Jakarta – Dalam setiap petarung, ada kisah yang lebih dalam daripada sekadar pukulan, kuncian, atau kemenangan. Kisah tentang mimpi, kehilangan, dan keberanian untuk memilih jalur lain ketika dunia menutup pintu yang pertama. Itulah kisah Dominick Reyes, pria tinggi besar dari Hesperia, California, yang lahir bukan untuk menyerah, tetapi untuk terus melangkah — bahkan saat arah berubah.
Dikenal dengan julukan “The Devastator”, Reyes telah menjadi salah satu petarung paling dikenang dalam sejarah divisi Light Heavyweight UFC. Bukan hanya karena pukulannya yang tajam atau tendangannya yang mematikan, tetapi karena ia pernah membuat legenda Jon Jones terlihat goyah — dan hampir menciptakan sejarah.
Anak Pegunungan California dengan Mimpi NFL
Lahir pada 26 Desember 1989, Dominick tumbuh di Hesperia, sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh pegunungan dan gurun. Ia dibesarkan dalam keluarga yang sangat menghargai olahraga. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan atletisme luar biasa, bermain berbagai cabang olahraga dan akhirnya menetapkan pilihannya pada American football.
Sebagai quarterback utama di Stony Brook University, Reyes dikenal cerdas dalam membaca permainan dan memiliki kekuatan lemparan yang impresif. Ia bermimpi besar: suatu hari akan mengenakan seragam NFL dan menjadi bintang di liga sepak bola paling kompetitif di dunia.
Namun setelah menyelesaikan kuliah, mimpi itu tak kunjung menjadi kenyataan. Tak ada tim yang mengontraknya. Tak ada panggilan. Hanya diam dan kekecewaan.
“Saat itu, saya merasa dunia saya runtuh,” kenang Reyes.
“Tapi saya sadar, kalau saya berhenti, semuanya benar-benar berakhir.”
Menemukan Jalan Baru di Atas Matras
Saat mencoba mencari arah hidup baru, Dominick kembali ke Ultimate Gym, pusat pelatihan bela diri milik kakaknya. Ia mulai ikut latihan kickboxing dan grappling, awalnya hanya untuk mengisi waktu dan menjaga kebugaran. Tapi sesuatu berubah.
Ternyata, tubuhnya menyimpan insting petarung. Refleksnya yang terasah dari bermain football, kekuatan kakinya, dan koordinasi tubuhnya membuatnya cepat berkembang. Dalam waktu singkat, ia mulai mengikuti kompetisi amatir MMA dan menunjukkan bakat luar biasa di dalam ring.
Tahun 2014, Reyes memutuskan menjadi petarung profesional. Dan dari sanalah, “The Devastator” lahir.
Terobosan Cepat — Dari KO Kilat ke Sorotan Dunia
Di awal karier profesionalnya, Reyes mencatatkan rekor tak terkalahkan, semuanya dimenangkan dengan penyelesaian cepat. Ia dengan mudah memukul jatuh lawan-lawannya dengan kombinasi pukulan tajam dan tendangan kiri yang terkenal mematikan.
Pertarungan profesional kedelapannya di UFC Fight Night 112 (2017) melawan Joachim Christensen menjadi momen perkenalan Reyes dengan publik UFC. Hanya dalam 29 detik, ia menyarangkan kombinasi pukulan yang membuat lawannya tumbang — dan sejak itu, dunia menoleh.
Menuju Puncak — Saat Devastator Menghadang Raja
Setelah mengalahkan nama-nama besar seperti Jared Cannonier, Ovince Saint Preux, dan mantan juara Chris Weidman, Reyes akhirnya mendapatkan kesempatan terbesar dalam hidupnya: menantang Jon “Bones” Jones — salah satu petarung MMA terhebat sepanjang masa.
Pertarungan mereka berlangsung di UFC 247, Februari 2020. Tak banyak yang memberi peluang kepada Reyes. Namun yang terjadi di dalam oktagon justru mengejutkan semua orang.
Selama tiga ronde pertama, Reyes menghujani Jones dengan serangan presisi dan tak kenal takut. Ia menjaga jarak dengan tendangan panjang, menyerang dengan kombinasi cepat, dan bahkan membuat Jones bertahan defensif — sesuatu yang jarang terlihat.
Meski akhirnya kalah lewat keputusan mutlak, banyak pengamat, analis, dan fans merasa bahwa Reyes layak menang. Dana White bahkan mengakui betapa kompetitifnya laga itu.
“Saya tahu saya menang,” ujar Reyes setelah pertarungan.
“Tapi saya tidak akan berhenti sampai saya pastikan sabuk itu benar-benar di pinggang saya.”
Kegelapan Setelah Puncak
Setelah malam epik itu, Reyes kembali ke oktagon untuk memperebutkan sabuk kosong melawan Jan Błachowicz. Namun kali ini, ia kalah KO di ronde kedua. Tak lama setelahnya, ia menghadapi petarung eksentrik asal Republik Ceko, Jiri Procházka, dalam salah satu pertarungan terbaik tahun 2021 — lagi-lagi, Reyes kalah KO, meski menunjukkan hati seorang pejuang sejati.
Laga-laga itu berat, baik secara fisik maupun mental. Reyes mengalami cedera, tekanan publik, dan keraguan terhadap dirinya sendiri. Namun, ia tidak berhenti.
Ia memilih untuk mundur sejenak, membangun kembali dirinya, berlatih lebih keras, memperkuat mental, dan kembali ke UFC dengan semangat baru.
Gaya Bertarung — Kombinasi Atletisme dan Insting Mematikan
Reyes bukan hanya petarung keras. Ia adalah petarung cerdas dengan gaya bertarung yang menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan efisiensi.
Ciri khas gaya bertarung Dominick Reyes:
-
- Tendangan kiri cepat dan kuat, sering kali menjadi senjata penyelesaian
- Pukulan lurus presisi, memanfaatkan reach advantage
- Footwork lincah dan adaptif, hasil pengalaman sebagai quarterback
- Kontrol tempo pertarungan, menjaga lawan tetap di bawah tekanannya
Warisan, Harapan, dan Jalan Kembali
Meski belum menjadi juara, Dominick Reyes telah menciptakan momen abadi dalam sejarah UFC. Ia adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar membuat Jon Jones terlihat rapuh. Ia adalah bukti bahwa kegagalan bukanlah akhir — bahkan bisa jadi awal dari bab yang lebih besar.
Kini, Reyes kembali menjalani kamp latihan penuh, mempersiapkan kebangkitannya. Dengan usia yang masih produktif dan pengalaman yang luas, “The Devastator” belum selesai.
Ketika Kegagalan Menjadi Batu Loncatan
Dominick Reyes tidak hanya bertarung untuk menang. Ia bertarung untuk membuktikan bahwa seseorang bisa jatuh dan bangkit lagi. Bahwa mimpi yang hilang bisa tergantikan oleh tujuan yang lebih besar. Dan bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal sabuk — tapi tentang keberanian untuk terus maju, meski luka belum sembuh.
Karena dalam hati seorang petarung sejati, setiap pukulan bukan hanya serangan — tapi pengingat bahwa ia belum selesai.
Dan Dominick “The Devastator” Reyes, belum selesai.
(PR/timKB).
Sumber foto: usatoday.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Menanti Persib Menjuarai BRI Liga 1
Daniil Medvedev Ke Perempatfinal Madrid Open 2025
Hasil Tes MotoGP Jerez 2025