Jakarta – Trevor Berbick yang lahir di Port Antonio, Jamaika pada 1 Agustus 1954, adalah satu dari sedikit petinju legendaris kelas berat yang bukan berasal dari Amerika Serikat di eranya. Dari sekian banyak petinju legendaris di kelas berat, ada seorang petinju yang berkesempatan menghadapi tiga legenda tinju dari generasi berbeda. Adalah seorang Trevor Berbick yang menjadi satu satunya petinju yang bertandong melawan Larry Holmes, Muhammad Ali dan Mike Tyson. Berbick tercatat dalam sejarah sebagai petinju terakhir yang menjadi lawan Muhammad Ali sebelum pensiun. Berbick yang saat itu berusia 27 tahun berhasil mengalahkan Ali dengan kemenangan mutlak dari perhitungan juri. Laga keduanya dikenal sengan “Drama In Bahamas”.
Ali yang tengah tidak dalam performa terbaiknya setelah menderita sakit tetap melakoni laga terakhirnya itu setelah mendapat izin dari dokter.Pertarungan berjalan cukup seru di mana Ali melancarkan sejumlah kombinasi pukulan sebelum akhirnya kepayahan meladeni semangat membara dari seorang Berbick. Meski begitu, Ali tidak roboh dan tetap bertarung sampai ronde terakhir.
Sebelumnya Berbick menjalani kariernya sebagai petinju amatir dengan mengikuti Olimpiade Momntreal di tahun 1976 dan meraih medali perunggu di PAN American Games mewakili negaranya, Jamaika. Dia beralih ke dunia tinju profesional pada September 1976 dan berhasil memenangkan 18 dari 20 pertarungan profesional pertamanya (1 kekalahan dan 1 seri). Catatan tersebut memberinya kesempatan untuk merebut mahkota kelas berat milik Larry Holmes pada April 1981. Sayang, dia harus mengakui kekuatan Larry Holmes setelah dipukul kalah dengan keputusan mutlak.
Trevor Berbick tampil beringas dan sukses memenangkan 10 dari 12 pertarungan dalam kariernya setelah mengalahkan Ali. Capaian itu memberinyakesempatan kedua untuk merebut gelar kelas berat WBC yang kali ini dipegang Pinklon Thomas. Digelar di Nevada, AS pada Maret 1986, kali ini Trevor Berbick sukses membawa pulang gelar juara kelas berat WBC setelah menaklukkan Pinklon Thomas selama 12 ronde dengan keputusan mutlak.
Namun, tak butuh lama bagi Berbick untuk merasakan indahnya menjadi seorang juara, datang petinju muda yang menantangnya berduel di atas ring tinju pada November 1986. Dia adalah Mike Tyson muda yang saat itu masih berusia 20 tahun.
Mendapat dukungan penuh dari Ali untuk membalaskan dendamnya, Mike Tyson sukses menjalankan misi tersebut dengan memukul KO Berbick. Bahkan, petinju Jamaika itu sampai terkapar 3 kali di atas ring berkat hook kiri keras dari si Leher Beton.
Berkat kemenangan tersebut, Mike Tyson berhak atas gelar juara kelas berat WBC milik Berbick sekaligus menjadikannya petinju termuda yang mendapatkan gelar tersebut di usianya yang baru 20 tahun. Tak sampai di situ, kemenangan Tyson itu juga menjadi salah satu yang paling ikonik dalam sejarah kariernya dan membuka jalan ‘Iron Mike’ menjadi seorang legenda tinju dan salah satu petinju kelas berat terbaik di dunia. Berbick pun melanjutkan karier tinjunya. Sayang, dirinya tidak pernah mendapatkan kesempatan lagi di salah satu gelar kelas berat utama.
Hidup sang penutup karier Mohamad Ali dan pembuka karier Mike Tyson itu harus berakhir tragis. Nyawa Travor Berbick harus melayang dengan tragis di usianya yang ke-52 tahun. Jasadnya ditemukan tepat di halaman gereja di Jamaika pada Oktober 2006 lalu. Berdasarkan penyelidikan polisi, Berbick terlibat sengketa tanah dengan keponakannya sendiri. Satu dari dua pelaku pembunuhan eks petinju itu tak lain adalah sang keponakan yang masih berusia 20 tahun, Harold Berbick. Harold Berbick akhirnya dihukum atas pembunuhan tersebut dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Sementara Gordon dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.
(Yp/timKB).
Sumber foto: teamtalk.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Ángel Nieto Roldán: Kisah Legenda Balap Motor Spanyol
Pembalap Kehilangan Berat Badan Karena Berkeringat
Gervonta Davis: Dari Baltimore ke Puncak Dunia Tinju