Konflik dan perang tidak pernah menjadi cerita yang menyenangkan. Apalagi, saat melihat manusia yang harus berpindah dengan susah payah. Dari wilayah yang tidak aman ke wilayah yang dianggap aman. Penuh perjuangan, meninggalkan rumah, dan menuju entah ke mana. Sebuah awal ketidakpastian.
Bagi Meena Asadi, Indonesia bisa jadi rumah baru yang memunculkan harapan. Perempuan asal Afghanistan itu pergi dari rumahnya, negara yang dicintainya, tujuh tahun lalu bersama suami dan anak perempuannya.
Sebagai bagian dari hampir 7500 orang pengungsi asal Afghanistan, Meena mencari perlindungan di Indonesia. Melansir VOA Indonesia, para pengungsi tersebut tinggal di kamp pengungsian dan sebagian lagi mencari tempat tinggal sendiri bermodalkan uang bulanan dari UNHCR sebesar Rp.1,6 juta.
Saat di rumahnya, Afghanistan, ia adalah atlet karate. Sekarang, ia pun masih mencintai karate. Melalui Cisarua Refugee Shotokan Karate Club (CRSKC), ia mengajarkan nilai-nilai baik dan benar dalam olahraga kepada anak-anak pengungsi. Mengutip UNHCR Indonesia, bagi Meena, karate sejak ia mengenalnya 17 tahun lalu, mengajarkan kepercayaan diri dan kemampuan mengelola diri.
CRSKC berdiri di tahun 2016. Sudah lebih dari 30 murid karate yang bergabung. 10 murid karatenya adalah perempuan, berasal dari Iran, Afghanistan, dan Pakistan. Beberapa murid karatenya pun telah memiliki sertifikat resmi untuk sabuk tingkatan. Meena dan CRSKC memiliki hubungan baik dengan atlet-atlet karate nasional dan induk organisasi karate Indonesia (INKAI).
Meena pernah berkompetisi di tahun 2010 pada South Asian Games di Bangladesh dan berhasil meraih tiga medali perak. Pada tahun 2012, ia meraih dua medali pada kejuaraan karate Asia Selatan di India. Ia adalah satu-satunya atlet perempuan yang mewakili Afghanistan.
Tahun 2018, Meena berhasil menerima sertifikat sabuk tingkatan Dan 3 dari Karatenomichi World Federation (KWF). Organisasi tersebut adalah bagian dari perkumpulan elit karate sedunia yang berbasis di Tokyo, Jepang. Di masa pandemi, tahun 2021, ia mengikuti kejuaraan Walikota Bogor. Berkompetisi dengan 300 karateka, melalui daring, mereka mengirimkan video dan Meena berhasil menang, merebut medali emas.
“Karate mengajarkan saya sebuah nilai yaitu hadapi setiap tantangan. Melalui karate, para perempuan bisa belajar untuk meraih haknya”, kata Meena. Ia juga mempunyai mimpi supaya dirinya dan bahkan anak-anak asuhnya, kelak bisa berkompetisi dalam Refugee Olympic Team.
(BS/timKB)
Sumber Foto: UNHCR Indonesia
Berita lainya
Pembalap Kehilangan Berat Badan Karena Berkeringat
Gervonta Davis: Dari Baltimore ke Puncak Dunia Tinju
“The Battle of Ages” – Holyfield Bertahan Melawan Foreman