Jakarta – Pada 20 Juni 1980, dunia tinju menyaksikan salah satu pertarungan paling legendaris sepanjang sejarah olahraga ini. Roberto Duran, petinju asal Panama yang dikenal dengan julukan “Hands of Stone”, menghadapi Sugar Ray Leonard, bintang muda Amerika yang baru saja meraih gelar juara dunia kelas welter WBC. Pertarungan ini berlangsung di Olympic Stadium, Montreal, Kanada, dan menjadi bagian pertama dari trilogi epik antara dua petinju hebat.
Latar Belakang Pertarungan
Sugar Ray Leonard, yang saat itu berusia 24 tahun, adalah juara bertahan kelas welter WBC dengan rekor 27-0. Ia dikenal dengan gaya bertarung yang cepat dan elegan, serta kemampuan bertahan yang luar biasa. Di sisi lain, Roberto Duran, yang berusia 29 tahun, adalah mantan juara kelas ringan dengan rekor 71-1, yang dikenal karena gaya bertarungnya yang agresif dan pukulan keras.
Pertarungan ini sangat dinantikan karena mempertemukan dua gaya bertarung yang kontras—Leonard dengan teknik dan kelincahannya, sementara Durán dengan kekuatan dan tekanan konstan. Sebelum laga, Leonard menjadi favorit dengan peluang 9-5, tetapi Durán memiliki pengalaman dan mentalitas yang kuat untuk menghadapi tantangan besar.
Duran menggunakan taktik psikologis untuk mengganggu Leonard sebelum pertarungan. Ia kerap mengejek lawannya, memancing emosi, dan menantang Leonard untuk bertarung dalam gaya yang lebih keras. Tak hanya itu, Durán juga berhasil membangun aura intimidasi yang membuat Leonard terbawa emosi dan masuk ke perangkap strateginya.
Jalannya Pertarungan
Sejak ronde pertama, Duran langsung mengambil inisiatif dengan gaya bertarungnya yang agresif. Ia terus menekan Leonard, memaksa sang juara bertahan untuk bertarung dalam jarak dekat. Leonard, yang biasanya mengandalkan kecepatan dan footwork, memilih untuk meladeni gaya bertarung Durán, yang ternyata menjadi kesalahan besar.
Durán berhasil mendominasi sebagian besar pertarungan dengan pukulan keras dan kombinasi yang efektif. Leonard berusaha membalas dengan serangan balik, tetapi tekanan konstan dari Durán membuatnya kesulitan mengembangkan strategi. Kedua petinju bertarung dengan intensitas tinggi sepanjang 15 ronde, tanpa ada knockdown, tetapi dengan banyak momen dramatis yang membuat penonton terpukau.
Kecepatan dan teknik Leonard menjadi kurang efektif dalam pertarungan ini karena Durán berhasil mengurungnya dalam gaya bertarung yang lebih dekat. Leonard mencoba mengubah strategi di ronde-ronde akhir, tetapi Durán tetap menjaga agresivitasnya hingga akhir laga.
Hasil dan Dampak Pertarungan
Setelah 15 ronde, Roberto Durán dinyatakan menang melalui keputusan mutlak dengan skor 146-144, 148-147, dan 145-144. Kemenangan ini mengukuhkan Durán sebagai salah satu petinju terbaik dunia dan memberinya gelar kelas welter WBC.
Pertarungan ini juga menjadi pelajaran bagi Leonard, yang menyadari bahwa ia harus mengubah strateginya jika ingin mengalahkan Durán di masa depan. Hanya lima bulan kemudian, pada 25 November 1980, Leonard berhasil membalas kekalahannya dalam pertarungan kedua mereka yang dikenal sebagai “No Más”, di mana Durán menyerah di ronde kedelapan tanpa alasan yang jelas, meninggalkan salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah tinju.
Pertarungan Durán vs. Leonard I adalah salah satu duel paling bersejarah dalam dunia tinju. Ini bukan hanya tentang kemenangan dan kekalahan, tetapi juga tentang strategi, mentalitas, dan bagaimana dua petinju hebat saling menguji batas kemampuan mereka. Hingga kini, “The Brawl in Montreal” tetap dikenang sebagai salah satu pertarungan terbaik sepanjang masa.
Pertandingan ini juga menjadi simbol bagaimana kekuatan mental dan strategi bisa menentukan hasil di atas ring. Durán berhasil membawa Leonard ke dalam gaya bertarungnya, sementara Leonard belajar bahwa tidak semua pertarungan bisa dimenangkan dengan kecepatan dan teknik saja. Ini adalah salah satu duel yang membentuk warisan tinju, dan hingga kini, pertarungan ini tetap menjadi perbincangan dalam dunia olahraga.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda
Berita lainya
Allan Simonsen: Pemain Denmark Pemenang Ballon d’Or
Chaos di Las Vegas: Malam Kelam UFC 229
Arie Haan: Pahlawan Sepakbola De Oranje