Complex PTSD (C-PTSD) adalah gangguan psikologis yang terjadi akibat paparan trauma yang berkepanjangan dan berulang, sering kali dalam kondisi di mana seseorang merasa tidak berdaya atau terperangkap. Berbeda dengan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) biasa yang bisa muncul setelah satu kejadian traumatis, C-PTSD berkembang dari pengalaman traumatis yang terus-menerus, seperti pelecehan masa kecil, kekerasan dalam rumah tangga, atau eksploitasi.
Gejala C-PTSD
C-PTSD memiliki gejala yang mirip dengan PTSD, tetapi dengan tambahan elemen psikologis yang lebih kompleks. Gejala-gejala ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan interpersonal, dan kesejahteraan emosional seseorang.
-
- Kesulitan dalam Mengatur Emosi: Penderita C-PTSD sering mengalami kesulitan dalam mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat. Mereka bisa mengalami ledakan emosi yang tiba-tiba, merasa hampa, atau mengalami depresi yang berkepanjangan. Ketidakstabilan emosional ini sering kali muncul akibat trauma yang berlangsung lama dan membentuk pola pikir serta respons emosional seseorang terhadap dunia sekitar.
- Perasaan Rendah Diri yang Intens: Orang dengan C-PTSD sering merasa tidak berharga dan memiliki rasa bersalah yang berlebihan, bahkan tanpa alasan yang jelas. Trauma berkepanjangan dapat merusak rasa percaya diri mereka, membuat mereka merasa tidak layak mendapatkan kebahagiaan atau keberhasilan. Pikiran negatif ini bisa sangat sulit diatasi dan sering kali memengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan atau mengejar tujuan hidup.
- Kesulitan dalam Hubungan Sosial: Kepercayaan terhadap orang lain sering kali terganggu pada individu dengan C-PTSD. Mereka mungkin menjauh dari orang lain karena ketakutan akan ditolak, disakiti, atau dikhianati. Hubungan interpersonal menjadi tantangan besar karena mereka bisa merasa tidak aman dalam ikatan emosional. Dalam beberapa kasus, penderita bisa menghindari hubungan yang dekat sama sekali atau, sebaliknya, masuk ke dalam hubungan yang berulang kali memperkuat pola trauma mereka.
- Gangguan Identitas: Trauma berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang kehilangan rasa identitas diri. Penderita C-PTSD mungkin merasa terpisah dari diri mereka sendiri atau mengalami kebingungan tentang siapa mereka sebenarnya. Mereka bisa merasa seperti ada bagian dari diri mereka yang “hilang” atau sulit memahami nilai-nilai dan tujuan hidup mereka. Gangguan identitas ini dapat berdampak pada hubungan sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan pribadi.
- Pengulangan Pola Trauma: Tanpa disadari, penderita C-PTSD dapat masuk kembali ke dalam situasi yang menyerupai trauma sebelumnya. Mereka mungkin menjalin hubungan dengan orang-orang yang memiliki karakteristik mirip dengan pelaku trauma, atau mengambil keputusan yang memperkuat perasaan tidak berdaya mereka. Pola ini terjadi karena trauma yang dialami telah membentuk cara mereka melihat dunia dan memahami hubungan interpersonal.
Penyebab dan Faktor Risiko
C-PTSD biasanya berkembang akibat trauma yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama. Tidak seperti PTSD yang umumnya berasal dari satu kejadian traumatis yang ekstrem, C-PTSD muncul karena pengalaman traumatis berulang yang meninggalkan dampak mendalam pada psikologi dan perkembangan seseorang. Berikut adalah beberapa penyebab utama dan faktor risiko yang berkontribusi terhadap gangguan ini:
-
- Pelecehan Emosional, Fisik, atau Seksual di Masa Kecil: Pelecehan yang terjadi dalam periode perkembangan seseorang—terutama masa kanak-kanak—dapat menyebabkan C-PTSD. Anak-anak yang mengalami kekerasan verbal, penganiayaan fisik, atau pelecehan seksual sering kali tidak memiliki mekanisme pertahanan yang cukup untuk melawan trauma, sehingga dampaknya bisa bertahan hingga dewasa. Ketakutan yang berulang serta lingkungan yang tidak aman dapat membentuk pola pikir yang merusak rasa aman, kepercayaan diri, dan hubungan sosial mereka di kemudian hari.
