Jakarta – Maya April Moore lahir pada 11 Juni 1989 di Jefferson City, Missouri, Amerika Serikat. Sejak awal, Maya tumbuh dengan kecintaan yang mendalam terhadap olahraga, terutama bola basket. Ibunya, Kathryn Moore, yang mengasuh Maya sebagai orang tua tunggal, memainkan peran penting dalam membentuk karir olahraga putrinya. Kathryn menyadari bakat luar biasa Maya di usia muda, dan dia tidak ragu untuk memberikan dukungan penuh bagi perkembangan bakat tersebut. Bahkan, Kathryn-lah yang pertama kali memasang keranjang bola basket di rumah mereka saat Maya berusia 3 tahun.
Dengan dorongan dan dukungan penuh dari ibunya, Maya mulai berlatih secara serius, dan bakatnya dalam bola basket segera terlihat. Di usianya yang masih muda, dia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengontrol bola dan memahami strategi permainan. Saat masih kecil, Maya sering berkompetisi di berbagai turnamen lokal dan menarik perhatian para pelatih bola basket setempat karena kelincahannya, kemampuan mencetak angka, serta kecerdasannya dalam membaca permainan.
Ketika Maya dan ibunya pindah ke Georgia, langkah besar berikutnya dalam perjalanannya sebagai atlet bola basket dimulai. Maya bersekolah di Collins Hill High School di Suwanee, Georgia, tempat di mana ia berkembang pesat sebagai pemain bintang. Selama masa sekolahnya, Maya tidak hanya bersinar di lapangan, tetapi juga menjadi figur yang dihormati karena etos kerjanya, kerendahan hati, dan tekad yang luar biasa. Ia membantu tim bola basket sekolahnya meraih tiga kejuaraan negara bagian, dan selama karir sekolahnya, Collins Hill mencatat rekor luar biasa dengan 125 kemenangan dan hanya 3 kekalahan.
Di masa sekolah menengah atas, Maya dinobatkan sebagai National Player of the Year oleh beberapa outlet media olahraga, dan ia dipilih sebagai Gatorade Female Athlete of the Year. Keberhasilannya di tingkat sekolah menengah membuka pintu untuk meraih karir yang lebih cemerlang, dan semua mata tertuju pada pilihan perguruan tinggi yang akan diambilnya.
Dominasi di University of Connecticut (UConn)
Maya Moore memilih untuk melanjutkan pendidikan dan karir bola basketnya di University of Connecticut (UConn), salah satu program bola basket wanita paling bergengsi di Amerika Serikat. Di bawah asuhan pelatih legendaris Geno Auriemma, Moore segera menjadi salah satu pemain yang paling ditakuti di NCAA. UConn sudah dikenal sebagai program bola basket yang kuat, tetapi dengan tambahan Moore, mereka menjadi tak terbendung.
Selama empat tahun (2007–2011) karirnya di UConn, Maya Moore membawa timnya meraih dua gelar juara NCAA(2009 dan 2010). Salah satu pencapaian paling mengesankan dari karir universitas Moore adalah ketika UConn mencatat rekor kemenangan beruntun 90 pertandingan, sebuah rekor yang luar biasa dan mencatat sejarah bola basket wanita di NCAA. Di bawah kepemimpinan Moore, UConn benar-benar menjadi tim yang mendominasi dan tak terkalahkan selama bertahun-tahun.
Selain sukses tim, Maya Moore juga berhasil meraih banyak penghargaan individu. Ia dinobatkan sebagai Naismith College Player of the Year sebanyak dua kali (2009 dan 2011), AP Player of the Year, serta pemenang John Wooden Award. Moore menjadi pemain serba bisa yang dominan dalam mencetak angka, rebound, bermain bertahan, dan bahkan mengatur permainan.
Bakat Moore dalam mencetak angka sangat luar biasa. Ia mencetak lebih dari 3.000 poin selama karir kuliahnya, menjadikannya salah satu pencetak angka terbanyak dalam sejarah bola basket wanita universitas. Selain kemampuan teknis yang mumpuni, Maya dikenal karena kepemimpinannya di lapangan. Ketika tim UConn berada di bawah tekanan, Maya selalu tampil sebagai pemain yang dapat diandalkan untuk membuat perbedaan. Sifat kompetitifnya dan kecintaannya pada permainan membuat Maya tidak hanya menjadi pemain yang hebat tetapi juga pemimpin yang diandalkan.
Karir Profesional: Bersinar di WNBA dengan Minnesota Lynx
Setelah karir kuliahnya yang gemilang, Maya Moore memasuki WNBA Draft 2011, dan seperti yang diharapkan, ia terpilih sebagai pilihan pertama oleh Minnesota Lynx. Sebagai salah satu pemain muda yang paling dinantikan untuk debut profesionalnya, Maya Moore segera menunjukkan bahwa harapan besar yang disematkan padanya bukanlah kebetulan.
