Jakarta – Futbol Club Barcelona (FC Barcelona), yang dikenal di seluruh dunia sebagai Barça, bukanlah sekadar klub sepak bola. Ia adalah simbol identitas, budaya, dan ketahanan Katalunya. Dengan moto terkenalnya, “Més Que Un Club” (Lebih dari Sekadar Klub), sejarah berdirinya Barça adalah sebuah kisah transnasional yang dimulai di akhir abad ke-19, melibatkan seorang imigran Swiss, dan berakar kuat dalam dinamika politik dan sosial kota Barcelona.
Awal Mula: Kedatangan Joan Gamper
Sejarah Barça dimulai dengan seorang pria bernama Hans Gamper (yang kemudian dikenal sebagai Joan Gamper di Katalunya). Lahir di Winterthur, Swiss, pada tahun 1877, Gamper pindah ke Barcelona pada tahun 1898 karena urusan pekerjaan. Ia adalah seorang yang sangat mencintai olahraga, terutama sepak bola, yang saat itu baru mulai mendapatkan popularitas di daratan Eropa.
Gamper, yang saat itu berusia 22 tahun, segera merasa rindu akan komunitas olahraga dan permainan sepak bola yang ia tinggalkan. Pada tanggal 22 Oktober 1899, ia memublikasikan sebuah iklan yang tak terduga namun monumental di surat kabar lokal, Los Deportes.
“Teman dan rekan saya di kolom ini, saya mencari orang-orang yang bersemangat untuk mempraktikkan permainan sepak bola yang sekarang sedang populer.” — Iklan Joan Gamper di Los Deportes, 22 Oktober 1899.
Respons terhadap iklan tersebut cukup positif. Dalam beberapa minggu, serangkaian pertemuan dan diskusi diadakan untuk membentuk sebuah klub.
Kelahiran Resmi: 29 November 1899
Setelah beberapa pertemuan pendahuluan, tanggal 29 November 1899 ditetapkan sebagai hari resmi berdirinya klub di Gimnas Solé, sebuah gimnasium kecil di Calle Montaner. Pertemuan bersejarah ini dihadiri oleh dua belas orang yang mewakili beberapa negara, menunjukkan sifat kosmopolitan klub sejak awal:
-
- Swiss: Hans Gamper dan tiga rekan senegaranya.
- Inggris: Tiga orang.
- Katalan: Lima orang, termasuk Gualteri Wild, yang terpilih sebagai presiden pertama klub.
Pada pertemuan ini, mereka memutuskan nama klub: Foot-Ball Club Barcelona. Mereka juga menyepakati lambang dan warna klub, yang konon terinspirasi dari FC Basel (klub asal Gamper) atau warna tim rugby Inggris. Mereka memilih warna yang kini menjadi identik dengan klub: Biru (Blau) dan Merah Marun (Grana), menghasilkan nama julukan Blaugrana.
Pertumbuhan dan Konsolidasi Awal (1900–1920)
Tahun-tahun awal klub diwarnai oleh semangat amatirisme, namun komitmen Gamper terhadap klubnya sangat besar. Ia tidak hanya menjadi pemain andalan (dan pencetak gol ulung) tetapi juga menjabat sebagai presiden dalam beberapa periode yang berbeda, menyelamatkan klub dari krisis finansial di awal abad ke-20.
Stadion pertama yang digunakan klub adalah lapangan sewaan di Velódromo de la Bonanova, sebelum pindah ke Carrer Indústria pada tahun 1909. Stadion Indústria adalah tonggak sejarah penting karena merupakan stadion pertama yang benar-benar dimiliki klub.
Pada tahun 1902, Barça memenangkan trofi pertamanya, Copa Macaya, yang merupakan kejuaraan regional Katalunya. Konsolidasi klub terjadi melalui dominasi di kompetisi regional dan nasional. Pada tahun 1910, mereka memenangkan Copa del Rey (Piala Raja) pertama mereka.
Pada dekade kedua abad ke-20, Barça menjadi klub yang diakui secara nasional. Kedatangan pemain-pemain legendaris seperti Paulino Alcántara, striker Filipina yang menjadi idola Culé pertama, membuat klub semakin populer.
Era Emas Pertama dan Krisis Politik (1920–1939)
Periode antara 1920-an hingga pecahnya Perang Saudara Spanyol dianggap sebagai Era Emas Pertama Barça. Klub pindah ke stadion baru yang besar, Camp de Les Corts, pada tahun 1922. Stadion ini menjadi simbol kekuatan baru klub, dengan kapasitas awal 20.000 penonton yang kemudian diperluas hingga 60.000.
Barça menjuarai Liga Spanyol yang baru dibentuk pada musim pertamanya, 1928–29.
Namun, pada masa ini, hubungan antara klub dan identitas Katalunya semakin kuat. Saat Spanyol memasuki periode politik yang bergejolak, FC Barcelona menjadi tempat di mana budaya dan bahasa Katalan dapat diekspresikan secara bebas, sesuatu yang ditekan oleh pemerintah pusat.
Tragedi melanda pada tahun 1925 ketika rezim diktator Primo de Rivera menutup stadion Les Corts selama enam bulan dan memaksa Joan Gamper untuk melepaskan kepresidenannya. Peristiwa ini sangat memukul Gamper, dan ia kemudian mengakhiri hidupnya pada tahun 1930. Ia dikenang sebagai jiwa dan pendiri klub, dan namanya kini diabadikan di turnamen pramusim tahunan klub, Trofeo Joan Gamper.
Puncak dari tragedi politik terjadi pada tahun 1936 ketika presiden klub saat itu, Josep Sunyol, seorang politisi sayap kiri dan nasionalis Katalan terkemuka, dieksekusi oleh pasukan Nasionalis Jenderal Franco. Klub mengalami kesulitan finansial dan represi selama Perang Saudara Spanyol dan tahun-tahun awal kediktatoran Franco.
“Més Que Un Club”: Simbol Ketahanan
Di bawah kediktatoran Franco (1939–1975), nama klub diubah secara paksa dari bahasa Katalan menjadi bahasa Spanyol (Club de Fútbol Barcelona), dan lambang klub harus dimodifikasi. Namun, justru di bawah tekanan inilah moto “Més Que Un Club” benar-benar menjadi hidup. Klub menjadi benteng pertahanan bagi identitas Katalunya yang terlarang, sebuah tempat berlindung di mana bendera Katalan dan semangat regional dapat dipertahankan.
Sejak berdirinya pada tahun 1899 oleh Hans Gamper dan rekan-rekannya, FC Barcelona telah berkembang dari pertemuan kecil di gimnasium menjadi salah satu institusi olahraga terbesar dan paling sukses di dunia, berdiri sebagai simbol abadi bagi rakyat Katalunya dan sebagai kekuatan global dalam sepak bola.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda

Berita lainya
Bournemouth Tahan Imbang Chelsea Di Stamford Bridge
Setan Merah Ditahan Imbang Tim Juru Kunci Di Old Trafford
Libas Aston Villa, Arsenal Juara Paruh Musim