- Kekerasan dalam Rumah Tangga: Orang yang hidup dalam rumah tangga penuh kekerasan sering kali mengalami trauma berkepanjangan. Hal ini bisa terjadi akibat pelecehan dari pasangan atau anggota keluarga lain yang terus-menerus mengontrol, mengintimidasi, atau menyakiti secara emosional maupun fisik. Dalam situasi seperti ini, korban sering merasa terjebak, tanpa jalan keluar, dan ketidakberdayaan yang terus-menerus dapat memperkuat dampak psikologis yang berujung pada C-PTSD.
- Pengabaian Ekstrem atau Kurangnya Lingkungan Aman: Kurangnya perlindungan, perhatian, atau kasih sayang yang memadai dalam masa perkembangan seseorang dapat menyebabkan C-PTSD. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh pengabaian, di mana kebutuhan emosional dan fisiknya tidak terpenuhi, sering kali mengalami perasaan tidak aman yang kronis. Ketidakmampuan untuk mengembangkan rasa percaya terhadap dunia luar dapat berdampak besar pada kemampuan mereka dalam menjalin hubungan yang sehat serta menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri.
- Eksploitasi atau Perdagangan Manusia: Korban eksploitasi atau perdagangan manusia sering kali mengalami penderitaan yang sangat ekstrem, baik secara fisik maupun emosional. Trauma yang dialami tidak hanya berasal dari tindakan eksploitasi itu sendiri, tetapi juga dari hilangnya kebebasan, ketakutan konstan, dan kondisi kehidupan yang penuh ancaman. Pengalaman ini dapat menyebabkan perasaan ketidakberdayaan yang mendalam, kehilangan identitas diri, serta kesulitan dalam membangun kembali kehidupan setelah lolos dari situasi tersebut.
- Konflik Berkepanjangan, Seperti Perang atau Perbudakan: Orang yang terpapar konflik berkepanjangan—baik sebagai korban perang, pengungsi, maupun individu yang mengalami perbudakan atau eksploitasi ekstrem—sering kali mengalami trauma yang berulang. Ketidakpastian hidup, kehilangan orang-orang terkasih, serta ancaman terhadap keselamatan mereka dapat menciptakan kondisi psikologis yang penuh tekanan dan ketakutan. Paparan trauma berulang tanpa adanya dukungan yang memadai sering kali menyebabkan C-PTSD dan berdampak pada kehidupan jangka panjang seseorang.
Faktor Risiko Tambahan
Selain penyebab langsung, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami C-PTSD, termasuk:
-
- Durasi dan Intensitas Trauma – Semakin lama seseorang mengalami trauma, semakin besar kemungkinan C-PTSD berkembang.
- Kurangnya Dukungan Sosial – Tanpa lingkungan yang mendukung, korban trauma lebih rentan mengalami kesulitan pemulihan.
- Genetika dan Riwayat Kesehatan Mental – Individu dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan psikologis mungkin lebih rentan terhadap C-PTSD.
- Kepercayaan Diri yang Rendah – Orang yang sejak awal memiliki konsep diri negatif lebih mungkin menginternalisasi trauma dan mengalami C-PTSD.
Dampak C-PTSD pada Kehidupan Sehari-hari
C-PTSD tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang, termasuk hubungan sosial, karier, dan kesejahteraan fisik. Beberapa orang mengalami kesulitan mempertahankan pekerjaan, merasa kesulitan menjalin hubungan romantis, atau mengalami masalah kesehatan seperti insomnia, sakit kepala, dan gangguan pencernaan yang terkait dengan stres kronis.
Cara Mengatasi dan Pengobatan
Meskipun C-PTSD adalah gangguan yang kompleks, ada beberapa pendekatan yang dapat membantu pemulihan, seperti:
-
- Terapi Psikologis – Terapi berbasis trauma, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Dialectical Behavioral Therapy (DBT), atau terapi EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing).
- Medikasi – Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat antidepresan atau pengatur kecemasan untuk mengelola gejala.
- Dukungan Sosial – Membentuk hubungan yang aman dan terpercaya dengan teman, keluarga, atau kelompok pendukung dapat sangat membantu.
- Mindfulness dan Teknik Relaksasi – Meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesadaran diri.
Penutup
Complex PTSD adalah gangguan serius yang bisa sangat memengaruhi kehidupan seseorang, tetapi dengan pemahaman yang tepat dan dukungan yang memadai, pemulihan dan peningkatan kualitas hidup tetap mungkin. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami C-PTSD, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental dan membangun lingkungan yang mendukung untuk perjalanan pemulihan.
(EA/timKB).
Sumber foto: google
Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda

Berita lainya
Bournemouth Tahan Imbang Chelsea Di Stamford Bridge
Setan Merah Ditahan Imbang Tim Juru Kunci Di Old Trafford
Libas Aston Villa, Arsenal Juara Paruh Musim