Jakarta – Dalam dunia UFC yang dipenuhi petarung-petarung tangguh dari berbagai belahan dunia, Patrick Mark Pimblett — atau yang lebih dikenal dengan nama “Paddy the Baddy” — muncul sebagai fenomena yang tak hanya mencolok karena kemampuannya, tetapi juga karena kepribadiannya yang flamboyan, lantang, dan tak pernah meminta maaf atas siapa dirinya.
Dengan potongan rambut seperti era The Beatles, logat Liverpool yang kental, dan karisma alami yang membuat kamera enggan melepas pandangan darinya, Paddy telah menjelma menjadi lebih dari sekadar atlet. Ia adalah bintang, simbol pemberontakan, dan suara lantang dari komunitas yang ia bela.
Tumbuh di Jantung Liverpool — Jalanan, Identitas, dan Mimpi
Lahir pada 3 Januari 1995 di Liverpool, Inggris, Paddy dibesarkan di kota yang dikenal keras namun penuh semangat dan solidaritas. Liverpool bukan hanya rumah bagi klub sepak bola legendaris atau sejarah musik dunia — kota ini juga melahirkan orang-orang yang berani, apa adanya, dan siap bertarung untuk hal yang mereka yakini.
Dari usia belia, Paddy sudah menyukai olahraga, namun bukan sepak bola seperti kebanyakan anak-anak Inggris. Ia tertarik pada seni bela diri campuran, sebuah dunia yang saat itu belum terlalu populer di Inggris, terutama bagi anak muda dari keluarga biasa.
Ia mulai berlatih Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dan tak butuh waktu lama untuk menunjukkan bakat. Bagi Paddy muda, matras bukan sekadar tempat berlatih; itu adalah tempat di mana ia menemukan identitas dan rasa percaya diri.
Awal Karier — Dari Matras Lokal ke Cage Warriors
Paddy memulai debut profesionalnya di usia 17 tahun, dengan karakter petarung yang keras kepala, tidak takut, dan terus maju menyerang. Tak lama, ia bergabung dengan Cage Warriors, organisasi MMA asal Eropa yang telah melahirkan banyak bintang besar, termasuk Conor McGregor.
Di Cage Warriors, nama Paddy mulai melejit. Ia memenangkan gelar Featherweight Champion dan menjadi sorotan karena selain performanya yang luar biasa, juga karena gaya promosinya yang unik. Di atas ring, ia berbahaya. Di luar ring, ia menghibur. Kombinasi ini membuat Paddy menjadi magnet baru bagi penggemar MMA di Inggris.
Masuk UFC — Ledakan Pertama “The Baddy”
Tahun 2021, Paddy akhirnya menandatangani kontrak dengan Ultimate Fighting Championship (UFC), organisasi MMA paling prestisius di dunia. Ia membuat debutnya di UFC Fight Night: Brunson vs. Till melawan Luigi Vendramini.
Hanya butuh empat menit dan 25 detik bagi Paddy untuk mencuri perhatian dunia. Meski sempat terkena serangan keras, ia bangkit dan memenangkan pertarungan melalui TKO yang eksplosif. Saat wawancara pasca-pertarungan, ia menyampaikan pesan dengan nada bercanda, namun penuh keyakinan:
“I’m the new cash cow, lad. People can’t take their eyes off me.”
Itulah awal dari fenomena “The Baddy.”
Gaya Bertarung — Risiko, Hiburan, dan Skill yang Tak Terbantahkan
Paddy bukan petarung yang bermain aman. Ia dikenal memiliki gaya bertarung berani mati, selalu mengejar penyelesaian dan tidak takut menghadapi pertarungan terbuka.
Kelebihan utamanya meliputi:
-
- Brazilian Jiu-Jitsu elite: Memiliki sabuk hitam dan kemampuan submission kelas dunia.
- Striking agresif: Walau masih berkembang, ia mampu memukul dengan volume dan kekuatan tinggi.
- Ketahanan mental: Tidak pernah panik saat diserang, dan selalu mencari celah untuk membalikkan keadaan.
- Aura bintang alami: Di atas ring ia bertarung, di luar ring ia membangun cerita.
Namun, gaya bertarungnya juga tak lepas dari kritik. Beberapa pengamat menyebut Paddy terlalu sering membuka celah dan tidak disiplin dalam defense. Tapi bagi Paddy, pertarungan bukan hanya soal menang — tapi juga soal menghibur.
Di Balik “The Baddy” — Suara untuk Kesehatan Mental
Di balik persona eksentrik dan ucapannya yang penuh percaya diri, Paddy juga menunjukkan kedalaman emosional dan tanggung jawab sosial.
Pada 2022, setelah salah satu sahabatnya meninggal karena bunuh diri, Paddy menyampaikan pesan yang sangat menyentuh usai kemenangannya di UFC London:
“There’s a stigma in this world that men can’t talk. If you’re a man, and you’ve got weight on your shoulders, talk to someone. Please.”
Pesan itu viral di seluruh dunia dan membuat publik melihat sisi lain dari dirinya. Paddy bukan hanya seorang petarung — tapi juga manusia yang memahami pentingnya berbagi luka.
Prestasi dan Ambisi yang Masih Membara
Prestasi:
-
- Mantan juara Cage Warriors Featherweight
- Empat kemenangan beruntun di UFC dengan performa mencolok
- Salah satu petarung dengan basis penggemar terbesar dari Inggris saat ini
- Ikon baru UFC Eropa
Paddy mengincar peringkat 10 besar di divisi Lightweight, dan tidak menutup kemungkinan mengejar sabuk juara suatu hari nanti. Namun bagi Paddy, memenangkan hati penonton dan membawa MMA ke lebih banyak orang di Inggris juga merupakan tujuan utamanya.
Bukan Sekadar Bintang, Tapi Ikon
Patrick Mark Pimblett, dengan segala keunikannya, telah membuktikan bahwa kharisma bisa sama kuatnya dengan kemampuan bertarung. Ia tidak hanya membawa warna baru ke UFC, tetapi juga membuka jalan bagi generasi baru petarung Inggris yang percaya bahwa menjadi diri sendiri adalah kekuatan terbesar.
(PR/timKB).
Sumber foto: tapology.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Menanti Persib Menjuarai BRI Liga 1
Daniil Medvedev Ke Perempatfinal Madrid Open 2025
Hasil Tes MotoGP Jerez 2025