berjabat tangan dengan Norton di ring. Norton kemudian mengunjungi kamar rumah sakit Ali, yang diyakini memperkuat persahabatan mereka. Kedua belah pihak segera memulai pembicaraan untuk pertandingan ulang, dengan Ali mengklaim bahwa dia akan memenangkan pertarungan berikutnya dan Norton mengatakan bahwa dia akan menjatuhkan Ali pada kesempatan berikutnya.
Warisan Pertarungan
Pertarungan antara Muhammad Ali dan Ken Norton pada 31 Maret 1973 tetap menjadi salah satu momen paling berkesan dalam sejarah tinju. Kemenangan Norton atas Ali tidak hanya mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu petinju terbaik, tetapi juga menambah babak baru dalam karir legendaris Ali. Pertarungan ini menunjukkan ketangguhan dan keberanian kedua petinju, serta memberikan pelajaran berharga tentang ketekunan dan semangat juang.
Pertarungan ini juga menjadi awal dari persaingan panjang antara Ali dan Norton, yang akhirnya menghasilkan trilogi pertarungan yang penuh dengan drama dan ketegangan. Warisan pertarungan ini terus dikenang oleh para penggemar tinju di seluruh dunia sebagai salah satu contoh terbaik dari olahraga yang penuh dengan keberanian dan determinasi.
(EA/timKB).
Sumber foto: youtube
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Birgit Prinz: Sang Legenda Sepak Bola Wanita Jerman
Stanislas Wawrinka: Perjalanan Sang Juara Grand Slam
Rocky Marciano Gantung Sarung Tinju