Kulit Bundar

New Age of Sports Community

Dino Zoff, Kiper Legendaris Italia Di Piala Dunia 1982


Jakarta – Dalam sejarah sepak bola Italia, nama Dino Zoff berdiri tegak lurus, melampaui sekadar statistik atau trofi. Ia adalah perwujudan ketenangan, ketahanan, dan keanggunan seorang pria yang menjadi pilar pertahanan, baik bagi Juventus, maupun tim nasional Italia, Azzurri. Zoff bukan hanya seorang penjaga gawang; ia adalah simbol keabadian yang membentang melintasi empat dekade, mencapai puncak kejayaannya pada usia yang umumnya dianggap sebagai akhir karier atlet.

Baca juga: Paolo Rossi, Top Skor dan Pemain Terbaik Piala Dunia 1982

Lahir pada 28 Februari 1942 di Mariano del Friuli, karier Zoff dimulai dengan sedikit drama. Pada usia 14 tahun, ia ditolak oleh dua klub besar Italia, Juventus dan Inter Milan, karena dianggap “terlalu pendek.” Namun, setelah menjalani wajib militer dan mengalami lonjakan pertumbuhan signifikan, Zoff berhasil mendapatkan tempat di Udinese pada 1961. Penolakan awal ini hanya menjadi babak awal dari kisah ketekunan yang mendefinisikan seluruh kariernya.

Menemukan Jati Diri dan Dominasi Klub

Setelah periode di Udinese dan Mantova, karier Zoff benar-benar bersinar ketika ia bergabung dengan Napoli pada tahun 1967. Di sana, ia mengembangkan reputasinya sebagai kiper yang hampir tidak bisa ditembus. Kekuatan utamanya terletak pada penempatan posisi yang sempurna dan kemampuan membaca permainan yang luar biasa. Ia jarang melakukan penyelamatan spektakuler karena ia selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Gaya bermainnya yang tenang ini memberinya julukan ‘Super-Dino’ dan ‘il Monumento’ (Monumen).

Puncak dominasi klubnya tercapai setelah ia pindah ke Juventus pada tahun 1972, di usia 30 tahun. Keputusan itu terbukti emas. Dalam 11 tahun bersama La Vecchia Signora, Zoff memenangkan enam gelar Serie A, satu Coppa Italia, dan menjadi finalis Piala Eropa (sekarang Liga Champions UEFA).

Namun, warisan statistiknya yang paling mencolok datang di Turin: Zoff memegang rekor waktu terlama tanpa kebobolan gol dalam kompetisi internasional (1.142 menit) antara tahun 1972 dan 1974. Rekor ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang kepercayaan mutlak yang ia berikan kepada pertahanan di depannya. Dalam tim yang penuh bintang seperti Juventus, Zoff adalah fondasi yang tak tergoyahkan.

Ikon Azzurri dan Kemenangan Terakhir

Karier internasional Zoff adalah sebuah saga yang setara dengan pencapaian klubnya. Ia memulai debutnya untuk Italia pada tahun 1968, membantu Azzurri memenangkan Kejuaraan Eropa tahun itu. Ia menjadi kiper pilihan pertama Italia untuk hampir setiap turnamen besar selama 14 tahun berikutnya.

Namun, momen terbesar Zoff datang pada Piala Dunia FIFA 1982 di Spanyol. Zoff adalah kapten tim yang awalnya kesulitan dan hampir tersingkir di babak pertama. Tim Italia, yang dilatih oleh Enzo Bearzot, dikritik keras oleh media. Zoff, sebagai kapten, memimpin rekan-rekannya dalam silenzio stampa (boikot media) untuk melindungi fokus tim.

Keputusan itu terbayar lunas. Italia bangkit di babak kedua, mengalahkan tim-tim kuat seperti Argentina dan Brasil yang saat itu diperkuat Zico dan Sócrates dalam pertandingan klasik yang dikenang sebagai salah satu yang terbaik sepanjang masa.

Pada akhirnya, di usia 40 tahun, 4 bulan, dan 13 hari, Dino Zoff mengangkat trofi Piala Dunia, setelah Italia mengalahkan Jerman Barat 3-1 di final. Pencapaian ini menjadikannya pemain tertua yang pernah memenangkan Piala Dunia FIFA—sebuah rekor yang tetap bertahan hingga hari ini.

Kemenangan itu lebih dari sekadar trofi; itu adalah validasi terhadap nilai-nilai yang ia junjung: kerja keras, disiplin, dan, yang terpenting, kesabaran. Momen ikonik saat Zoff mengangkat trofi di Santiago Bernabéu adalah gambar seorang pria paruh baya yang tenang, yang akhirnya mencapai keabadian melalui ketekunan yang tak tergoyahkan.

Warisan: Ketenangan dan Kehormatan

Setelah pensiun sebagai pemain pada tahun 1983, Zoff melanjutkan kariernya sebagai pelatih, mengelola Juventus dan tim nasional Italia. Di bawah kepelatihannya, Italia mencapai final Euro 2000, di mana mereka kalah dari Prancis melalui gol emas.

Warisan Dino Zoff terletak pada filosofi bermainnya. Ia adalah representasi sempurna dari Catenaccio Italia, di mana pertahanan adalah seni. Zoff diakui oleh Federasi Sejarah dan Statistik Sepak Bola Internasional (IFFHS) sebagai Penjaga Gawang Terbaik Italia Abad ke-20 dan berada di posisi ketiga dalam daftar kiper terbaik dunia.

Dino Zoff bukanlah kiper dengan lompatan akrobatik atau teriakan gila di lapangan. Ia adalah penjaga gawang yang bekerja dalam keheningan, mengalirkan kepercayaan diri tanpa kata-kata kepada rekan satu timnya. Ia adalah kapten yang memimpin dengan contoh, seorang monumen yang abadi di bawah mistar gawang, mengingatkan dunia bahwa kehebatan sejati seringkali ditemukan dalam ketenangan yang mantap, dan bahwa ambisi tidak mengenal batas usia. Zoff akan selalu dikenang sebagai il Vecchio (Si Tua) yang menantang waktu dan memenangkan pertarungan melawan skeptisisme.

(EA/timKB).

Sumber foto: google

Download aplikasi Kulit Bundar untuk membaca berita dan artikel lebih mudah di gadget anda