Musim rookie-nya di Minnesota Lynx langsung membuktikan bahwa Moore adalah pemain spesial. Pada musim pertamanya, ia membantu Minnesota Lynx memenangkan gelar juara WNBA 2011, prestasi yang sangat luar biasa bagi seorang pemain yang baru saja memulai karir profesionalnya. Moore memenangkan penghargaan WNBA Rookie of the Year, dan ini hanya awal dari perjalanan karir profesionalnya yang cemerlang.
Di Minnesota Lynx, Maya Moore terus membantu timnya mendominasi WNBA. Bersama dengan pemain-pemain hebat seperti Seimone Augustus, Lindsay Whalen, dan Sylvia Fowles, Moore menjadikan Lynx sebagai kekuatan yang tak terbendung di liga. Tim tersebut memenangkan empat gelar juara WNBA pada tahun 2011, 2013, 2015, dan 2017, menjadikan mereka salah satu dinasti paling dominan dalam sejarah WNBA.
Moore tidak hanya menjadi pemain yang dominan dalam mencetak angka, tetapi ia juga dikenal karena kemampuannya bertahan dengan baik dan memberikan assist yang tajam. Kecepatan, kelincahan, dan kecerdasan permainannya menjadikan Maya sebagai ancaman di setiap sisi lapangan. Pada tahun 2014, Moore mencapai puncak kesuksesan individu dengan memenangkan WNBA MVP.
Selain gelar-gelar juara tim, Moore meraih penghargaan individu lainnya, termasuk WNBA Finals MVP pada tahun 2013, beberapa kali masuk All-WNBA First Team, dan beberapa kali tampil sebagai WNBA All-Star. Maya Moore dikenal sebagai pemain yang selalu tampil maksimal di pertandingan-pertandingan besar, membuatnya menjadi salah satu pemain paling dihormati di liga.
Karir Internasional dan Olimpiade
Di luar WNBA, Maya Moore juga menjalani karir yang luar biasa di kancah internasional. Ia bermain untuk beberapa tim luar negeri selama offseason, termasuk di Spanyol, Tiongkok, dan Rusia. Karirnya di liga luar negeri juga menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang dapat bersinar di mana saja.
Moore juga sukses besar di level internasional dengan Tim Nasional Amerika Serikat. Ia mewakili AS dalam beberapa ajang besar, termasuk Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio 2016, di mana ia membantu tim AS meraih dua medali emas. Selain itu, ia juga memenangkan dua gelar juara dunia FIBA pada 2010 dan 2014. Prestasinya di tingkat internasional semakin mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa.
Pensiun dan Aktivisme Sosial
Pada puncak karirnya, di tahun 2019, Maya Moore mengejutkan dunia dengan memutuskan untuk berhenti sementara dari bola basket profesional untuk fokus pada perjuangan keadilan sosial. Moore sangat terlibat dalam membantu Jonathan Irons, seorang pria yang dipenjara secara tidak adil selama lebih dari 20 tahun. Ia bekerja tanpa lelah untuk membebaskan Irons, menggunakan pengaruhnya sebagai atlet terkenal untuk mendukung reformasi peradilan.
Setelah berhasil membebaskan Jonathan Irons pada tahun 2020, Moore terus terlibat dalam aktivitas sosial dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang tidak bersalah. Keputusan Moore untuk meninggalkan karir yang begitu cemerlang demi memperjuangkan kebenaran membuatnya semakin dihormati, tidak hanya sebagai atlet, tetapi juga sebagai aktivis yang berani dan berkomitmen.
Pada awal tahun 2022, Maya Moore secara resmi mengumumkan pensiun dari bola basket profesional, meninggalkan warisan yang luar biasa baik di lapangan maupun di luar lapangan.
Hall of Fame Bola Basket Wanita 2024
Pada tahun 2024, Maya Moore akan diabadikan di Hall of Fame Bola Basket Wanita, sebuah penghormatan tertinggi bagi karir yang begitu luar biasa. Penghargaan ini adalah pengakuan atas dedikasi Maya yang tak kenal lelah dalam olahraga yang dicintainya dan kontribusi sosialnya yang tak ternilai. Masuknya Maya Moore ke Hall of Fame tidak hanya menandakan akhir dari karir legendarisnya di lapangan, tetapi juga merayakan perjalanannya sebagai ikon global yang telah menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.
Maya Moore adalah sosok yang luar biasa dalam dunia bola basket dan dunia aktivisme. Dari Jefferson City hingga puncak dunia bola basket, prestasi Maya Moore di dalam dan di luar lapangan menjadikannya salah satu figur yang paling berpengaruh di generasinya. Terpilihnya Maya Moore ke dalam Hall of Fame Bola Basket Wanita 2024 adalah penghargaan yang pantas atas dedikasinya yang luar biasa dalam karir bola basket yang cemerlang serta kontribusinya pada perjuangan keadilan sosial.
(EA/timKB).
Sumber foto: oprah.com
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Teófilo Stevenson: Legenda Tinju Kuba Dan Juara Olimpiade
Pencetak Gol Terbanyak Dalam Satu Tahun Kalender
Shohei Ohtani: Bintang MLB Asal Jepang