Pernah ada, sebuah sinetron di stasiun TV swasta yang ditonton banyak orang, berjudul ‘Tukang Bubur Naik Haji’. Memotret yang dianggap “orang susah” namun memiliki daya juang sehingga bisa menunaikan apa yang diimaninya. Sebuah tontonan, yang bisa jadi dianggap sebagai penyemangat bagi orang-orang yang merasa senasib.
Perasaan senasib bisa menjadi sebuah faktor untuk melakukan sesuatu. Bisa pula untuk memotivasi seseorang untuk tidak meratapi keadaanya dan melakukan apa pun yang baik. Bisa jadi, Kholidin nonton sinetron tentang tukang bubur. Karena, ia memang penjual bubur ayam pada sebuah kawasan, di tengah kota Jakarta. Tetapi, kini ia menambah cerita hidupnya. Naik podium, meraih medali di ajang olahraga bergengsi tingkat regional.
Mungkin, kita sulit untuk menemukan alasan dalam menentukan tujuan. Entah dalam pekerjaan, usaha, bahkan prestasi. Semangat Kholidin untuk tidak menyerah pada keadaan, dapat tergambar dari enam alasan ala International Coaching Academy untuk kita menentukan tujuan, bahkan bangkit dari keterpurukan.
- Memiliki tujuan bisa membentuk rencana jangka panjang. Coba tentukan tujuan sejak dari bangun tidur, tidak harus memenuhi sebuah tujuan dalam satu hari, namun tentukan tenggat waktu.
- Memiliki tujuan bisa membuat antusias. Menentukan apa yang ingin dicapai melalui tulisan sederhana “Saya ingin mencapai…”, merupakan pendorong yang baik untuk meraih tujuan.
- Memiliki tujuan bukan hanya meneriakkan resolusi tiap akhir/awal tahun. Mencapai tujuan adalah bentuk perjalanan hidup, sebuah tahapan untuk sesuatu yang besar dalam hidup.
- Memiliki tujuan membentuk diri untuk terus berkarya. Untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan karya. Membuat karya memerlukan lingkungan yang suportif. Mulai dari diri sendiri dengan berusaha dan mencari support system yang baik serta benar.
- Memiliki tujuan membentuk rasa percaya diri. Ketika mencapai sebuah tujuan, perasaan dalam diri, selain senang tapi juga bersiap untuk meraih tujuan-tujuan yang baru dalam hidup.
- Memiliki tujuan artinya memiliki visi jangka panjang. Memiliki mimpi dan yakin bisa melewati tantangan untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam wawancaranya dengan jurnalis Kompas, I.G.A. Bagus, ia bercerita bahwa pada 2017 kehilangan lengan kanannya karena terjatuh dari pohon. Kholidin adalah salah satu atlet panahan Indonesia di ASEAN Para Games 2022. Tiga medali berhasih diraihnya, salah satunya medali emas. Persiapan yang dilakukannya tidak main-main. Selama enam bulan sebelum Para Games, ia rutin memanah dengan 300 anak panah setip hari.
Cerita Kholidin bisa dikaitkan dengan konsep S.M.A.R.T dari Doran, Miller, dan Cunningham. Dari tukang bubur melesat menjadi atlet yang diperhitungkan. Bagaikan anak panah yang dilepas dari busurnya, lalu tepat mengenai sasaran.
SPECIFIC
Kholidin menentukan nasibnya melalui panahan. Bukan cabang olahraga lain, hanya panahan.
MEASURABLE
Kholidin mengukur kemampuan dirinya, apalagi setelah salah satu bagian tubuhnya mengalami amputasi. Ia menganggap, bahwa anggota tubuhnya yang tidak mengalami amputasi bisa membantunya untuk punya prestasi dalam memanah.
ATTAINABLE
Jujur sama diri sendiri. Walau mengalami masa yang tidak enak saat pertama kali berlatih panahan, setelah amputasi, Kholidin tahu apa yang ingin ia raih. Menjadi juara panahan.
REALISTIC
Tujuan harus bisa dilakukan. Walau mengalami amputasi, Kholidin tidak sendiri untuk meraih tujuannya, sebagai juara. Pelatih dan dukungan komunitas pun membantunya untuk tetap bisa realistis dengan apa yang dituju.
TIME
Kholidin telah membuktikan dirinya sebagai juara. Namun, sebagai atlet professional, ia tentu memiliki tenggat waktu untuk meraih tujuan. Predikatnya sebagai juara telah membuktikan bahwa ia tidak punya pola pikir menunda sesuatu, yang masuk dalam daftar mimpinya untuk menjadi juara.
Selamat untuk Kholidin. Indonesia bangga punya idola baru yang bisa menginspirasi banyak orang. Penuturannya kepada sang jurnalis “Menarik tali busur dengan gigi karena tangan kanan mengalami amputasi. Tangan kiri memegang busur panah.” Semangat yang luar biasa. Bahkan pelatihnya, Denny Decko, menyebut Kholidin sebagai “ Manusia super yang mampu bersaing dengan pemanah-pemanah beranggotakan tubuh lengkap.
(BS/timKB)
Sumber Foto: Kompas
Berita lainya
Canelo Álvarez: Legenda Tinju Meksiko
Diana Taurasi: “White Mamba” Legenda Bola Basket Wanita
Cafu: Kapten Legendaris Brasil Dan AC Milan